Hujan saat jam pulang sekolah selalu membuat Kinar jadi galau. Apalagi kalau gak ada Jasmine atau Eliza. Kayak sekarang ini. Biasanya kalau hujan, angkot jarang lewat di sekitar sekolahnya. Gimana mau pulang coba.

"Wisss. Hujan nih." Seru seseorang. Kinar mengenali suara itu. Suara Niko.

"Eh, lo pulang sama siapa?" Tanya Niko pada seseorang.

"Paling nyari taksi." Jawab seseorang dengan nada datar. Biasanya nada datar ini keluar dari mulut Aric.

"Mau nebeng gue gak?"

"Boleh. Tumben baik, Nik."

Kinar menghela napas. Ia mengulurkan tangannya ke hujan dan menatap langit.

"Eh, Kin. Kok masih disini?" Tanya Niko yang tiba-tiba berada di samping Kinar.

Kinar melirik Niko. "Hujan."

"Terus kalo hujan?" Suara Aric keluar.

Kinar mendecak kesal. Kepo bener. "Ya gak bisa pulang lah." Jawab Kinar dengan kesal sambil menarik tangannya yang kini basah.

"Ya udah. Pulang bareng gue yuk." Ajak Niko. Ini membuat Kinar dan Aric kaget bukan main.

"Pulang bareng lo?" ulang Kinar dan Aric serempak.

Kinar menoleh dan menemukan Aric yang juga menoleh menatapnya. Keduanya langsung membuang muka.

"Dia juga ikut?" Tanya keduanya yang lagi-lagi kompak.

Niko bergumam pelan. "Iya."

Kinar dan Aric langsung mendengus.

------------------------------------------------------------

"Masih tempat yang dulu kan?" Tanya Niko.

"Apanya?" Tanya Kinar yang memandang pemandangan dari jendela mobil yang basah.

"Rumah lo." Jawab Niko yang tengah sibuk mengendarai mobil.

Ya. Niko bersikeras untuk mengantar Kinar pulang. Aric langsung mengatakan jika ia pulang naik taksi aja. Tapi Niko mendesak untuk ikut dengannya karena Niko ingin mengajak Aric ke sebuah tempat makan yang enak.

"Ya. Masih ingat kan?" Tanya Kinar.

Niko bergumam iya. Aric menatap lurus ke depan. Ia memang duduk di kursi penumpang depan. Sedangkan Kinar duduk di belakang.

"Apa kabar bokap lo, Kin?" Tanya Niko. Aric memutar bolamatanya ketika mendengar Niko bertanya. Apa Niko lagi masa pendekatan dengan Kinar?

"Yah kayak gitu deh, Nik. Masih keras kepala. Kalo kabarnya ya mana gue tau kali." Jawab Kinar dengan acuh.

Aric memang agak penasaran kenapa Kinar menjawab seperti itu.

"Nyokap sama kakak lo masih di Jakarta ya?" Tanya Niko lagi. lagi-lagi, Aric heran dengan Niko. Gimana bisa Niko tau kalo Kinar punya kakak dan nyokap serta kakaknya Kinar itu ada di Jakarta? Gimana coba?

"Masih. Katanya bisnis mereka sukses. Jadi sibuk gitu. Senang sih dengernya. Pengen cepat-cepat liburan biar bisa kesana."

Niko manggut-manggut. "Kemaren kan gue liburan ke Jakarta. Terus nemuin Nao Bakery. Itu toko kue kakak lo gak sih?"

"Iya. Bener, Nik. Kok bisa lo temuin sih?" Tanya Kinar.

"Soalnya tante gue pelanggan di toko kakak lo. Katanya kuenya enak. Gue sih Cuma lewat aja di depan toko kue kakak lo itu. Gak pernah masuk. Cuma gue pernahnya nyicip kue-kuenya. Enak."

"Emang enak. Kue buatan kakak dan nyokap gue itu enak banget."

Aric Cuma diam mendengarkan kedua teman-eh, Kinar bukan temannya tapi seseorang yang selalu cari masalah-berbicara dengan seru. Sampai-sampai mobil Niko memasuki sebuah lorong yang agak besar dan menepi di dekat ruko kecil menjual jajanan dan lain-lain.

Aric langsung celingukan mencari rumah Kinar. Dia memang gak tau yang mana rumah Kinar. Dia hanya menebak-nebak yang mana kira-kira rumah cewek jutek ini.

"Makasih ya buat tebengannya." Ucap Kinar sambil membuka pintu.

"Oke. Hati-hati ya. soalnya masih gerimis nih." Kata Niko menoleh ke belakang dan melempar senyum.

Aric memutar bolamatanya dan melengos. Ia mendengar jika pintu dibuka dan ditutup lagi. Aric langsung menoleh ke kanan, melihat Kinar yang berlari pelan memasuki lorong kecil. Gak tau kenapa, dia penasaran dimana Kinar tinggal.

"Kinar itu ngekos." Kata Niko tiba-tiba. Niko mengemudi mobilnya.

Aric hanya mengangkat alis. "Ngekos?"

"Yup. Ortunya itu di Jakarta. Tapi tinggalnya pisah karena ada masalah gak tau kenapa sih. Kinar gak pernah cerita ke gue. Kakaknya buka toko kue di Jakarta."

"Oh."

"Dia cewek mandiri ya."

Aric hanya mengangguk pelan.

----------------------------------------------------------------------------------

Holaaa. Duh. Vomment-nya ya. Makasih :)

RELATIONSHITDonde viven las historias. Descúbrelo ahora