#2

3.6K 304 7
                                    

Sooyoung mengerjap ngerjapkan matanya.
Samar ia melihat atap rumah dengan desain yang mewah,

"Dimana aku?"
Sooyoung melihat seorang pria bersetelan jas dan berdandan elit di depannya.

"Kau sudah sadar nona?"

"Siapa kau?"

Ia melihat sekelilingnya. Sekarang ia sedang berada di dalam sebuah rumah mewah

"Nona, maaf karena aku harus membawamu kesini secara paksa. Kau hampir terlambat, aku takut nanti ibu presdir kecewa jika kau tak datang", ucap manajer Lee sopan.

"Ha? Apa maksudmu?"

"Ah akhirnya kau datang", suara itu datang dari pintu masuk.

Seorang wanita tua memasuki rumah itu dan menatap sooyoung sumringah

"Sepertinya ia pemilik rumah ini", pikir Sooyoung.

"Ah maafkan aku terlambat 15 menit. Apakah kau sudah menunggu lama, nak?"

Sooyoung menatap jam dinding. Pukul 08.15 malam.

"Jadi kalian yang mengirimiku surat itu?", ucap Sooyoung bingung.

"Ah iya tentu saja kami yang mengiriminya", ucap nenek

"Lalu kenapa kalian harus menculikku dan membawaku secara paksa?", ucap Sooyoung yang semakin bingung.

Nenek menatap manajer Lee.

"Apa yang kau lakukan padanya?", ucap nenek membuat manajer Lee ketakutan

"Oh, maaf bu presdir. Saya akan menjelaskannya nanti"

Nenek kembali menatap sooyoung

"Apa kabar mu park sooyoung?"

Sooyoung kebingungan

"Ho? Aku? Ah kau mengenalku?"

"Ha ha ha. Iya nak. Aku sangat mengenalmu. Apakah kau sudah melupakan nenek?"

Sooyoung berusaha mengingat wajah wanita tua yang berada di hadapannya kini

"Ini aku, nenek Yook Hye Jung. Sahabat nenekmu. Dulu saat kau masih kecil kita sering bertemu"

"Oooh! Nenek yook! Aaaah aku mengingatmu. Apa kabarmu? ah lama sekali kita tak bertemu", Sooyoung sangat antusias. Ia langsung memeluk wanita tua itu. Melihatnya membuatnya teringat akan Neneknya.

Nenek Yook tertawa.

"Bagaimana kabar nenekmu?"

Wajah sooyoung langsung berubah menjadi sedih.

Sooyoung meraih tangan nenek yook dan menggenggamnya.

"Nenekku sudah lama meninggal", ucap sooyoung lirih.

"Apa?", nenek yook shock. Ia memegangi dadanya. Nenek yook mulai terisak

"Mengapa kau pergi secepat ini, Hae Sun ah..... kenapa bahkan aku tak tau kalo ia sudah meninggal?", Sooyoung langsung memeluk nenek Yook. Ia menenangkan nenek yook dan menepuk pundaknya penuh kehangatan.
Nenek Yook menangis di pelukan Sooyoung.

"Dia adalah sahabat terbaikku", ucap nenek Yook sambil terisak.

"Sabarlah nek, jangan menangis lagi. Kapan kapan aku akan mengajakmu ke pemakamannya", ucap Sooyoung sambil mengusap air mata di wajah nenek Yook.

"Sooyoung ah... terima kasih nak", tangis nenek mulai mereda.

"Kau tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Bagaimana kabar orang tuamu?", pertanyaan itu membuat sooyoung kembali bersedih.

YOU ARE MY DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang