Dan sekarang Taehyung telah berangkat dari posisinya yang tadi duduk di salah satu bangku taman. Dia berjalan dan mulai menjauh dari taman ini. Mungkin dia pulang ke rumahnya.

Aku mendekat ke arah remasan foto yang tadi dibuang Taehyung dan membukanya. Dan sudah pernah ku katakan bahwa air mataku tidak bisa menetes lagi.

Foto yang ku pegang sekarang adalah fotoku. Dia dulu sempat mengambil gambarku saat kencan pertama kami. Aku benar-benar terlihat bahagia di foto ini dengan ice cream di tangan dan cengiran lebar di wajahku.

Apakah Taehyung juga merindukanku? Tapi kenapa dia malah membuang fotoku? Dan juga kenapa dia berkencan dengan banyak gadis? Lalu kenapa dia tidak pernah mengunjungiku atau mengajakku berbicara?

Ah, maafkan keegoisanku. Aku lupa bahwa karena kesalahanku lah kami tidak bisa bersatu kembali.

**

Hari ini Teahyung kembali sekolah, dia bahkan kembali dengan cengiran khasnya. Tanpa aku sadari bibirku telah melukiskan senyuman. Aku bahagia jika dia bahagia.

Tapi lagi-lagi ada yang berbeda dengan Taehyung hari ini. Tidak! Bukan matanya, matanya sudah kembali normal hari ini.

Betapa bodohnya aku. Kenapa aku baru menyadari bahwa senyumnya berbeda? Apa mungkin karena senyuman itulah yang terus ku lihat selama 3 bulan ini? Hingga aku melupakan senyumannya padaku dulu. Senyumnya yang sekarang tidak setulus senyumnya yang dulu. Dan aku rindu senyumnya yang dulu.

Sekarang sudah jam istirahat, biasanya Taehyung akan ke kantin. Aku mengikutinya lagi. Tapi ini kan bukan arah menuju kantin. Mau kemana dia?

Aku terus mengikutinya dan di sinilah kami sekarang, rooftop. Setelah tiba di rooftop rasanya aku seperti di serang oleh ribuan kenangan. Banyak kenangan yang telah kami lewati di sini. Dan salah satunya yang paling berkesan adalah saat dia menyatakan cintanya padaku.

Kenapa Taehyung ke rooftop? Apa dia merindukanku? Aku terkekeh, seandainya jika dia memang merindukanku. Pasti aku sangat bahagia.

"Baiklah, aku sudah memutuskannya hari ini. Aku akan mengunjunginya sore nanti." aku mendengarnya berbicara sendiri.

Apa yang sudah dia putuskan? Siapa yang yang ingin dia kunjungi? Aku akan mengikutinya sore nanti.

**

Seharian ini aku selalu mengikuti Taehyung. Sekarang juga aku masih mengikutinya, mungkin ke tempat yang sudah ia putuskan untuk dikunjungi.

Aku merasa familiar dengan jalan ini. Bukankah ini jalan menuju rumahku? Jadi, akulah yang ingin Taehyung kunjungi hari ini. Lagi-lagi untuk kedua kalinya senyumku terlukis hari ini.

Taehyung memasuki sebuah gerbang, gerbang yang menghubungkan jalan ke rumahku. Kalau diingat-ingat ini adalah kali kedua Taehyung mengunjungi rumahku yang baru.

Senyum di wajahku memudar. Kenapa Taehyung berbalik? Apa dia tidak jadi mengunjungi rumahku?

Taehyung berlari ke suatu tempat. Dia membeli bunga. Jadi, apakah Taehyung ingin memberikanku bunga? Dia benar-benar romantis. Tapi, dia pasti kaget jika mengetahui aku telah mengikutinya.

Sekarang Taehyung sudah berada di rumahku. Rumah yang baru aku tempati selama 3 bulan. Tidak ada keluarga, tidak ada teman, aku sendirian di rumah ini. Aku kesepian. Itulah sebabnya aku memilih membuntuti Taehyung kemana pun dia pergi.

"(Yn)." panggilnya. Akhirnya aku bisa mendengar suaranya menyebut namaku lagi.

"(Yn)." panggilnya lagi. Bahunya bergetar. Apa dia menangis?

Aku benar-benar ingin memeluknya. 'Aku di sini Taehyung, di belakangmu.' Aku igin mengatakan itu tapi rasanya lidahku benar-benar kelu.

"Aku merindukanmu, (Yn)." ucapnya masih dengan bahu yang bergetar. Andai kau tahu Teahyung, aku bahkan lebih lebih dan lebih merindukanmu.

Taehyung sekarang berjongkok dan memegang sesuatu yang bertuliskan namaku. Lalu dia membersihkan rumahku, sungguh mantan kekasih yang baik hati. Tak lupa juga dia menaburkan bunga yang tadi ia beli di rumahku. Ia juga meletakkan seikat bunga di dekat sesuatu yang bertuliskan namaku tadi.

Aku bisa melihatnya dengan jelas dan dekat sekarang. Sangat disayangkan dia tidak bisa melihatku yang sekarang juga sedang berjongkok di sampingnya.

Air mata Taehyung terus menetes. Tolong jangan menangis Taehyung. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini.

"Aku merindukanmu, (Yn). Apakah kau mendengarku? Tolong jawab aku." suara paraunya lagi-lagi terdengar.

Dia mengusap air matanya kasar, "Maafkan aku yang baru mengunjungimu lagi sekarang. Sudah 3 bulan kita tidak bertemu, apa kau tidak merindukanku?"

"Dan juga tolong maafkan aku yang telah mencoba mencari penggantimu. Tapi sungguh, tak ada yang bisa menggantikanmu di hatiku, (Yn)." Dia menatap kosong batu yang bertuliskan namaku. Lagi-lagi Teahyung mengusap batu tersebut. Tak hanya diusap, Taehyung juga menciumnya.

"Tunggulah aku, (Yn). Kita akan kembali bersama." ucapnya lagi dan tersenyum. Senyum itu adalah senyum yang sudah 3 bulan ini menghilang. Aku merindukan senyum itu.

"Dan sekali lagi, aku minta maaf padamu, (Yn). Aku harus pulang sekarang." ucapnya dengan wajah bersalah.

"Oh aku tau, kau pasti sedang cemberut sekarang. Tolong jangan cemberut seperti itu, kau membuatku ingin menciummu." Taehyung berkata seolah-olah dia dapat melihatku. Tapi Taehyung benar, aku memang sedang cemberut sekarang.

"Kau tenang saja. Besok aku akan mengunjungimu lagi, (Yn). Dan besoknya lagi lalu besoknya lagi lagi dan lagi sampai aku bisa bertemu denganmu kembali." Dia mengedipkan sebelah matanya lalu memberikan cengiran kotak khasnya. Sangat aneh melihatnya seperti itu dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Ah, aku benar-benar harus pulang sekarang. Sampai jumpa, sayang." Dia berdiri dan mulai menjauh dari pemakamanku. Aku menatap punggungnya dengan senyum yang tak menghilang di wajahku.

"Ya, aku akan menunggu saat dimana kita akan bertemu dan bersama lagi, Taehyung."

BTS ImagineМесто, где живут истории. Откройте их для себя