"Duh! Gue kebelet pipis nih!" ucap Nata pelan sambil meremas-remas roknya. "Jen, temenin gue ke toilet dong, pleaseee..."
Jennifer yang merasa terpanggil, menoleh dengan malas. "Ih, Nata lo ga lihat nih gue lagi ngapain? Lagian ya, kalo aja tadi jam istirahat kita nggak dipotong sama Pak Ceking, pasti gue bisa makan dengan tenang," ucapnya lalu melahap bakso di depannya dengan gusar. "Liat nih, tiga menit lagi bel tau!"
"Huhu... Ayo dong, Kinan, Agnes! Temenin gue..." rengek Nata
"Tahan dulu aja, Nata. Nanti, udah kelar makan, kita temenin deh," ucap Agnes di sebelahnya.
"Yaudah deh, janji ya?" tanya Nata kemudian mendapat anggukan dari ketiga temannya. "Eh, itu ada apaan sih," lanjut Nata penasaran sambil menepuk bahu Agnes.
Keningnya berkerut. Sepenglihatannya sih, salah satu sudut kantin mulai ramai oleh para cewek populer sekolahnya. 'Wih histeris banget ya cewek-cewek itu.. Ngerumunin siapa sih?' pikir Nata.
"Tau tuh, dari tadi pagi malah. Tanya Kinan aja deh, gue nggak ngerti boyband-boyband-an," jawab Agnes datar.
"Hah! Emang, sekolah kita kedatangan artis, Nan?"
"Nggak nyambung lo, Nes! Bukan boyband keles. Lebih tepatnya pangeran, kali ya, hehe," kata Kinan sambil nyengir-nyengir.
"Hah? Lo bercanda ya?"
"Iyalah gue bercanda!" seru Kinan. "Lagian ya, gue baru tau ternyata ada cowok di angkatan kita yang mukanya tuh perfeeeect banget! Bodynya juga eksotis parah!"
"Hah? Lo lagi menghayal ya, Nan?" tanya Jennifer yang menahan rasa penasarannya. "Maksud lo apaan sih? "
"Aduh gini loh teman-teman, kalian tau ngga sih murid yang pertukaran pelajar ke Jerman tahun lalu??"
"Emm.. engga tuh, memangnya ada ya perwakilan dari sekolah kita?" tanya Nata balik.
"Ada dong! Namanya Rafa, dia baru aja balik dari Jerman seminggu yang lalu. Emmm.. seinget gue sih, dia masuk hari pertama kita kelas 10, tapi besoknya, dia malah udah cabs ke Jerman."
"Dia ngga pernah sama sekali belajar di sekolah ini dong? Kalo dia balik, bukannya itu berarti dia harus tetap tinggal kelas di kelas 10?" tanya Jennifer sedikit kecewa.
"Nah itu dia! Dia bakal segera menyusul kelas 11 kayak kita. Saking jeniusnya, dia langsung direkomendasikan masuk kelas aksel sama kepala sekolah! Nanti lulusnya tetap barengan deh sama angkatan kita! Keren ngga tuh?!" kata Kinan dengan bangga. "Jelaslah, seluruh guru dan anak-anak hitz menyambut kepulangan Rafa, ck ck ck..."
"Pantesan, rame banget ya," kata Nata takjub. "Lo nggak kesana, Nan? Lo kan termasuk anak hitz juga tuh."
"Yah lo, nggak tau sih, bagaimana rupanya Rafa, Nat. Gue aja yang dicap sebagai Ratu Up to Date, levelnya beda jauh lho."
"Emang, Rafa yang mana sih orangnya?" Agnes angkat bicara.
"Oh! Uhm, yang itu tuh!" unjuk Kinan dengan jari telunjuknya. "Tuh, ganteng banget ya gak sih?"
Mereka bertiga otomatis mencari-cari seseorang dari kerumunan tersebut dengan arahan yang ditunjuk Kinan.
"Hah? Kok kribo sih," Jennifer mendesah kecewa. "Hancur deh ekspetasi gue!"
"Ihh, mata lu bintitan ya, Jen? Gue bilang yang itu tuh, yang di sebelah Galang!" unjuk Kinan lagi dengan menahan sabar.
'OH! Yang itu ya?' pikir Nata saat menemukan sosok yang asing baginya. 'Pantesaaaan! Di liat-liat emang keliatan banget sih cakepnya! Tapi, mukanya jutek banget deh, ampe dianggurin tuh cewek-ceweknya.'
"Ah, gue nggak tertarik nih! Males ah, cuek bebek!" timpal Jennifer.
Agnes mengangguk. "Gue juga nggak tertarik tuh."
"Iyalah, gebetan lo kan 2 Dimensi semua, Nes."
Nata, Jennifer, dan Kinan tertawa begitu melihat Agnes yang cemberut.
"Yaudah, kalo ngga mau, buat gue ajah! Awas ya lo-lo semua!" ujar Kinan.
Bel berbunyi pertanda istirahat berakhir.
--oOo--
"Wait.. waitt!" ujar Nata saat mereka berempat berlari-lari di koridor. "Gue masih kebelet nih.."
Spontan, Jennifer langsung menghentikan langkahnya. "Ya ampun, Nata! Sekarang tuh udah masuk jam pelajaran Bu Syantik! Gue ngga mau ya disuruh nulis seratus kali 'saya tidak akan telat'!
"Aduh, ayolaaahh.. kalian kan udah janji!" kata Nata nggak sabar sambil melompat-lompat kecil.
"Ah, yaudah deh, tapi cepet ya, Nat!" ucap Jennifer pasrah. "Eh, tapi kan kamar mandi cewek tuh jauh banget! Masa iya kita jalan lagi ke ujung sana?"
"Iya tuh. Keburu telat banget nih! Gimana kamar mandi cowok aja, Nat?" Kinan mengecek ruangan di dekat mereka. "Mumpung nggak ada orang."
Nata langsung melotot mendengar usulan Kinan. Tapi, Nata udah ngga kuat menahan lagi. Meskipun ragu, Nata berusaha menyingkirkan sikap gengsinya untuk tetap bisa menyelamatkan nyawanya, juga teman-temannya. "Emmm, gue nggak papa deh. Ta--tapi kalian jaga dari luar ya!"
"Iya, udah, sana buruan!" seru Jennifer sehingga Nata langsung memasuki kamar mandi cowok dengan langkah terbirit-birit.
Sejauh ini tidak ada hal yang mencurigakan. Nata berhasil menyelusuri bilik kamar mandi, lalu memasuki ruangan berkloset. Beberapa saat kemudian, Nata bernapas lega lalu berjalan meninggalkan kamar mandi.
Baru saja beberapa langkah, tiba-tiba Nata berhenti. Lorong pintu keluar di depannya yang tadinya bercahaya, kini terhalang oleh seseorang. Bukan. Itu bukan Jennifer, ataupun teman-temannya. Otomatis Nata menunduk. Ia menyadari sosok siluet itu mengenakan celana yang berarti adalah... cowok!
"Astaghfirullah," ujar cowok itu.
'MAMPUSSS GUEEE!!!!' pikir Nata sambil menggigit bibirnya ketakutan. Pandangannya mulai menaik. Gesper, dasi, lalu badge! Badge nama itu gelap, tapi bisa terbaca oleh Nata.
Rafa Alesandro.
--oOo--
Halo! Akhirnya aku kembali lagi teman-teman ^0^
Setelah 2 tahun menghilang, dan menghapus semua jejak, aku berencana untuk tetap me-remake cerita ini. Meskipun masih kurang karena skill menulisku sudah terlupakan, tapi aku akan tetap berjuang lagi!! Horayy!!
Ditunggu ya episode dua dan selanjut-lanjutnya! Terima kasih!
X.O.X.O –ggc—
YOU ARE READING
Foolove Between Us
Teen Fiction"Gue nggak tau perasaan lo, Raf." Nata menatapnya dalam. "Itu milik lo, dan hanya lo yang mengerti." Rafa mendengus kesal, cewek di hadapannya benar-benar tidak paham. Lebih tepatnya; bodoh. Pada akhirnya, hanya kata 'maaf' yang dapat Rafa ucapkan...
