Shi| The truth

1.4K 155 10
                                    

Pagi yang indah. Tak ada kalimat yang dapat mendeskribsikannya. Suara kicauan burung gereja, gemerisik angin yang bertubrukan dengan dedaun di pohon, suara bocah bocah yang berlarian. Dan suara berbagai aktivitas di pagi hari yang lainnya.

Di sebuah mansion besar, ada satu dari sekian banyak jendela di sana yang terbuka. Jika mata mengintip ke dalam, maka akan terlihat pemuda tampan bersurai merah. Kedua bola mata berbeda warna miliknya yang tegas itu menatap banyang dirinya yg sempurna di cermin. Menatapnya dingin seolah dia menyesal karena terlahir tampan. Tapi bukan itu yang menjadi masalah buatnya.

Di kepalanya masih terbayang hangat wajah bocah biru yang akhir akhir ini sering mampir di mimpinya. Dia juga bertekat akan bertanya pada Ibunya mengenai hal ini. Dan pagi ini sepertinya waktu yg bagus. Ayahnya sedang keluar kota juga. Jadi pagi ini dia akan sarapan hanya dengan ibunya.

Sebuah jari menyentuh cermin lembut. Kemudian menyentuh pelipisnya dan menekannya pelan. Setiap kali dia berusaha mengingat masa lalunya kepalanya selalu sakit. Manik heterokrom berdalih melirik meja belajar di sana ada satu bingkai foto yang memuat dirinya waktu kecil. Tapi kenapa foto itu terlihat sobek? Kemana sobekannya yang lain? Dan kenapa Seijuuro baru sadar akan hal itu sekarang?

Tok.. Tok tok...

Suara ketukan halus itu membawanya ke dunia nyata. Melempar dan menghempaskannya kemari. Akasi menatap benci ke arah pintu itu. Menganggu sekali. Begitu pikirnya.

"Akashi-sama... Sarapan sudah siap." Ujar sebuah suara yang sudah tak asing lagi itu. Itu Naomi, maid pribadinya yang menurutnya merepotkan.

"Aku tau, aku akan segera kesana!" Akashi menyahuti dari dalam dengan nada sedikit Ia naikkan.

Naomi yang tengah berdiri di balik pintu menatap horor ke arah pintu yang masih tertutup itu. Sepertinya pagi ini Tuan Mudanya sedang tidak memiliki mood yang bagus. Buru buru maid yang tergolong berusia muda itu menyingkir dari sana sebelum gunting melayang ke arahnya seperti kemarin saat Ia membangunkan Tuannya untuk pergi ke sekolah. Naomi menggeleng mengingat hal itu. Dia tidak ingin kejadian yang hampir merenggutnya nyawanya itu terulang lagi.

Akashi menghela nafas. Misinya pagi ini adalah bertanya pada ibunya soal apapun tentang masa lalunya. Akashi sedikit merapikan dasinya kemudian meraih tas ranselnya dan turun ke lantai bawah untuk sarapan.

----------------------------------------------
Memories : Kau berbohong pada ku. Janji mu itu hanya bualan palsu.
------------------------------------------------

Di sebuah apartemen kecil, pria mungil bersurai biru itu terlihat sibuk di dapur mungilnya. Sudah dengan pakaian seragam dan rapih, Ia tengah mempersiapkan sarapannya untuk seorang diri. Tinggal di kota besar sendirian demi sekolah, dan tinggal di apartemen sederhana yang bayarannya tak seberapa. Kuroko Tetsuya berjuang sendirian demi mengejar cita citanya. Tak ada sanak saudara yang membantunya. Kedua orang tuanya meninggal saat Ia SMP. Penderitaannya terus berlanjut setelah Akashi meninggalkannya. Malangnya pemuda manis itu. Apa dosanya sampai Ia harus mendapatkan kesialan macam kutukan itu.

Tetsuya membawa piring berisi sarapannya itu ke meja makan sederhananya. Ia menatap ke arah piring itu sekali lagi. Hari ini Ia sarapan dengan omelete dan roti yang Ia panggang. Ini pun sudah termasuk mewah, biasanya jika Ia kehabisan uang sebelum gajihan, Ia hanya akan makan roti kering. Itu pun harus bisa cukup untuk seharian. Selain sekolah pemuda biru itu bekerja sambilan di salah satu cafe malam. Ia bekerja dari jam tujuh malam sampai jam dua pagi. Tentu saja Tetsuya selalu merasa mengantuk saat jam pelajaran. Tetapi nilai nya tidak pernah turun, dia selalu konsisten dengan segalanya. Tetapi terkadang tubuh ringkihnya itu tak tahan dengan aktivitasnya yang sibuk. Kadang kala tubuhnya itu ambruk sakit.

Memories [AkaKuro]✔️On viuen les histories. Descobreix ara