Ni|Another guy.

1.5K 164 4
                                    

Tetsuya masih diam membisu. Ia tak sanggup bicara. Mata aquamarine nya itu menatap lurus ke depan. Biasan wajah si merah terpatri jelas di matanya. Namun lelaki itu sama sekali tak memandangnya. Sebenarnya Tetsuya sendiri juga tak tau kemana arah pria itu memandang.

"Akashi-san.. Kau bisa duduk di dekat Kuroko-san." sensei itu berucap padanya. Si merah hanya mengangguk kemudian berjalan menuju bangku yang di tuju.

Dengan anggunnya Akashi duduk di sebelah bangku Tetsuya. Pria itu sama sekali tidak memperhatikan Tetsuya yang masih memandangnya dengan tatapan terkejut atau heran. Pria itu mengeluarkan bukunya dari dalam tas dan mulai menulis apa yang di ucap kan si guru. Tak mengubris beberapa tatapan kagum pada seluruh kaum hawa yang menatapnya. Mengabaikan kaum adam yang saat ini tengah mengutuk dirinya. Sudahlah, dia malas membahas itu semua. Dia kelewat sempurna, dia tau itu. Pujian sudah biasa untuknya.

"A-ano.. " Si surai langit itu bergumam. Membuat si merah sedikit terperajat namun tetap pada wajah dingin nya. Mata beda warna nya itu melebar saat Ia baru menyadari ada seseorang di sebelahnya. Yang di pelototi hanya menatap datar ke arahnya.

"K-kau.. Sei.. Ju..Ro? " Suara lirih itu berkumandang. Membuat pria merah di depannya agak sedikit memiringkan kepala nya dan menatap tajam ke arah si biru. Seolah si biru adalah mangsanya.

"Bukan kah tak sopan jika kau memanggil nama kecil ku saat kita baru kenal? " Akashi menatap tajam ke arah Tetsuya.

Tetsuya setengah menganga. Siapa orang yang ada di depannya ini? . Tentu saja ini bukan Seijuuro nya yang dulu. Tidak, tentu bukan. Ini orang lain. Tetsuya tidak mengenal pemuda ini. Mungkin mereka hanya mirip. Wajah yang mirip, rambut yang sama, bibir manis yang sama. Hanya kedua mata itu yang berbeda. Dan air muka yang selalu terlihat kaku itu. Seolah wajah itu tercipta tidak untuk tersenyum. Seijuuro nya yang dulu tidak seperti ini. Seijuuro nya yang dulu lebih lembut, selalu tersenyum ke arahnya.

"Ah maaf Akashi-san.. Aku Kuroko Tetsuya.. Maaf sudah berlaku tak sopan pada mu. Hanya saja.. Kau mirip dengan seseorang yang dulu pernah menjadi teman ku. "

Ya. Teman.

Setidak nya dulu seperti itu di mata Tetsuya. Seperti itu saat semuanya belum terjadi.

Akashi tak menghiraukan Tetsuya yang mengulurkan tangan padanya. Ia hanya menatap tangan mulus nan ringkih itu. Menatapnya bergantian dengan wajah minim yang kini tengah menyunging kan senyum tipis.

DEG!

Jantung dan kepala Akashi seketika seolah teremat secara bersamaan. Pemuda itu segera memijat pelipisnya. Menutup matanya, sebuah potongan gambar bermain main di sudut kenangannya.

"A-akashi-san.. Kau baik baik saja? " Pemuda mungil di depannya menatap khawatir.

Akashi berusaha membuka matanya. Sakit sekali kepala ini. Kedua bola mata sejernih lautan itu menatapnya khawatir. Akashi meremas rambutnya. Di fikirannya, tergambar seorang bocah yang mengulurkan tangan ke arahnya.

"Jangan menangis Sei.. Aku akan tetap bersama mu di sini.... Ayo bangun... "

Pandangan Akashi semakin kabur. Sekelebat bayang bayang wajah seorang bocah yang tak terlihat jelas itu memenuhi fikiannya. Akashi semakin meremat rambutnya.

"Arrgghh.. " lirihnya.

"Anak baru itu kenapa?"

"Akashi-san bisa dengar kan aku? Ayo bawa dia ke UKS !" Bisa Akashi dengar sayup sayup suara orang yang mengerumini nya sekarang. Bisa Ia rasaan tubuhnya sedikit melayang. Apa dia di gendong? Sepertinya begitu.
Mata heterokrom itu tak sanggup untuk bertahan lama. Lirihannya semakin terdengar. Kepalanya semakin berat, kenangan masa lalu itu terus berputar di otaknya. Pemandangan terakhir yang Ia lihat, pemuda manis bersurai biru itu menggumam kan sesuatu. Sesuatu seperti...

"Tak perlu takut. Aku di samping mu"

Kira kira itulah yang tertangkap oleh mata Seijuuro.

......................................................

- Memories : Sungguh, ini menyakitkan. Kau dulu pernah berjanji bahwa nantinya kau akan terlihat tidak pernah ada dalam hidup ku. Tapi kenapa sekarang kau kembali muncul dengan sebuah perbedaan yang menggaris bawahi? Ini takdir atau sebuah kutukan? -

.....................................................

Iris berbeda warna itu terbuka perlahan. Cahaya menerobos masuk ke pupil matanya yang segera mengecil. Dingin Ia rasakan di pelipisnya. Suhu di sekitarnya juga bersih dan steril. Bisa Ia rasakan hal mendetail seperti itu.

"Kau sudah bangun. Akashi-san.. "

Suara itu memaksanya untuk membawa pandangannya bertumbuk pada satu titik. Pemuda berwajah minim ekspresi itu menatap nya datar. Tapi bisa Ia tangkap raut khawatir yang bersembunyi di balik topeng rapatnya.

Kenapa?

Kenapa setiap kali Ia memandang pemuda ini....

Gambaran seorang bocah mungil selalu terlukis di fikirannya?. Akashi pun tak tau jawabannya.

Akashi berusaha untuk duduk. Tetsuya hendak membantunya. Pemuda mungil itu menyentuh salah satu tangan Akashi, membuat si empunya berdesir hangat. Akashi kembali menatap bocah itu, menepis tangan bocah itu yang terlanjur menyentuhnya.

"Aku bisa melakukannya sendiri" Ujar Akashi, sorot matanya memandang tak suka ke arah Tetsuya, dan sekali lagi, itu membuat hati nya kembali terluka.

Dengan perlahan Akashi duduk di kasur UKS itu. Hening, tak ada satu pun diantara mereka yang berbicara. Masing masing hanyut dalam fikiran nya. Tetsuya menatap keluar jendela. Meratapi rindu nya pada Seijuuro nya yang dulu. Dengab muncul nya Seijuuro yang lain ini membuat hatinya terluka. Tetsuya yakin bahwa Seijuuro yang di depannya ini adalag Seijuuro nya yang dulu. Tapi mereka sangat berbeda.

Sementara itu...

Akashi hanya menatap pemuda bersurai biru itu dengan tatapan heran. Ada apa dengannya? Hanya sentuhan kecil membuat pemuda merah itu berdesir hangat. Apakah dia mengenal pemuda biru itu sebelumnya? Tapi di mana?.

"Hei. " ucap Akashi dingin. Dan itu sukses membuat Tetsuya terbangun dari lamunannya.

"Kau tak kembali ke kelas? " Akashi kembali bertanya. Tetsuya menggeleng.

"Kenapa? " Akashi penasaran pada jawabannya.

"Sensei berpesan pada ku untuk menemani mu sampai kau pulih." ujar nya singkat.

"Aku sudah baik baik saja, sekarang pergilah" ucap Akashi dingin. Tetsuya masih diam tak bergeming di tempatnya.

"Kenapa kau tak pergi?" Akashi kembali berujar.

"Aku ingin bersama mu lebih lama lagi." ucap Tetsuya.

DEG!

Kalimat itu sampai pada hati Akashi. Entah bagaimana ceritanya pipi si absoluth itu bersemu. Buru buru pemuda merah itu pergi meninggalkan Tetsuya sendiri.

"Jangan ganggu aku orang aneh! " Seru Akashi sebelum Ia menghilang di balik pintu UKS.

BRAK!

Tetsuya termenggun di sana. Kepala birunya bergeleng.

"Another guy.. " Lirihnya.

Ya, benar benar orang lain. Ini bukan seperti dirinnya yang dulu. Mungkin mereka hanya mirip satu sama lain.

TBC!

Arigatou gozaimasu yang sudah sudi mau baca ^_^ terimakasih pada readers yang mau menunggu. Maaf bila banyak kurangan. Masih newbie. ^_^ Sayonara! See you next part! :*

With love,
Nai-chan ^_^

Vote and comen please? ^_^

Memories [AkaKuro]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang