Part 3

4.5K 360 46
                                    

5 years later

Langit cerah kali ini lagi lagi ditutupi mendung. Hujan yang turun mulai membuat hawa dingin berbaur dengan suara ombak di bawah sana.

5 tahun berlalu, tak ada cerita lagi yang mau ia dengar tentang Armagius. Sebaliknya, Atrit tumbuh menjadi kerajaan besar dalam waktu singkat. Dipimpin oleh raja yang bijaksana dan cerdas bersama ratu tercantik yang pernah ada.

Semua warna masa lalu seolah memudar. Dia hanya ingin hidup bahagia selamanya.

Pagi itu.. wanita itu berdiri di balkon kamarnya menatap laut luas di sekitar kerajaannya. Angin yang dibawa mendung menerbangkan rambut blondenya menari lembut, kulit putih cerahnya bagai porseline bergelut gaun hijau yang membuka sebagian punggungnya, bagian rendah yang terbuka di bagian depan gaunnyapun menonjolkan dadanya yang sexi, terlihat begitu anggun. Ia menghirup aroma bunga bunga mekar dari hidung mancungnya.

Saat...

Hangat...
Bibir merahnya merekah dengan senyum saat merasakan hembusan napas di lekukan leher jenjangnya. Sebuah ciuman lembut terasa meremangkan seluruh raga. Pelukan mesra mulai melingkar di pinggangnya.

" Aku merindukanmu, Alice." Bisiknya parau.

Ya, inilah Alice 5 tahun kemudian

Ia berbalik dengan wajah ceria menatap sosok yang memeluknya.

" Kau sudah kembali?" Ucapnya kemudian memeluk sosok itu erat penuh kerinduan.
Dia tersenyum, pria itu..
Pria dengan rambut pirang gelombang sebahu, kulit yang seputih embun dan mata yang sebening lautan.

" Sudah sebulan ya, bagaimana kabarmu?" Tanyanya melepas pelukan Alice lalu menatap matanya teduh

" Ssstt haruskah kita membahas itu sekarang? Aku sangat merindukanmu Raja Albertku." Ucapnya manja lalu mengalungkan tangannya ke leher kokoh Pria yang tak lain adalah Albertus.

" Kau jadi begitu cantik setelah aku pulang berperang. Dan... ( Albertus mendekatkan wajahnya) aku sangat merindukanmu." Bisiknya lalu mengecup sekilas bibir merah menggoda miliknya. Matanya terpejam saat Alice menggigit bibirnya pelan

" Apa kau tidak menemukan gadis yang bisa kau goda di luar sana sayang?" Tanyanya membelai kancing kemeja Albertus manja. Albertus tersenyum memegang wajah Alice. Lalu mengarahkan jarinya ke leher jenjangnya.

" Banyak yang menggodaku. Tapi mereka hanya menjadi bayangan saat aku melihatmu." Jawabnya lalu mencium leher Alice mesra. Alice tersenyum kemudian menurunkan sedikit tali gaun dari pundaknya agar suaminya itu bisa lebih leluasa.
Ia mendorong dada Albertus ke arah ranjang lalu tersenyum nakal padanya.
Pria itu tertawa dan mulai meraih tubuh istrinya agar duduk di pangkuannya dan kembali mencumbu bibirnya.

Sebelum...

" Klek"

Alice langsung berdiri dari pangkuan Albert dan merapikan gaunnya kembali. Albertpun menjadi salah tingkah saat...

Langkah kecil itu memasuki ruangan.
Rambut hitam panjangnya terlihat indah tergerai sepinggang. Kulitnya yang putih dan mata ambernya yang indah menatap Alice dan Albertus bergantian.

Ia begitu cantik dan begitu kecil. Gadis kecil yang sangat menggemaskan meletakkan tangannya di pinggang ( berkacak pinggang ) lalu melangkah tegap.

" Kashii, tak bisakah kau mengetuk pintu?" Alice mengembungkan pipinya kesal.

" Heeeii ayah, kau kembali dan tidak punya waktu menemuiku ya? Kau bilang kau tidak bisa hidup tanpaku. Dasal penipu! Buktinya kau punya waktu belsama ibu tapi tidak belsamaku!!" Celotehnya marah.

The Black Shadow 2 ( When The Drakness End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang