Rolandara'14

Mulai dari awal
                                    

Tak berapa lama akhirnya sampai juga. Roland turun dari taksi setelah membayarnya, lalu terkekeh ketika melihat mobilnya sama sekali tidak menabrak pohon. Sudah ia tebak.

Roland membuka pintu mobil, Adara merubah posisi duduknya menjadi menghadap ke Roland.

Roland kembali terkekeh, "lo kenap—"

Adara langsung memeluk Roland, "i think i need your hug."

"Si pinter, bikin gue panik aja. Kalau mau di peluk cogan, ngomong! Jangan malah boong bilang nabrak segala."

***

Adara menatap Adrian yang sekarang sedang menonton televisi dengan raut wajah yang serius. Ia lalu duduk di sebelah Adrian dan menyenderkan kepalanya ke punggung sofa. Adrian menatap Adara sekilas setelah itu kembali menonton televisi.

Adara mengela nafasnya. Ia menatap jam dinding yang sekarang menunjukkan pukul sembilan malam.

"Tumben lo nggak pergi?" Tanya Adara memulai percakapan.

"Males." Jawab Adrian dengan singkat.

"Kenapa? Gak ada duit, hm?" Cibir Adara langsung, biasanya jika Adrian tidak pergi itu artinya ia tak ada duit. "Mau sampe kapan lo begajulan kayak gini? Gak capek nyusahin orang tua mulu?"

"Ah, Mama sama Papa aja gak peduli. Serah gue lah." Balas Adrian.

Adara lagi-lagi menghela nafasnya, "gue. Gue peduli sama lo, Adrian. Gue ngeliat lo bandel kayak gini aja capek. Masa lo—"

"Kalau capek gak usah di liat. Susah amat." Potong Adrian dengan nada malas.

Adara berdecak, "susah ya ngomong sama orang gak ada otak."

Adrian langsung menatap Adara tajam, "sopan dikit sama yang lebih tua."

"Gue bakal bersikap sopan sama lo kalau lo nge-hargain gue." Balas Adara.

"Mau lo apa, sih?" Desis Adrian sambil mengacak rambutnya. Ia pusing dengan Adara saat ini.

"Mau gue lo tuh berubah, Adrian! Gak cukup lo pernah masuk penjara, hah? Coba kalau emang lo ada otak, pikirin masa depan lo! Gue ngingatin lo karena gue ADEK lo kalau lo lupa." Kata Adara dengan menekan kata 'adek'.

"Lo dateng-dateng ganggu mood gue aja! Pergi deh lu sana." Usir Adrian kesal. Ia sudah tenang-tenang tadi menonton televisi, kenapa pula Adara datang dan malah mengacaukannya.

Adara pun langsung beranjak pergi meninggalkan Adrian.

Untuk yang kedua kalinya, ia menangis hari ini.

Dua tahun yang lalu. Tahun dimana Adara benar-benar terpuruk. Masalah yang datang kepadanya, membuatnya benar-benar hampir gila saat itu.

Orang tuanya bercerai secara tiba-tiba dengan alasan 'tidak cocok'. Alasan yang sangat bullshit, yang sampai saat ini Adara benci.

Di tambah lagi Adrian, abangnya, yang membuat masalah lalu divonis masuk penjara.

Ia benar-benar sendirian saat itu. Mama bahkan Papanya pun malah pergi ke negara yang berbeda tanpa memerdulikannya. Dan setiap bulan hanya lah mengirimkan uang-uang-dan-uang.

ROLANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang