"Mba setengah jam lagi kita mulai pengambilan gambar ya" ucap salah satu staff.

"Oke.."

"Woy.. Kok lo pucet? Lo gak gugup kan?" ucap Denny mengejek.

Oh iya aku lupa bilang kalo Denny adalah direktur di station tv ini. Jadi bisa di bilang doi bos ku disini.

"Mmm..mu..mungkin" ucapku.

Apakah aku pucat? Memang sih dari pagi tadi saat olahraga aku merasa agak kurang enak badan.

"Aelah Hann.. Lo kan udah sering syuting ya kali masih gugup, lo gak enak badan ya?" tanya Denny sambil memegang jidat ku.

"Aneh.. Gak panas" ucapnya.

"Mm..kan gue bilang gue gugup.." ucapku saraya menepis tangan nya di jidat ku.

"Ohh ya udah santai aja Han, relax.. " ucapnya.

"I..iyaa" ucapku sambil tersenyum hambar.

"Tapi serius lo pucet banget.. "

"Mba Hanna ayoo.." panggil seorang staff menyelamat kan ku dari Denny yang mulai memperhatikan ku.

Syuting pun mulai, hari ini aku akan membuat red velvet. Peluh mulai menetes di pelipis ku, aku merasa seperti ada paku menusuk-nusuk perut ku. Rasa nya sakit sekali.

"Ayo Hanna bentar lagi.." bisiiku pelan menyemangati diriku sendiri.

"Baiklah permirsa adonan sponge cake nya sudah siap, saat nya kita oven.." ucap ku sambil berusaha tersenyum di depan camera.

Tiba-tiba saat berbalik menuju oven, gelap menyerang pandanganku. Rasa nya dunia seperti berputar dan tiba-tiba nyeri kurasakan di bagian lengan kiri ku karena menghantam lantai. Ku dengar banyak orang mulai meneriaki nama ku. Apa yang terjadi? Mengapa sangat gelap? Apakah aku sudah meninggal? Entah lah aku ingin istirahat sebentar, rasa nya aku sangat lelah.

Author pov

Denny lari menggendong Hanna saat sampai di rumah sakit. Badan Hanna yang terasa mulai dingin membuat Denny semakin khawatir.

"Dokter suster tolong!!" teriak Denny. Peluh mulai bercucuran di wajah nya, tak henti - henti nya dia memanggil nama Hanna berharap Hanna bangun.

"Apa yang terjadi sama Hanna?"

Tanya salah satu Dokter dan suster yang bergegas menghampiri Denny dan membawa mereka ke salah satu kasur untuk merebahkan Hanna. Sang Dokter pun segera memeriksa keadaan Hanna.

"Dokter kenal sama Hanna?" tanya Denny penasaran saat mendengar ucapan dokter tersebut.

"Tentu saja, dia salah satu pasien ku" jawab sang dokter yang berhasil membuat Denny terkejut.

Tiba-tiba Hanna mulai sadar. Dilihat nya Denny tampak sangat khawatir dan ada seorang dokter sedang memeriksa tekanan darahnya.

"Han.. Han lo udah sadar??" panggil Denny.

"Pliss Den..jangan hubungi Bastian.." ucap Hanna lemah sambil memejam kan matanya lagi.

"Han..Han!!" panggil Denny.

"Dok sebenarnya Hanna kenapa dok??" tanya Denny penasaran bercampur khawatir.

"Seperti nya kondisi Hanna mulai memburuk.." ucap sang Dokter tampak tak kalah cemas.

"Hah?! Maksudnya dok? Emang Hanna kenapa dok??"tanya Denny bingung.

"Maaf kalau boleh tau anda siapa nya Hanna?"

"Saya keluarga nya dok.." jawab Denny mantap.

"Saya tidak tau boleh atau tidak nya saya memberitahu ini ke anda.. Tapi berhubung ini sudah gawat.... mmm sebenarnya Hanna mengidap kanker rahim.." jelas sang Dokter.

"..."

"Kanker nya sudah stadium 3" lanjut sang Dokter.

Seketika itu juga Denny luruh terduduk ke lantai rumah sakit. Rasa nya seperti rumah sakit ini runtuh dan menimpa dirinya. Nafas nya mulai tersengal-sengal. Perasaan nya berkecamuk, ada rasa kaget, sedih, hancur, sakit, kecewa, serta marah. Marah karena Hanna tidak memberitahu nya. Marah karena tidak bisa berbuat apa-apa.

"Mas.. Mas?? Anda tidak papa?" teriak sang suster.

"Mas..!!" panggil si dokter.

Rasa nya sangat sesak untuk bernafas kali ini, semua kenangan tentang Hanna mulai berputaran di kepala Denny. Baru kali ini dia menangis, menangisi sahabat nya.. Sahabat yang sudah dia anggap keluarga, sahabat yang dia anggap adik nya sendiri.

Hanna... Adik kecil nya, seseorang yang dia sayang... Seseorang yang ceria, jail, humoris, penyayang, kini terbaring lemah di rumah sakit, sendirian menanggung sakit nya.

Pandangan Denny yang semula blur karna air matanya kini berubah gelap. Terdengar suara-suara Hanna 5 tahun yang lalu di kepalanya. Awal perkenalan mereka.

"Woii.. Ngapain kalian pada??" teriak Hanna.

"Gak usah ikut campur deh Han! Emang lo siapa nya?" ucap salah satu cowok yang mengganggu Denny.

"Dasar banci lo lo pada, berani nya sama yang lemah, DIA TEMEN GUE KENAPA??!" teriak Hanna.

Hanna...

When Would It Be [TAMAT]Where stories live. Discover now