Maid

157 11 1
                                    

Seperti kata orang, mengenang luka memang menyakitkan apalagi luka gigitan harimau. Tapi rasanya Jungkook lebih memilih di gigit harimau dibanding hal yang sekarang menimpanya.

Lukanya pasti akan lebih parah dibanding sekedar gigitan nakal para banci pengkolan.

Kedua netra Jungkook memancar dengan nyalang, paru-parunya lebih sering berkontraksi dibanding biasanya. Kedua tangan yang biasa ia pakai papap/? tampak bergetar.

Sejak kapan Park Jimin menjadi jalang seperti ini?!

"Hai Kook, bagaimana tidurmu?"

Demi garpu neptunus Jungkook bahkan tak mampu untuk sekedar kembali melanjutkan perjalananya dan malah berhenti tepaku di tengah tangga.

Park Jimin baru saja menaruh piring dengan nasi goreng telur mata sapi sebagai isi.

"Kenapa bengong disitu?" Mata Jungkook mengerjap, dengan cepat kembali melanjutkan langkahnya.

Meski sudah duduk di kursinya, ia merasa seakan akan dirinya masih berada di tengah tangga.

"Hei Jim, aku tahu kau sanggat ingin mengabdi padaku. Tapi... apa harus memakai pakaian maid seperti itu?" Dan demi kolor spongebob! Itu baju perempuan Jimin. Dengan rok dan renda, meski warnanya hitam tapi itu tetap girly.

Kening Jimin mengernyit, dengan bingung ia kembali memandangi dirinya sendiri.

"Hah? Kenapa? Yoongi bilang dia semakin mencintaiku ketika aku menggunakan ini" Yoongi sialan dan Jimin yang bodoh, bah! Benar-benar pasangan yang serasi bukan?

Mendadak Jungkook beranjak. Bayangan liar tiba-tiba memenuhi pikiranya, diam-diam di sudut tergelap otak kerdilnya ada dewi batin yang berbisik penuh penghanyutan.

Bagaimana jika Taehyung-nya memaki pakaian seperti itu?

Sial

Taehyung-NYA. Katanya. Muka tebal. Tidak  tahu malu.

"Heh Jim"

Jimin menoleh, lalu berjalan riang mengahampiri Jungkook, ujung rok berendanya ikut memantul. 

"Ya Kookie?"

"Dimana kamu beli yang begituan?"

"Heh?"


***


Yap dan di sini Jungkook, tepat di depan loker ber-label nama pujaanya di tengah langit yang masih gelap. Sambil membawa paper bag di tanganya.

Lagi, Jungkook mengecek kanan kiri. berjaga jikalau ada orang yang bersiap menghakimi dirinya karena telah berada di depan loker sang bidadara. Halah pret. Siapa juga yang mau datang ke sekolah jam 4 pagi? 

Dengan mantap pada hati, serta niat tulus dari hati, dimasukkan lah burung itu pada lubang Jungkook menampar dirinya sendiri maksudnya ia masukkan paper bag bergambar hati dan kelinci itu ke dalam loker.

Yeah kelinci.

Itu kode bro.

Sebelum pergi, Jungkook meraih lipatan kertas dari balik saku celananya. Menimang dengan keras, haruskah ia meninggalkan identitas? Yah siapa tahu saja Taehyung kurang peka terhadap gambar kelincinya. 

Jika Taehyung kurang peka, nanti bagaimana caranya menikmati Taehyung? Duh kok ambigu :--------) Yah pokoknya begitu. 

Dengan cepat Jungkook memasukkan lipatan kertasnya pada paper bag lantas segera berlari meninggalkan lokasi kejadian.

***


Bel tanda masuk berbunyi.

Taehyung merenggek malas di atas mejanya. Diam-diam ia melirik Hoseok yang juga memandangnya, wah kebetulan. 

Firasat Hoseok tak enak.

"Hoseok-ahhhh" Taehyung merenggek.

Tuh kan.

Hoseok memilih mengalah, yang 'cowo' yang mengalah. 

"Ya sayang?"

Taehyung nyengir kuda.

"Boleh tolong ambilkan buku ku di loker? Hm? Please?" Taehyung tersenyum lebar.

Hoseok menghela nafasnya, lantas beranjak.

"Hahhh baiklah. Tunggu yah, jangan nakal" Hoseok mengusak rambut Taehyung karena gemas. Gemas gemas gemas. Jadi pengen gigit. Untung inget masih di sekolah.

Hoseok membuka loker Taehyung, dan mengernyit sesudahnya. Tak lagi ingat ia dengan buku Taehyung, ia meraih paper bag berwarna pink itu dan membanting pintu loker Taehyung keras. Ia terlihat marah. Hmmm

LUV U [Tae]HYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang