"Tanner!" kesal Alexa sambil mencubitnya.

"Berhenti menggoda orang lain, Tanner" kata Aunt Lisa.

Serentak semuanya tertawa mendengarnya. Kecuali Tanner, tentunya.
...

Biar kuberitahu sesuatu padamu, hari ini adalah hari paling bahagia bagiku selama satu minggu terakhir ini.

Bagaimana tidak senang? Aku sudah dikurung di rumah sakit selama—kau hitung saja sendiri—dan hari ini, aku akan pulang, kembali ke rumahku.

Tapi menyebalkannya, aku masih disini. Di sofa rumah sakit. Saat aku bangun tadi pagi, aku tidak menemukan siapapun di kamar rawatku. Hanya keluargaku dan keluarga Alexa yang tau kalau aku hari ini pulang, dan kurasa teman-temanku tidak tau apa-apa.

Dan tebak apa yang terjadi sekarang? Aku sudah berganti baju, dan membereskan sisa barangku sendiri. Aku siap untuk pulang tapi dari tadi pagi tidak ada siapapun yang datang kesini.

Aku meraba perban yang masih terlilit manis di kepalaku, rasanya masih sedikit sakit, tapi yang penting aku sudah bisa pulang ke rumahku.

Tunggu dulu.

Lalu aku pulang dengan siapa?

Daritadi aku memang menunggu siapapun yang akan datang kesini karna aku yakin pasti akan ada yang datang, tapi dari tadi pagi sampai siang ini tidak ada yang datang. Kau tau apa yang lebih buruk? Ponselku masih dihandle oleh Nick, dan aku sama sekali tidak menyentuhnya semenjak sadar seminggu yang lalu.

Oke jadi pertanyaanya sekarang adalah, bagaimana nasibku?

Ceklekk

"Maddie!"

Akhirnya, malaikat penyelamat hidupku datang juga.

"Hey Shawn!" sapaku dan berdiri, menyambutnya yang sekarang berdiri di depan pintu.

"Apa yang kau lakukan? Kau tidak beristirahat? Hey! Kau ini harus cepat sembuh, jadi kembalilah ke tempat tidur dan—" 

"Aku sudah diperbolehkan pulang hari ini"

Shawn terdiam. Lalu senyum lebar tersenyum jelas di wajah tampannya.

"Yas! My Maddie is back!"

Shawn berlari kearahku, memelukku sambil mengangkatku keatas dan berputar sampai pada akhirnya kami jatuh di sofa panjang dengan posisi aku di atasnya. Tangannya masih berada di pinggangku dan aku masih mengalungkan tanganku di lehernya.

Aku terdiam, menatap mata Shawn. Mata coklatnya terlihat sangat indah, wajahnya yang terkena sinar matahari dari jendela terlihat sangat sempurna.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanyanya.

Aku langsung tersadar dari lamunanku dan aku yakin wajahku pasti sudah merah.

"You're so cute"

Dan pada saat itu juga, Shawn mencium pipiku, dalam posisi aku masih diatasnya.

Aku tidak bisa berkata apapun sekarang dan aku hanya bisa diam, kaku seperti batu.

"Uhh-umm, lebih baik kita pulang ke rumahku sekarang" kataku mengalihkan topik sambil beranjak dari atasnya.

Shawn tertawa pelan lalu ikut berdiri.

Aku mengambil tas ranselku yang hanya berisi beberapa barang. Sebenarnya aku juga bingung kenapa tadi pagi saat aku bangun yang ada hanya beberapa sisa barangku, mungkin orangtuaku sudah membawa barang-barang lainnya ke rumah. Tapi kenapa aku tidak diajak pulang?

Ah sudahlah, sekarang yang terpenting adalah, aku rindu rumahku dan aku ingin pulang.

Saat aku menyampirkan ranselku ke punggung, Shawn menarik ranselku dan memakainya.

Waiting U To Be Mine [S.M]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora