Part 1

11.8K 490 17
                                    

Kenan sudah rapih dengan kemeja berwarna biru pudar di padukan dengan jas dan celana bahan panjang berwarna navy. Hari ini hari pertamanya untuk mengambil alih posisi ayahnya di kantor.

"Sir, anda sudah ditunggu oleh ayah anda untuk sarapan di meja makan." Ujar salah satu pelayan berseragam hitam putih dari sela-sela pintu kamar Kenan yang terbuka sedikit.

"Katakan padanya aku akan segera turun." Jawab Kenan sambil memasang jam tangan merk Daniel wellington itu.

Pelayan itu mengangguk kemudian pergi meninggalkan Kenan yang masih bersiap-siap. Tak lama Kenan menyambar ponselnya dan bergegas turun kelantai bawah.

Ia menuruni anak tangga dengan cepat. Saat sampai di meja makan, Kenan menarik bangku di hadapan ayahnya.

"Selamat pagi dad." Sapa Kenan sambil mengambil buah apel merah di hadapannya.

"Pagi, rupanya kau sangat bersemangat untuk pergi ke kantor pagi ini." Antonie melihat wajah putranya yang penuh semangat.

"Mulai hari ini dad tidak perlu pusing-pusing memikirkan masalah kantor. Dad hanya perlu duduk manis dan biar aku yang bekerja sekarang." Ujar Kenan sambil mengunyah buah apel tadi.

Antonie tersenyum menatap putranya yang tampan. Ia benar-benar menyayangi putranya itu. Kenan tidak pernah sedikit pun membuat Antonie kecewa. Kenan selalu bisa menjadi kebanggaan untuk Antonie.

Dalam hidup Kenan membahagiakan ayahnya adalah salah satu tujuan hidupnya. Ia mengingat bagaimana ia kecil dulu saat ayahnya bekerja keras untuk merawatnya sendirian tanpa seorang istri. Ia mengingat bagaimana ayahnya bisa menjadi ibu yang baik ketika memasakan sarapan untuknya sebelum ia berangkat sekolah dan menjadi ayah yang baik dengan bekerja keras tanpa mengenal lelah, itu hal yang membuat Kenan sangat mencintai ayahnya dan tidak ingin membuatnya kecewa.

Kenan melihat betul bagaimana perjuangan ayahnya yang membangun perusahaan penyewaan alat berat dari nol sampai sebesar sekarang ini. Sekarang hampir semua pembangunan di Amerika dan benua Eropa memakai jasa penyewaan alat berat Royal Construction, perusahaan milik Antonie. Antonie kini menjadi orang di perhitungkan di Amerika setelah kebangrutannya 15 tahun lalu.

"Nanti saat sudah sampai kantor Jena akan menunggumu di lobby." Kenan mengerutkan dahinya tidak tahu siapa yang dimaksud ayahnya itu.

"Jena adalah sekretaris mu, aku sudah mengabarinya jika kau akan mulai bekerja pada hari ini." Jelas Antonie lagi.

Kenan mengangguk lalu sambil menenggak segelas jus jeruk. Keenan dan Antonie melanjutkan sarapan sambil berbincang-bincang.

***

Sheana sudah bangun sejak pukul 6am. Meski ia bekerja pada siang hari namun ia harus bangun pada pagi hari. Sebelum bekerja ia biasanya melakukan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih, memasak untuk ayahnya dan bekal ia nanti, mencuci dan menyetrika pakaian. Sheana memang selalu mencuci dan menyetrika pakaian tanpa jasa laundry agar Sheana bisa lebih menghemat gajinya.

Sheana sudah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya dan ia sudah rapih ingin berangkat kerja. Ia mengambil sling bagnya lalu memakai flat shoesnya.

"Ayah, aku berangkat kerja dahulu. Aku sudah menyiapkan sarapan dan teh mu di meja makan." Ujar Sheana berpamitan pada ayahnya yang masih tidur di sofa ruang tamu.

"Hmm... Jangan lupa tinggalkan aku uang." Jawab ayahnya bergumamam dengan mata terpejamnya.

Sheana menghela napas berat, uang di dompetnya hanya cukup untuk ongkos naik subway hari ini karena ia belum gajian dan baru akan gajian hari ini.

The EquinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang