Binar di mataku merindu

17 3 0
                                    

Monday
June 20th, 2016
5:50 AM - 6:32 AM

Mamaku tak boleh tahu, sedikit pun, tentang hal ini. Ia akan menangis dan aku takkan kuasa membendungnya jikalau melihat satu-satunya anak perempuannya menjadi begitu jahat pada dirinya sendiri dan pada masa depannya.

Anak perempuannya yang gila. Bukan secara mental, tapi dengan apa yang dia lakukan. Ini kesalahan, Ma. Aku mengerti betul. Tapi pun aku bingung, jalan apa yang harus disusuri untuk berhenti? Orang semacamku pun tak tahu-mereka juga hanya bisa terus menjalani. Orang awam yang tak pernah mengalami malah memaki.

Ma, maafkan ya!

Awalnya mudah melepaskan, untuk tak ingin, dan tak memikirkan lagi. Namun semua berubah jadi misi: mengubah setitik mungil binar di matanya itu untuk kembali membesar, sementara binar di mataku yang merindu untuk berhenti. Tapi misi-misi tersebut jatuh dari langit-langit kamar, ke wajahku, lalu jadi candu seperti ciuman dan pelukannya.

Iya, Ma. Aku kecanduan. Hasrat ingin lagi kian membesar tapi aku tak bisa apa-apa. Larinya, mataku menemukan mata pisau dari kater yang terlalu menarik. Rasanya ingin sekali aku dicium belaian tajam ujungnya di pori-pori kulit. Efeknya pasti sama; kalau dulu, pipiku yang memerah sewaktu ia memberiku candu itu, sekarang lengan-lenganku yang akan memerah bahkan mungkin warnanya akan lebih kental dan nyata.

Tapi aku urung melakukannya. Dia tak boleh tahu bahwa aku sebegini hancurnya. Mama pun tak boleh tahu. Maka aku tidak bodoh untuk membuat bekas luka di tubuhku. Dinding kamar menjadi pelarian hantaman kepalan tanganku. Dampaknya tangan kanan maupun kiri nyaris lemas dan darah mengumpul di dalamnya.

Tenang, Ma. Aku tidak akan sampai merobek kulitku hingga berdarah. Aku cuma butuh sedikit pelampiasan karena aku rindu. Iya, aku rindu binar itu, aku rindu sentuhannya, aku rindu dirinya, aku rindu semuanya.

Ma, kalau aku boleh bertanya, apa itu rindu? Apa rindu itu ketika rasanya gemas sekali ingin sesuatu yang telah terjadi untuk terulang kembali? Apa rindu itu saat kamu cuma bisa diam sementara kepalamu memutar hal-hal yang sama? Apa rindu itu selalu seseorang atau bisa hanya pada suatu hal?

Jika yang terakhir benar, maka aku bingung. Apa aku merindu pada seseorang atau hanya apa yang dia pernah lakukan?

Ma, aku rindu dan ini menyiksa.

Biarkan Takdir Bermain Di Atas KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang