(5)

782 66 10
                                    

    Sudah sebulan semenjak aku dan sungjong berpacaran. Acara pertunangan kami diundur sampai bulan depan karna ayah dan ibu begitu sibuk. Mereka hanya bisa sesekali pulang kerumah. Itu hal yang wajar untuk seseorang yang banyak mengelola perusahaan seperti orang tua ku. Ditambah lagi perusahaan milik ayahku bukan hanya ada di korea saja melainkan di negara lainnya juga. Terbayang kan bagaimana sibuk nya mereka.

   Selama satu bulan ini hubungan ku dengan sungjong semakin akrab saja. Rasa cintaku padanya semakin bertambah besar setiap harinya dan aku benar benar takut akan kehilangan dia. Kenapa aku takut?  Karna teman temanku sampai sekarang masih belum kembali juga dan aku tidak bisa mengatakan apapun pada mereka. Aku ingin menghentikan taruhan ini dan meminta mereka untuk tidak mengungkitnya lagi. Aku sangat takut jika sungjong tau. Tapi... Sampai sekarang aku masih belum mendapatkan informasi mengenai keluarganya sungjong. Sungjong juga selalu menghindar setiap kali aku bertanya tentang memar dan luka di tubuhnya.

"oppa sebentar lagi masakan ku selesai. Oppa masih bisa menunggukan?"

"ah, iya tentu saja. Aku sudah tidak sabar untuk mencicipi masakan kekasihku" godaku. 

   Aku dapat mendengar suara tawa sungjong dari sini. Gadis ku sedang mempersiapkan masakan spesial untukku. Spesial karna dia yang memasak . Sebenarnya tadi aku sudah melarang nya karna aku tidak ingin membuatnya kelelahan, lebih baik jika pelayan ku saja yang memasak. Tapi sungjong bilang dia hanya ingin sekali memasakkan sesuatu untukku,  karna aku juga ingin memakan masakan nya jadi akupun memperbolehkan nya.

  Aku beranjak dari posisi ku dan memeluk tubuhnya dari belakang. Dapat aku cium wangi sop buatan nya. Tapi yang paling aku suka itu wangi lemon mint dari tubuhnya.

"oppa! Duduklah di meja makan!"

"tidak, aku suka begini. Aku ingin memeluk mu seperti ini saja. Rasanya sangat nyaman"

"terserah oppa saja lah"

   Sungjong hanya tersenyum dengan tingkah manja ku. Jika orang lain pasti sudah marah besar karna sikap ku ini sangat mengagu aktifitas memasak. Tapi sungjong ku memang yang paling sabar. Jadi makin cinta.

"sungjong sayang"

"iya oppa"

   Sungjong masih sibuk dengan aktifitas memasak nya.

"kau tau yang paling berharga dalam hidupku itu apa?" bisikku

", ayah dan ibu?"

"itu benar. Tapi ada yang kurang"

"apa itu?"

"kamu. Sungjongie yang paling berharga dalam hidup ku"

"oppa bisa saja, dasar gombal"

"aku serius, aku rasa aku tak akan bisa hidup tanpa mu jongie"

"aku juga oppa... Oppa tau? Myungsoo oppa satu satunya alasan kenapa aku masih bertahan sampai sekarang, terima kasih karna membuatku bertahan"

   Aku tak bisa melihat raut wajah sungjong saat mengatakan hal itu. Tapi aku bisa mendengar nada keseriusan dalam kata katanya. Juga kesedihan dan sebuah harapan. Yang membuat aku bingung adalah... Bertahan? Apa maksudnya aku membuatnya bertahan? Bertahan dari apa?

   Aku ingin menanyakan hal itu padanya tapi sungjong sudah lebih dulu melepaskan pelukan ku dan membawa masakan nya ke meja makan. Meninggalkan ku yang masih mematung melihat tubuhnya yang semakin jauh berjalan meninggalkan ku. Ada begitu banyak hal yang tak aku tau tentang mu jongie. Terlalu... Banyak.

*****

  

   Sungjong baru saja mandi dan berganti pakaian. Dia sekarang sedang menunggu myungsoo yang sedang mandi. Myungsoo bilang dia akan mengajak sungjong pergi jalan jalan bersama di hari minggu ini untuk sekedar refreshing. Bagaimana pun juga kegiatan di kampus dan semua tugas tugas itu hampir membuat mereka stres.

Love Is Not a lieWo Geschichten leben. Entdecke jetzt