PART 1

10.3K 694 25
                                    


Seoul, awal musim panas.

"Ibu, aku berangkat dulu," teriak Yeonra begitu selesai mengikat sepatu. Tanpa menunggu sang Ibu menyahut, ia segera berlari menuju halte bus yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya. Saat hampir sampai, ia sudah melihat bus dengan rute yang melewati sekolahnya. Yeonra mempercepat larinya agar bisa menyusul bus tersebut.

"Ahjussi! Tunggu!" teriaknya keras-keras. Begitu berada pada jarak terdekat dengan bus, Yeonra melompat masuk ke dalam. Beruntung bus itu masih berhenti. Dan ia juga mendapat bangku yang masih kosong. Yeonra merebahkan tubuhnya dengan sedikit berlebihan di mata penumpang lain. Ah, siapa peduli. Mereka tidak tahu penderitaan siswa kelas 3 SMA sepertinya. Yeonra mengambil botol minum dari dalam tas lantas meminumnya.

Satu-satunya alasan mengapa Yeonra terburu-buru adalah guru matematikanya yang kemarin meminta murid kelas 3A berangkat lebih pagi. Guru Han hendak memberikan materi tambahan untuk ujian yang akan dilaksanakan 3 bulan lagi. Meskipun masih cukup lama, Guru Han tidak pernah mentolerir murid yang malas dengan berbagai alasan. Seolah tidak cukup baginya pertemuan sebanyak 10 jam dalam seminggu.

20 menit kemudian, bus berhenti di halte dekat sekolah Yeonra. Setelah membayar dengan kartu busnya, Yeonra turun dan menyeberangi jalan. Gerbang sudah dibuka, tanpa pikir panjang gadis itu langsung menuju kelasnya yang ada di lantai 2. Perlu sedikit waktu agar sampai di kelas itu karena sedikit tersembunyi letaknya.

Sesampainya di kelas, Yeonra mendapati baru beberapa temannya yang datang. Untuk apa ia tergesa-gesa sampai harus mengejar bus dan dipandang aneh oleh penumpang? Dengan kesal ia duduk di mejanya. Ia bahkan tidak memakan sarapan yang sudah disiapkan ibunya. Dan sekarang perutnya protes karena belum diisi. Yeonra meletakkan tasnya di kursi, mengambil ponsel dari saku almamaternya. Ia menelpon seseorang yang ia yakin belum beranjak dari tempat tidur.

"Hallo, Hyoseung. Kau sudah berangkat?"

"Belum. Ada apa?"

"Kenapa kau santai sekali, huh? Kemarin guru Han mengatakan kita harus datang lebih pagi, kan?"

"Memang. Tapi ini baru pukul 7. Guru Han bilang kelas dimulai pukul setengah 8."

"Sial!"

"Jangan bilang kau sudah sampai di kelas."

"Memang seperti itu kenyataannya."

Sedetik kemudian Yeonra mendengar tawa meledak dari seberang teleponnya. Oh, keterlaluan. Hyoseung yang sudah menjadi sahabatnya sejak mereka MOS kini mentertawakannya. "Apa yang lucu, Hyo?"

"Maaf.. Hanya saja ini sebuah keajaiban saat Park Yeonra sampai di kelas pukul 7. Rekor baru yang telah kau cetak dalam hidupmu, benar?"

"Kau sangat menyebalkan, Hyo. Bawakan aku sarapan, ya? Aku kelaparan di sini."

"Uh, oke. Kau ingin makan apa?"

"Apa saja yang penting bisa kumakan. Jangan lama lama!"

"Ish, baiklah Tuan Putri. Aku akan sampai sekolah 10 menit lagi."

"Oke. Gomawo."

Yeonra menutup telponnya dan menghela nafas. Terkadang ia merasa bersalah pada Hyoseung karena kerap kali meminta untuk dibawakan sarapan. Tapi Hyoseung tidak pernah menolak permintaan menyebalkan tersebut. Akhirnya Yeonra kembali meneguk air minumnya. Sambil menunggu Hyoseung datang, ia membuka buku matematika, mempelajari kembali apa yang diterangkan oleh guru Han kemarin. Satu per satu temannya mulai datang. Sesekali Yeonra menatap ke arah pintu, memperhatikan setiap orang yang datang.

The Way - Jeon Wonwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang