part 12

4.9K 332 11
                                    

Sheana membuka kopernya sekali lagi untuk mengecek barang bawaannya karena ia akan ikut dengan Danial untuk pergi ke Indonesia. Sheana mengusap wajahnya gusar, ia masih dalam dilema apakah ia ingin ikut atau tidak, meski itu semua tidak mungkin karena keberangkatannya tinggal lima belas menit lagi. Sheana mengacak rambutnya frustasi lalu mengambil tas jinjing yang akan ia bawa. Setelah itu ia menutup kopernya.

Tok...tok...

Sheana menghela napas sekali lagi, pasti itu Danial. Sampai detik ini ia masih bimbang untuk ikut atau tidak. Dengan malas ia keluar dari kamarnya dan membuka pintu rumahnya.

Benar saja Danial sudah berdiri di depan pintu dengan pakaian casualnya. Celana jeans dan kemeja putih polos yang lengannya di gulung sampai siku. Danial sangat terlihat tampan seperti biasanya.

"Aku rasa aku tidak usah ikut." Ujar Sheana lemah.

"Dimana koper mu? Biar Roger yang membanya."

Danial tidak peduli dengan apa yang Sheana katakan. Ia masuk kerumah Sheana tanpa izin dan menyuruh Roger untuk membawa koper Sheana ke bagasi mobilnya. Sheana hanya bisa menghela napas pasrah.

"Paspor dan visa mu?" Tanya Danial.

"Di tas ku." Jawab Sheana sambil menepuk tas yang ia bawa.

Danial mengangguk lalu menggandeng tangan Sheana untuk segera masuk ke mobil. Sheana mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu.

"Selamat siang Miss. Fern." Sapa Roger sambil membukakan pintu penumpang mobil untuk Sheana.

Sheana mengangguk sambil tersenyum ramah lalu masuk dan duduk di samping Danial. Sepertinya jika ia ingin terus berteman dengan Danial ia harus membiasakan diri untuk di layani seperti ini.

Roger pun menutup pintu mobil lalu ia duduk di kursi kemudi dan segera membawa mobil Danial pergi dari rumah Sheana menuju bandara JFK, NY. Sheana melirik Danial melalui ekor matanya sekilas, pria itu nampaknya sedikit marah karena tadi ia sempat menolak untuk ikut.

"Bagaimana Mr. Tommy bisa mengizinkan ku untuk cuti selama empat hari?" Tanya Sheana mencoba membuka obrolan.

"Tidak mungkin Mr. Tommy menolak jika aku yang meminta." Jawab Danial seadanya tanpa melihat Sheana.

Sheana menghela napas berat, "intinya aku sudah berada di sini, di samping mu. Aku ikut dengan mu untuk pergi ke Indonesia, lalu kenapa kau masih marah pada ku?" Tanya Sheana tidak bisa berbasa-basi lagi.

Danial langsung menoleh kearah Sheana, "aku muak mendengar penolakan mu." Danial mengangkat pundaknya acuh, "jangan Danial, tidak perlu Danial, aku tidak mau merepotkan mu Danial." Ujar Danial menirukan gaya bicara Sheana.

Sheana terkekeh, "sudahlah jangan marah pada ku lagi." Sheana menepuk otot bisep Danial.

"Asalkan tidak ada penolakan." Jawab Danial masih sama acuhnya.

"Ya, aku janji." Sheana mengangkat jari kelingkingnya untuk membuat ikatan janji dengan Danial seperti anak kecil.

Danial terkekeh lalu mengaitkan jari kelingkingnya dengan Sheana. Mereka berdua menertawakan sikap mereka yang seperti anak kecil. Suasana diantara mereka kembali menghangat.

***

Keira baru sampai di rumahnya setelah kuliah. Ia menyerahkan tasnya kepada pelayan yang menyambutnya lalu segera pergi ke dapur tidak seperti biasanya.

Di dapur ada salah seorang pelayan bernama Annie yang yang sedang membereskan dapur. Ia sedikit terkejut dan gugup karena tidak biasanya Keira pergi ke dapur.

The EquinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang