KRIIIINNNNGGGGGGGGG.

Alarm jam weker berbentuk kepala karakter kartun My Melody, berdering keras, menjadi tanda peringatan tuan putri yang sedang terlelap dalam buaian mimpinya.

PLUKKKK.

Tak mengindahkan suara jam weker yang berdering, tangan putih sang tuan putri yang keluar dari gumpalan selimut tebal bermotif Helo Kitty, melempar jam weker tanpa dosa itu dengan bantal berbentuk kepala My Melody.

"Enggghhhhh," erangan lembut khas bangun tidur terdengar dari balik gundukan selimut tebal nan imut itu.

Sang tuan putri, Hyuuga Hinata, menampakan kepala bermahkotakan helaian indigo tebal yang masih kusut.

"Oaaaammmmmm," mulutnya menguap dengan cantik, menjadi pertanda bahwa sebenarnya dia enggan dibangunkan dari mimpi indahnya.

Tok Tok Tok.

Suara ketukan dari pintu yang menjadi akses masuk kamar berukuran 8x8 meter ini.

"Hmmm.., masuk," jawab sang tuan putri dengan suara khas baru bangun tidurnya.

Pintu raksasa berukirkan mawar merambat itu terbuka perlahan.

"Ohayou, Hinata-sama...," sapa seorang maid yang membawakan nampan berwarna merah muda yang berisi sarapan sang tuan putri.

"Ohayou, Yugao-chan..., sarapan apa pagi ini?" Tanyanya lembut sambil mengucek-ngucek sepasang mutiara lavendernya yang masih mengantuk.

"Roti gandum, dan selai kacang rendah lemak, Hinata-sama," Jawab sang maid, yang sudah sangat akrab dengan nonanya ini.

"Oishi...," pekik Hinata kegirangan.

Hinata memang penganut menu sehat sejati, profesinya sebagai fashion designer yang sering menjadi sorotan media, membuatnya harus ekstra menjaga berat badannya.

"Apa Tou-sama sudah berangkat Yugao-chan?" Tanya Hinata penuh harap.

"Hiashi-sama sudah berangkat pagi-pagi sekali ke Macau, ada rapat katanya."

"Neji-nii?"

"Beliau ke Seoul, Hinata-sama.."

Hinata menghela nafas panjang, kehangatan keluarga sudah lama menghilang dari mansion megah ini semenjak ibunya meninggal.

Sang ayah yang selalu disibukan dengan urusan bisnisnya. Lalu kakak laki-lakinya yang dulu kuliah di Oxford, sekarang setelah lulus malah menjadi ikut seperti sang ayah, karena ikut bergabung di perusahaan keluarga mereka.

Seperti halnya dia dan kakaknya adik bungsunya juga di kirim kuliah ke luar negeri, tepatnya di Columbia University.

...

Jari-jemari mungil sewarna susu itu, mengutak-atik ponsel pintar dengan logo apel miliknya. Sambil mengunyah sepotoh roti gandum, mutiara lavendernya memandang antusias obrolan dalam aplikasi chat dengan warna logo hijau yang terinstal di ponsel mahalnya.

Gorgeous Girl.

Forehead : Ohayao, girlssssss...

Me : Ohayo, Jidad... hihihihihi.

Forehead : Hentikan tertawa mu yang mengerikan itu, Shadako!

Me : Jangan terlalu sering marah-marah Jidad, itu bisa menambah satu kerutan di wajah, itu pesan mu kan?

Forehead: Dasar kau Shadako!, ya sudah apa jadwal kita hari ini?

Me : Sepertinya si Pig belum bangun, kita tunggu babi malas itu bangun dulu, baru kita tentukan jadwal kita hari ini.

Pig : Shadako, Jidad, kalian sedang membicarakan ku hah?

Forehead : Shadako, si Pig sudah mengamuk... hahhahahhahahha

Me : Morning, Pig..., kemana kita hari ini?

Pig : Aku malas keluar, paling juga kau akan membatal janji, karena pacar mu itu, shadako...,

Me : Oh, ayolah Piggy, jangan marah seperti itu, kau tahu kan kemarin dia baru pulang dari Kanada...

Forehead : Sudahlah Ino, jangan merajuk seperti itu, kita kan sudah bersahabat sejak kecil, dan kau juga Hinata ku perhatikan semenjak punya pacar kau sekarang sering mengabaikan kami.

Me : Sakura, Ino, kumohon maafkan aku, hari ini aku janji, aku akan menghabiskan waktu seharian bersama kalian, kita akan belanja, nonton dan karaoke, ya...ya...ya, please...

Pig : Baiklah, tapi kalau kau membatalkan janji lagi karena kekasihmu itu awas ya!

Forehead : Aku setuju, kali ini dengan Ino, awas ya Hinata kalau kau membatalkan janji lagi dengan kami!

...

Dress selutut putih dengan model kerah sabrina, membalut sempurna tubuh sintalnya, sebagian surainya ia biarkan terurai dan sebagian lagi disanggul cepol keatas

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Dress selutut putih dengan model kerah sabrina, membalut sempurna tubuh sintalnya, sebagian surainya ia biarkan terurai dan sebagian lagi disanggul cepol keatas. Hinata menatap puas penampilannya di depan cermin raksasa bertema victorian itu.

"Kau memang cantik Hinata," pujinya pada dirinya sendiri sambil memainkan rambut indigonya yang sudah dikeriting gantung, oleh hair stylist pribadinya.

Melangkahkan kaki jenjangnya ke rak sepatu yang berjejer apik ratusan sepatu karya designer ternama dunia.

Mutiara bulannya mulai menyeleksi mana sepatu yang akan dia pakai. Hingga pilihannya jatuh pada heels 20cm berwarna baby blue.

Baru saja tangan putih ingin menarik sepatu karya Jimmy Choo, tersebut, tiba-tiba ponsel pintar bercasing merah mudanya itu berdering.

"Moshi-moshi, darling," Hinata menjawab manja, sapaan di ujung ponselnya.

[...]

"Maaf sweet heart hari ini aku ada janji dengan Ino dan Sakura, bukankah kemarin kita sudah bertemu.

[...]

"Jangan marah ya..."

[...]

"Terima kasih sayang, aku mencintaimu, Toneri-kun..."

...

つづく

Tsudzuku

...

Sweet DreamHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin