Hesitation

3.4K 298 52
                                    


.

.

Chanyeol duduk merenung sambil menatap gundukan awan dengan hampa. Ia bahkan tidak memperdulikan suho yang sejak tadi membacakan agenda nya ketika ia tiba diseoul, ia bahkan menggunakan earphone dikedua telinganya –tentu suho mengabaikan itu- , suara baekhyun yang mengucapkan selamat tinggal dan juga beberapa nyanyian kecil baekhyun yang ia rekam terus saja ia dengar.

Suho menghela nafas, ia menaruh buku agendanya dan menepuk bahu chanyeol. Tugasnya menjadi sekertaris sudah selesai, dan kini tugasnya menjadi seorang sahabat bagi chanyeol. "kau merindukannya? –" suho tertawa pelan, mendecak bosan lalu mengambil sebelah earphone chanyeol ketelinganya "ku kira kau cukup gentle saat menyuruhku membatalkan keberangkatanmu, tapi begitu ayahmu memarahimu, nyali mu langsung menciut"

"aku hanya tidak ingin membuat ayahku kecewa"

Suho membuka agenda nya, menunjukkan kalender "tenang saja, waktu 1 tahun sangatlah singkat"

Chanyeol hanya melirik malas beberapa angka diagenda tersebut. Ia kembali menoleh kearah jendela dan kembali mengabaikan suho yang kini tengah menceramahi nya .

Aku merindukanmu –batin chanyeol sambil terus menerawang kearah langit.

.

.

Aku merindukanmu –batin baekhyun sambil terus menerawang kearah langit.

Tangan baekhyun cukup gemetar kecil saat ia terisak pelan dibelakang pohon sakura kering yang membeku. Ia bahkan mengabaikan rasa dingin yang teramat dan memilih terdiam disini menenangkan diri sambil menatap foto chanyeol diponselnya. Mata nya menatap langit, mencoba untuk tetap bersabar hingga ia selesai dengan kris dan kembali ke chanyeol dengan keberhasilan.

Kris yang melihat itu sejujurnya sangat tidak tega. Tapi begitu ia melihat baekhyun dan chanyeol bersama rasa nya cukup perih, se-perih saat chanyeol tertawa bersama soo in. kali ini ia tidak akan mengalah dan membiarkan baekhyun bersama chanyeol, biarlah sesekali ia bertindak egois agar hatinya tidak membeku, lagi.

Baekhyun menoleh begitu sebuah mantel tebal menyelimuti punggung nya dan sebuah cup coklat panas berada didepan wajahnya. Ia menoleh, menatap kris yang tersenyum kearahnya. "terimakasih" lirihnya seraya mengambil coklat itu dan menyeruputnya pelan.

Kris menatap sekeliling, diujung taman –dimana tempat ayunan dan beberapa permainan berada- terdapat segerombolan anak kecil yang terlihat sedang asik dengan manusia salju masing-masing. Membuat kris mendorong kursi roda baekhyun mendekat kearah anak-anak kecil tersebut.

"kenapa kemari?"

Kris tersenyum, lalu terduduk ketempat kumpulan salju. Tangannya yang tidak memakai sarung tangan dan badannya yang Nampak menggigil membuat baekhyun khawatir. Tapi perhatian baekhyun beralih kepada bola besar yang sudah selesai ditumpuk oleh kris , terlihat seperti manusia salju yang cukup besar. "aku lihat anak-anak itu bahagia dengan benda ini –" ia mendorong kursi roda baekhyun mendekat kearah manusia salju. "aku harap kau juga bahagia dengan ini"

Baekhyun terkikik pelan, "disini mengapa jadi kau yang membuatku bahagia? Bukankah harusnya aku yang membuatmu bahagia?" lirih baekhyun.

Kris tersenyum. Tangannya mengambil beberapa buah batu dan menempelkannya kemanusia salju . membuat lengkungan disana dan dua buah mata. Baekhyun yang melihat itu lalu tersenyum, mengambil ponsel dan berfoto ria.

"melihatmu bahagia seperti ini –" baekhyun berhenti dari sesi foto-foto nya dan menatap kris yang Nampak serius disana. "aku ikut bahagia baek"

Mereka terdiam, dengan perasaan yang aneh . kris dengan degupan jantungnya yang menggila dan baekhyun dengan rona merah dipipinya.

Outside The WindowWhere stories live. Discover now