Tak ada senyum yang diperlihatkannya kepadaku, wajahnya masih sama datarnya dari tadi.
Setelah selesai acara tukar cincin, kami harus mengambil beberapa foto untuk dokumentasi.

"Nah, sudah selesai. Ayo semuanya.... kita keruang makan" Ajak Ayah setelah acara berfoto selesai.

Semua berdiri dan mengikuti Ayah menuju keruang makan, dan yang tersisa hanya aku dan kedua makhluk gila ini.

Dan pecahlah tawa itu.....
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAA"

"APAAAA?" teriakku sambil melotot kearah dua makhluk kasat mata ini.

"Cie yang dilamar, mukanya udah kaya orang nahan buang air besar aja." ledek abang sialanku itu disertai tawa.

"Hahahahahaha" tawa Haikal masih menggelegar.

Kudatangi mereka yang berdiri diujung ruangan, dengan kesal ku injak kaki keduanya.

"Aduhhh.....dasar preman jadi-jadian" teriak Bang Refan kesal sambil melompat-lompat karena kakinya yang ku injak. Haikalpun melakukan hal yang sama melompat sambil memegang kakinya.

"Sukurin. Hahahahaha" balasku dengan tawa seakan meledeknya.

"Aduh kalian itu yaa malah bercanda disini, udah ditungguin juga dari tadi. Ayo cepetan" Ujar Kak Arina.

"ayooo kak" ucapku sambil meraih tangan kak Arina, sebelum pergi aku meledek mereka dengan memeletkan lidahku.

"Dasar preman" sungut bang Refan.

Acara makan malam berjalan dengan lancar disertai tawa dan bercandaan.

Aku rasa, aku sudah menghabiskan tiga piring nasi. Aku tidak peduli dengan porsi makanku itu karena memang aku belum makan dari pagi.

Masa bodo sama keluarga Azka atau Azkanya sendiri menilai diriku, hal yang terpenting yaitu aku kenyang hehehehe.

Sementara Ayah, om Reno, Azka dan bang Refan seperti biasa membicarakan tentang pekerjaan mereka masing-masing.

"Jadi kapan pernikahan dilaksanakan?" Celetuk Om Reno saat kami semua sedang menikmati makanan penutup.

"Pernikahan?????" aku yang mendengar reflek berteriak.

"Jaga suaramu Manda...." Ayahku mengingatkan, aku hanya mengangguk saja.

"Iyaa... tidak boleh terlalu lama menunda hal yang baik" tambah Tante Dina.

"Kalau aku terserah kalian saja" ujar Ayah.

"Bagaimana kalau tiga minggu lagi????" usul Tante Dina.

Hampir aja aku memuncratkan makanan yang sedang aku makan.

"Apaa??????" teriakku kaget.

"Amanda.... tolong suaranya." omel Ayah.

"Ya mbak, aku setuju. Biar Amanda jadi ada tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya. Karena selama ini dia suka asal."

"Ibuuuuuuuuu..... Itu terlalu cepat. Aku aja selesai sekolah juga belum masa udah menikah? Aku kan sebentar lagi mau try out, belom lagi UAS belom nanti UN. kenapa gak nunggu Manda lulus kuliah aja?"

"Yaampun...itu kelamaan Nda, masa kamu tega ngeliat punyanya bang Azka udah karatan?" celetuk Andri sambil tertawa.

Sontak semuanya tertawa kecuali Tante Dina yang memelototkan matanya kearah Anak keduanya itu, yang hanya dibalas cengiran oleh Andri. Sementara yang diledek hanya diam tanpa ekspresi.

"Jadi bagaimana? Setuju kan kalau pernikahan Azka sama Amanda tiga minggu lagi?" tanya Om Reno lagi setelah hampir semuanya berhenti tertawa.

"Ya aku setuju" jawab Ayah sambil mengangguk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 06, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

That Sexy CEO Is MineWhere stories live. Discover now