CHAPTER 2

32.1K 631 6
                                    

Amanda POV

Setelah aku masuk kamar, aku langsung mandi dan bersiap-siap untuk pergi makan malam dengan teman Ayah itu.

Kulangkahkan kaki ku kekamar mandi yang ada didalam kamarku. Seharusnya aku bisa berendam air hangat yang dicampur arom9a terapi kesukaan ku dulu, tapi kulihat waktu yang tidak memungkinkan untuk melakukan itu, yang ada Ayah yang akan marah-marah.

Setelah selesai mandi, aku memilih gaun yang akan aku kenakan. Aku memilih gaun tanpa lengan dan sebatas lutut berwarna biru muda, warna kesukaanku.

Setelah itu, aku mengeringkan rambutku dan membentuknya dengan curly dibawahnya serta memoleskan make up tipis sebagai tambahanya.

Lalu aku keluar kamar dan menuruni tangga. Kulihat Ayah, Ibu serta adikku sudah rapi dan siap untuk berangkat.

"Wuihhhh, anak Ibu cantik juga ya, kamu setiap hari kaya gini dong. Jangan dandan kaya anak cowo terus" Puji Ibu

"Yeuuuu, giliran aku tampilannya kaya gini aja, baru dibilang anak ibu, huhh." Kataku sambil memasang wajah cemberut.

"Sudah-sudah. Ayo kita berangkat." Ujar Ayah

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan disinilah aku. Di restaurant mewah dengan pilar-pilar berwarna krem yang terlihat kokoh, lampu berukiran kristal yang bercahaya terang serta hiasan guci dan lukisan yang pastinya sangat indah

Sudah pasti makanan yang ditawarkan harganya selangit. Pokoknya restaurantnya oke banget. Siapa sih yang design retaurant ini? Pasti seleranya sangat bagus.

Ya. Setelah aku berdebat dengan Ayah, akhirnya aku ikut juga. Tapi keluarga Om Reno belum tiba juga sampai sekarang. Huh, keluarga pebisnis kok gak on time banget? Kalo tau gini kan tadi aku bisa berendam air hangat dulu.

"Mukanya jangan ditekuk kaya gitu sih" ucap Haikal adikku satu-satunya yang melihatku menelengkupkan wajah diatas meja.

"Abisnya lama banget sih, ini kita udah nunggu 20 menit lebih tapi gak dateng-dateng. Kalo tau gini mending aku dirumah tidur-tiduran. Lagian masa keluarga pebisnis kaya dia bisa gak tepat waktu sih? Gak profesional banget deh." Ucapku dengan jengkel

"Husshh, kamu jangan ngomong kaya gitu sayang, tuh mereka sudah sampai" Ucap Ibuku menenangkan.

Sementara, aku melihat Ayahku langsung berdiri dan menghampiri keluarga Om Reno yang masih di pintu masuk.

Kulihat lelaki gagah dan masih tampan diusianya yang mungkin diatas kepala lima itu berjalan menggunakan kemeja berwarna hijau dibalut jas berwarna hitam terlihat sangat mewah, dan disebelahnya ada wanita yang tidak kalah mewah dan terlihat anggun dengan rambut disanggul keatas, dress berwarna hijau muda dengan sepatu senada dan tas berwarna hitam dari merek terkenal yang sudah pasti harganya mahal, aku tau itu. Karna aku pernah melihatnya waktu pergi berbelanja bersama Ibu.

Serta dibelakangnya ada anak laki-laki, mungkin umurnya sama denganku,dan mungkin dia masih kuliah. Dia terlihat tampan dan keren dengan kemeja kotak-kotak. Wuihh, boleh juga tuh cowok. Dan disebelahnya ada cewek cantik yang mengenakan gaun panjang berwarna tosca dengan lengan panjang, tentu saja ia terlihat cantik.

Pasti mereka Anak-anak dan istri Om Reno. Batinku.

Mereka datang ke meja yang sudah dari tadi kududuki.

"Hai, Nesa. Sudah lama kita gak ketemu yaa, biasanya yang main kerumah suamimu terus. Giamana kabarnya?" Ucap wanita yang anggun itu sambil berpelukan dengan ibu, yang baru kuketahui ternyata namanya Tante Dina.

That Sexy CEO Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang