CHAPTER 4

30.7K 636 44
                                    

Haiiii, maaf banget banget aku lama updatenya. Kemaren2 aku sibuk belajar dan sekarang Aku baru aja selesai uts nih makanya buru2 update. hehe sekali lagi maaf yaa kalo ceritaku masih ngaco dan gak jelas.

Happy reading!💜

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Azka POV

Moodku benar-benar hancur hari ini. Ini semua karena tadi saat makan siang kulihat Amanda dengan seorang pria muda, mungkin sepantaran dengannya.

Setelah mata kami bertemu ia langsung menyeret lengan cowo itu untuk pergi, aku tidak tau kenapa. Aku mencoba berdiri untuk mengejarnya tetapi tubuh Vina menempel kepadaku sedikit menindihku dan, sebenarnya aku ingin marah kepada Vina tetapi aku tidak mau mencemarkan nama baikku.

Akhirnya aku bisa menghindar dari Vina dengan sedikit ancaman untuk memecatnya, akhirnya Vina melepasku. Aku langsung berlari berharap Amanda masih disana, tapi nihil karena mereka sudah menghilang.

Kutinggalkan Vina direstaurant tanpa pesan apapun. Biarin saja, dia bukan anak kecil lagi. Aku langsung menuju parkiran dan memutuskan pulang kerumah orang tuaku.

Kenapa perasaanku sangat jengkel karena kulihat ia dengan pria lain? Apa aku cemburu? Gak,gak mungkin aku suka dengan bocah ingusan kaya dia. Mungkin aku hanya khawatir dia tidak mau dijodohkan denganku. bukan khawatir karena apa, aku takut saja tidak bisa memenuhi permintaan terakhir kakekku.

Kurebahkan tubuhku diranjang, kamar ini kamar masa kecilku. Aku melalui banyak hal dikamar ini, semuanya tidak berubah, masih sama seperti dulu.

Aku masih berpikir, siapa sebenarnya yang tadi bersama Amanda? Pacar, sahabat, sepupu? Apa aku tanya Refan saja ya? Kan dia abangnya Amanda siapa tau ia mengetahui siapa cowo tadi, iya aku harus bertanya dari pada aku menerka-nerka penasaran seperti ini.

Kuambil ponsel dinakas sebelah ranjangku, kucari di kontak nama Refan.

"Hey, bro apa kabar?" Pekik suara disana, kenapa harus teriak sih? Dasar gak abang gak adek sama aja.

"Perlu banget teriak gitu hah?"

"Yaa sorry deh, kangen gue sama calon adik ipar hehe" ujarnya cengengesan

Aku tertawa mendengar kata calon adik ipar. "Lo lagi dimana?"

"Masih diJepang gue, ini lagi dijalan mau keairport. Kenapa? Kangen lo sama gue?" Astaga tingkat pedenya tidak pernah berubah.

"Najis gue kangen sama lo, gue mau nanya nih sebenernya Amanda udah punya cowo belom sih?" selidikku

Dan pecahlah tawa diujung sana "Kenapa? Lo takut kalah saing sama yang lebih muda? Hahahhaa setau gue sih gak ada."

"Enak aja lo, gue sih umur doang tua. Tapi tampang masih muda. Emang muka lo udah bangkotan" candaku sambil terbahak

"Enak aja lo ya kalo ngomong. Untung aja lo calon adik ipar gue, kalo engga gue pletak tuh pala." ujarnya kesal

"Tapi kenapa sih emang?" Lanjutnya

Apa aku bilang ya kalo aku kesel melihat Amanda jalan dengan cowo lain? Tapi nanti dikira aku suka sama Amanda, padahal sebelum kami bertemu aku sudah intograsi ke Refan tentang Amanda dan aku sudah bilang gak suka sama Amanda.

"Gak apa-apa sih, tapi tadi gue liat dia jalan sama cowo, ganteng sih. Tapi gantengan gue haha. Mungkin aja lo kenal gitu sama cowo itu"

Nah kan, ngakak aja terus dia. "Hahahahahhahahhah" kudengar hanya suara tawa menggelegar disana. Kujauhkan ponsel dari telingaku, males juga dengerin ketawa ngeledek dia.

That Sexy CEO Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang