"Eomma dan Appa sudah lama berada di luar negeri. Mereka sibuk dengan bisnisnya disana. Ia jarang sekali pulang ke Korea. Sejak kematian Nenek, yang tersisa di rumah hanya aku dan Yeri. Sampai saat ini kami tinggal bersama asisten rumah tangga kepercayaan nenek",

Nenek Yook membelai rambut sooyoung.

"Aigoo... lalu apa yang kau lakukan lagi, nak? Apa kau kuliah?"

"Tidak. Baru tahun lalu aku menyelesaikan kuliahku. Aku membuka kafe di daerah Gangnam. Mungkin sekali sekali kau bisa mengunjungi kafeku nek. Kafe Heaven namanya"

"Oh benarkah, baiklah kapan kapan jika tidak sibuk aku akan mampir"

"Sooyoung ah, apakah kau masih menyimpan gelang itu?"

Joy menatap nenek yook.

"Gelang apa nek?"

"Ah, apa Hae Sun tidak memberikannya?", bisik nenek yook, ia berbicara pada dirinya sendiri.

"Oh.. mungkin gelang ini yang kau maksud", Sooyoung menyingsingkan lengan bajunya.
Terlihat sebuah gelang mutiara putih yang indah.

"Ah... iya... benar, kau masih menyimpannya?"

"Tentu saja aku menyimpannya dan terus memakainya. Ini gelang kesayanganku. Nenek yang memberikannya kepadaku. Sebelum ia meninggal ia berpesan bahwa aku harus menjaga gelang ini baik baik. Dan ia juga berkata bahwa gelang ini yang akan mempertemukan ku dengan takdirku, ah aku tak mengerti apa yang ia maksud"

Nenek Yook tiba tiba memeluk sooyoung kencang.

"Benar nak, gelang ini yang akan membawamu menemui takdirmu. Aku sangat sedih menerima kenyataan bahwa sahabat terbaikku sudah pergi meninggalkanku. Tapi aku bahagia, karena akhirnya kau datang kembali ke hidupku"

Nenek Yook mendekap sooyoung. Sementara sooyoung masih tak mengerti maksud perkataan nenek Yook itu.

"Ibu presdir, aku sudah berkali-kali aku menghubungi tuan muda, namun ia tak menjawab. Aku sudah berusaha melacak keberadaannya di apartemen atau tongkrongannya. Namun aku tak menemuinya", ucap manajer Lee.

"Ah, kemana dia?", ucap nenek khawatir

"Sooyoung ah, bisakah kau menunggu sebentar lagi?"

Aku melirik jam di tanganku.

"Ah maaf nek. Maafkan aku... aku tak bisa menunggu. Aku harus membeli bahan bahan kue. Ada pesanan kue yang sangat banyak. Aku harus menyiapkannya. Maafkan aku nek, aku janji, aku akan menemuimu lagi"

"Ah, begitukah? Baiklah jika itu sangat mendesak, aku tak bisa memaksamu. Baiklah kita akan lanjutkan pertemuan ini di lain waktu. Berjanjilah padaku bahwa kau akan sering menemuiku, Nak"

"Tentu saja nek. Aku pamit dulu ya, Bye"
Sooyoung pamit untuk kembali ke kafe nya. Ia diantar oleh sopir keluarga Yook

---------

#flashback on#

"Hae sun ah... disini!", Yook Hye Jun melambaikan tangan pada sahabatnya.

Park Hae Sun kini sedang menggandeng seorang anak berusia 10 tahun yang cantik.

"Wah park sooyoung", ucap Yook hye Jun

"Halo nenek Yook!", sooyoung menyapa wanita itu ramah

"Kenapa kau membawanya? Apakah dia tidak sekolah?"

"Dia libur hari ini. Eomma dan Appanya sedang sibuk bekerja. Jadi aku membawanya. Hmmm Hye Jun, apakah kau akan benar-benar pergi ke London?"

"Iya, aku akan pergi ke London besok. Aku akan menemani suamiku kuliah disana"

"Hmmm, aku pasti akan merindukanmu Hye Jun ah"

Yook Hye Jun menatap lekat park sooyoung kecil yang sedang sibuk memainkan bonekanya,

"dia sangat cantik", ucap Yook Hye Jun

"Ah tentu saja, dia kan cucuku"

"Hahaha. Cucuku yook sungjae juga sangat tampan"

"Haha mereka harus mengenal satu sama lain kalau begitu"

"Hae sun ah, mungkin ini terdengar konyol. Bagaimana jika kita menjodohkan cucu kita? Kita harus menikahkan mereka berdua jika mereka sudah dewasa nanti"

Park Hae Sun menatap Yook Hye Jun dengan tatapan yang serius.

Tak selang beberapa lama Park Hae Sun tiba tiba tertawa

"Hahahahah daebak! Ide yang bagus"

Yook Hye Jun kini diam tertegun. Ia bingung melihat tingkah sahabatnya yang aneh itu.

"Yah, kau mengagetkanku saja"

"Ide yang bagus. Aku ingin kita menjadi keluarga. Dulu saat aku hamil, kita sudah merencanakan untuk menjadi besan. Tapi ternyata anakku dan anakmu laki laki. Haha mungkin perjodohan ini berlaku untuk cucu kita"

"Benar. Aku benar benar menginginkan pernikahan diantara mereka akan terjadi di masa depan", mereka saling bergenggaman tangan.

"Oh ya Hae sun ah, sebelum aku pergi ke London aku ingin memberikan ini untukmu", Yook Hye Jun mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya. Ia memberikan sebuah kotak pada sahabatnya.

Park Hae Sun membuka kotak itu. Sebuah gelang mutiara berwarna putih.

"Wah cantik sekali. Tapi ini untuk apa?"

"Tidak untuk apa apa. Aku hanya ingin memberikan gelang ini padamu sebagai kenang-kenangan. Sudah puluhan tahun kau menjadi sahabatku, aku tak akan pernah bisa membalas semua kebaikanmu. Bahkan gelang ini pun tak bisa mewakili rasa terima kasihku. Terima kasih Hae Sun ah, karena kau selalu ada di sisiku"

"Yook Hye Jun, kenapa kau membuatku menjadi sedih begini"

"Simpanlah baik baik gelang ini. Jangan pernah membuangnya. Ini adalah tanda persahabatan kita"

Dua sahabat itu saling berpelukan.

"Terima kasih untuk waktumu, besok pagi aku harus berangkat ke London"

"Sama sama. Ah mengapa aku menjadi sedih begini. Ingin menangis rasanya. Baik baiklah di London, See you soon, kabari aku jika kau kembali ke Korea"

#flashback off#

-------

YOU ARE MY DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang