Mengutuk

3.5K 141 18
                                    

Dan tiba saatnya aku  pun masuk sekolah, kalian tau liburanku sangat membosankan. Ya jadi aku sangat gembira saat aku masuk sekolah. Sebenarnya aku masuk sekolah pun tidak menggembirakan juga, ya tapi daripada aku hanya di rumah bermain sama teman-teman yang tak nyataku. Lebih baik aku di sekolah, daripada aku semakin menjadi gila.

Yang kuharapkan saat itu ialah aku mendapat kelas dengan anak-anak yang tidak menyebalkan, ralat maksudku yang menganggap ku ada. Ya karena lebih sakit tidak dianggap dari pada melihat tingkah yang menyebalkan.

Ya tapi ada hal yang pelu kalian tau sebelum masuk sekolah, aku sempat mengalami tekanan yang berat. Sangat berat. Dan ingatkah kalian tentang iblis?  Tentang mengikuti iblis? Dan sepertinya inilah kisah menarik yang akan kuceritakan.

Saat kakak ku ditinggal dengan orang yang dicinta, bukan berarti itu bukanlah masalah yang tidak berat. Ya mungkin tidak berat bagi cinta monyet seperti ABG, tapi bagaimana jika sudah ke jenjang serius? Kalian sudah tau bahwa kakak ku ditinggalkan oleh tunangannya yang harusnya menikah tahun depan. Dan satu hal keluarga ku menyembunyikan hal ini dari Papaku (Kok bisa kan satu keluarga?) Terdengar konyol memang, seorang anak menyembunyikan hal sebesar itu dari ayahnya sendiri. Sebenarnya kami tidak ingin menyembunyikannya, tapi apa daya. Papa ku mempunyai penyakit jantung. Dan jika kami memberi taunya sama saja seperti kami membunuhnya secara tidak langsung. Hal ini sangat sulit, apalagi kakakku harus terlihat tegar, agar terlihat tak terjadi apa-apa.

Bukan berarti Mamaku lepas dari tanggung jawabnya, tidak Mama ku berusaha untuk bicara pada Papa hanya saja diwaktu yang tepat. Ya tapi keberuntungan tidak berpihak pada kami, namanya juga kebohongan pasti akan terungkap. Tapi bagaimana jika terungkapnya sangat drama? -Drama? tapi ini nyata-

Ya aku selalu berharap andai saja itu mimpi. Papaku mengetahuinya saat sedang kerja . (Kok bisa kan di kantor? -Papaku bekerja di kantor keluarga dan saat itu sedang bersama Bapa tua(Bahasa batak om) di restorant) Bukan kami yang memberitaunya, tapi sebuah bukti. 
  Saat disana Papa ku melihat Kak Vion dan ya pacar barunya (Aku lebih senang memanggilnya wanita murahan  :'D , ya kalian taukan Orang ketiga adalah J*A*B*L*A*Y )

Papa saat itu menelpon Mama

"Halloo Ma?"

"Iya ada apa Pa?"

"Ma Papa lihat Vion jalan sama perempuan lain itu siapanya ya?"

"Ah Papa salah liat kali."

"Bentar ya Ma, Papa samperin dulu." -Telephone dimatikan-

 Papaku menghampirinya dan diliat ialah Kak Vion yang sedang bermesraan dengan pelacur barunya (Maafkan author ya bahasanya kasar :') )

"Vioooonnnn. Ngapain kamu di sini."

Kak vion tidak dapat menjawab, dan kalian tau? Papaku kena serangan jantung. Bapa tua menelpon Mama. Mama panik lalu langsung menuju rumah sakit.

Aku marah, sedih, malu (Kok malu? Karena aib ini diketahui keluarga besar)

Kami semua sedih. Dan Papa saat itu sedang dalam keadaan kritis, aku menangis karena aku takut kehilangannya aku sedih dan mengutuk Tuhan, aku menyalahkan semua kejadian ini pada Tuhan.

"Tuhan!!! Kenapa kau tidak adil? Kenapa kau melakukan ini? Kenapa dan kenapa kau  tidak mau membantu masalahku? Kau justru membuatnya bertambah rumit. Benarkah kau ada Tuhan, benarkah Tuhan itu ada? Bukankah seharusnya kau membantuku Tuhan?" Aku hanyut dalam tangisku dan setiap ucapanku yang mengutuk. Dan akhirnya aku sampai pada satu kalimat yang benar-benar....

"Tuhan jika kau memang ada dengar doaku sembuhkan Papa , Tuhan apakah permintaanku itu sulit? Bahkan kau pun telah memberikanku banyak cobaan, tapi kenapa kau mendengar satu doaku pun terasa tak sudi? Tuhan!!!! Ini akan menjadi hari terakhir aku berdoa jika kau tak mendengar doaku. Kau tau Tuhan aku bahkan akan rela menjual diriku pada iblis. Tuhan kau dengar itu? Apakah kau akan rela melihat hambamu ini akan jatuh dalam pelukan iblis? Hahhah aku lupa kau itu tidak ada!!! Kau penyebab segalanya, kau yang datangkan segala perkaraku."

Aku Ini IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang