10. Anak Baru dan James

17.6K 341 25
                                    

×WARNING TYPO(S) EVERYWHERE

"Ia menyukaimu!" simpulnya.

Bagaimana bisa? Bukannya ia menganggapku adik?

"Kau tidak bisa melihat tatapannya padamu berbeda dengan tatapannya padaku?! Luar biasa"

===
Still Aaliyah's POV

Lapangan sekolah selalu menjadi tempat favorit untukku, apalagi ketika istirahat. Aku memikirkan James, aku tidak tahu mengapa.

Sepertinya aku menyukainya.

Aku mengingat beberapa hari yang lalu, ia mengajakku bermain di tempat bermain. Timezone.

Lalu saat ia mengunjungi rumahku ketika aku sakit, ia dengan supir pribadinya mengirimiku banyak sekali makanan dan boneka. Ia bahkan memelukku dan berkata, "Aku harap kau sembuh, dan biarkan penyakit itu merayap di tubuhku saja!"

"Al!" ku hentikan lamunanku.

Aku menoleh, merasa ada yang memanggil namaku. Aku pun melihat temanku, Sally.

Ia tersenyum sebelum berkata, "Ayo ke aula"

Hm? Tidak biasanya.

"Baiklah" ujarku sambil berdiri mengikutinya.

Sesampainya kami di aula, ternyata sudah ramai oleh para siswa. Aku bingung, apakah ada artis yang mau datang ke sekolahku?

Saat aku tersadar, Sally sudah menghilang. Aku sendirian di kerumunan para siswa.

Saat aku mencari Sally, tiba-tiba ada yang menepuk bahuku dari belakang.

"Oh, James. Ada apa?" tanyaku sambil menatapnya yang sedang mengatur napasnya. Setelah napasnya mulai teratur, ia pun membuka suaranya.

"Aku..." ia tampak gugup. Keringat mulai membasahi keningnya yang putih. Ia menarikku ke tengah kerumunan, jadi kami berada di sebuah lingkaran yang dibuat oleh para siswa.

James berlutut, aku mengernyitkan dahiku.

"Jadilah pacarku, Al. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu" ujarnya dengan sangat lancar. Aku pun mengangguk.

Heh.. tunggu?!?!?

Aku sontak membulatkan mataku, seaakan tersadar akan perkataannya barusan. "Kau serius?!?"

Ia mengangguk sambil menatapku hangat, lalu tak lama ia mengeluarkan bunga lili yang ternyata ia sembunyikan dibelakang punggungnya. Bunga yang sangat indah.

"Lili, untuk lili. Kau terimalah bunga ini jika kau menerima hatiku"

Aku pun mengangguk, "Aku menerimanya!" ujarku sambil tersenyum hangat padanya.

James pun meloncat kegirangan, berulang kali ia berteriak "YES"

"Aku akan menjadikanmu ratu di kerajaanku, Li" ia pun memelukku erat.

Wajahku memerah, dapat ku rasakan wajahku memanas. Semoga saja, jika aku menerima dia, aku akan melupakan Kak Nico sedikit demi sedikit.

Para siswa bertepuk tangan dan mengucapkan selamat atas hubungan kami.

Minggu demi minggu pun berlalu, aku mulai melupakan Kak Nico dan mencintai James sepenuh hati. Jujur, dia sangat perhatian. Tapi, dia sangat posesif padaku. Bahkan dia curiga aku selingkuh dengan Kak Nico. Bayangkan saja!

Sikapnya juga kadang membuatku tidak betah, terlalu berlebihan. Aku membalas seperlunya saja.

Bulan demi bulan pun berlalu, sudah 1 tahun aku menjalani hubungan dengan James. Aku pun mulai jengah dengan sikapnya yang menurutku terlalu posesif. Aku harus mengabarinya 24/7 dan harus diantar-jemput olehnya.

Hingga suatu hari,aku memintanya untuk menjemputku. Ia tak membalas pesanku. Aku seharusnya merasa senang. Tapi entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal. "Tidak biasanya" gumamku.

Aku akhirnya menelpon supir untuk menjemputku. Saat melihat-lihat untuk mengecek apakah supirku sudah datang apa belum, mataku menangkap sebuah punggung yang aku kenal. Ia berada di depan sebuah minimarket.

James.

Dan bersama gadis yang sedang merangkul lengannya mesra. Dia seperti seumuran dengan James.

Aku pun memutuskan untuk menelpon James, aku melihatnya sedang mengangkat ponselnya. Lalu ia letakkan kembali dan berbicara dengan gadis itu.

"Mungkin itu temannya" ujarku. Aku tidak suka mengambil keputusan sendiri. Akhirnya aku mencoba untuk melupakan kejadian itu.

Setelah beberapa hari, ada pengumuman tentang murid baru. Dari luar negeri, katanya.

"Aku dengar, ia perempuan dan sangat cantik" ujar Sally.

"Aku harap, kau menjaga James, Al" sambung Wendy, temanku yang lain.

"Ya, James kan perayu"

Aku hanya memutar bola mataku, tidak berniat menanggapi ocehan Sally dan Wendy.

KRINGG

Akhirnya bel istirahat berbunyi, kami pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan untuk menemani kami saat menonton pertandingan futsal pada jam istirahat nanti.

Ya, biasanya para kakak kelasku menghabiskan istirahatnya dengan bertanding futsal. Dan itu seru!

"Al!" teriak Wendy saat kami berjalan di lorong sekolahku, arah ke kantin.

"Ap.." ucapanku terpotong oleh Sally.

Saat aku ingin menoleh, ia segera membalikkan badanku. "Hmm lebih baik jangan lewat arah sini, okay"

Aku hanya mengangguk, mungkin ada yang sedang berkelahi. Sudahlah.

"Ada apa, Sally?" tanyaku.

Sally dan Wendy hanya saling melihat, mereka pun tersenyum.

"Ada hantu" mereka pun berpura-pura takut, aku tahu itu.

"Ada hal yang kalian sembunyikan? Ini masih siang!" ucapku.

"Tidak apa, lupakan" jawab Wendy.

Kami pun telah selesai membeli makanan, tiba-tiba aku merasa ingin pipis.

"Aku mau ke toilet sebentar!" ujarku sambil berlari meninggalkan mereka.

"Cepat!" teriak mereka.

Aku pun tiba di lorong tadi, memang toilet berada disana.

Selesai dari toilet, aku akhirnya memutuskan untuk mengecek penampilanku.

Aku memicingkan mataku saat melihat 2 orang lelaki dan perempuan saling berciuman, lewat kaca tadi.

"Permisi- James?!"

***

Disambung rabu depan supaya kalian kepo😋

Kira-kira abis itu Aaliyah bakal ngelakuin apa ya guys?😂

Masther [Cancelled]Where stories live. Discover now