55. Kesedihan Terakhir

60 6 2
                                    

*KRING*
*KRING*
*KRING*

Apa dia sedang sibuk? Batin lelaki itu.

"Um, Halo." Tiba-tiba terdengar suara yang lembut.

"Ah yo! Halo." Balas lelaki itu.

"Apa kamu besok sibuk?" Sambungnya.

"Tidak, ada apa ya?" Kata gadis itu.

"Bagaimana kalau kita besok jalan ketaman?" Tanya lelaki itu.

"Hmm boleh." Jawab gadis itu.

"Baiklah, jam 10 di depan gerbang taman ya." Kata lelaki itu.

"Oke." Balas gadis itu.

"Sampai jumpa." Kata lelaki itu mengakhiri percakapan mereka.

"Sampai jumpa." Kata gadis itu membalasnya ucapan perpisahan lelaki itu.

- Keesokan harinya -

Huh, dimana ya dia? Batin gadis itu. 5 menit lagi akan jam 10.

Huh dia telat lagi. Selalu saja dia telat jika dia yang membuat janji. Gerutu gadis itu dalam hati.

Tidak lama kemudian, seseorang berteriak dari kejauhan memanggil gadis itu.

Gadis itu pun menoleh sumber suara yang memanggilnya.

Dari kejauhan terlihat seorang lelaki berlari ke arahnya.

"Ma.. ma... maaf." Kata lelaki itu dengan terengah-engah.

"Atur saja nafasmu dulu." kata gadis itu dengan lembut.

Akhirnya nafas sang lelaki itu kembali normal. Lelaki itu lalu berbicara,

"Maafkan aku telat sampai, aku tidak bermaksud untuk membuatmu menunggu." Kata lelaki itu.

"Iya gak apa-apa." Balas gadis itu.

"Ayo kita masuk ke dalam takutnya kita tidak akan kebagian tempat duduk." Kata Lelaki itu sambil menggandeng tangan gadis itu.

Akhirnya mereka berdua masuk dengan bergandengan tangan.

"Apa kau lihat tempat duduk yang di sana?" Kata lelaki itu dengan tiba-tiba.

"Tempatnya cukup bagus dan pemandangannya juga indah. Bagaimana kalau kita ke sana?" Sambung lelaki itu.

Gadis itu hanya mengangguk saja. Akhirnya mereka berjalan menuju tempat itu.

"Ada yang ingin kusampaikan padamu." Kata lelaki itu dengan serius namun tidak melihat kepada gadis itu.

Gadis itu hanya mengerutkan dahinya. Lalu berkata, "Apa yang mau kau sampaikan?"

"Terima kasih atas segala yang kamu berikan selama 4 tahun ini." Kata lelaki itu.

"Apa maksudmu?" Kata gadis itu.

"Maaf jika selama 4 tahun itu aku menyakiti hatimu." Kata lelaki itu mengabaikan pertanyaan gadis itu.

"Apa yang kamu maksud?" Kata gadis itu dengan nada yang naik satu tingkat.

"Aku ingin kita mengakhiri hubungan ini, aku merasa setahun belakangan ini aku sering menyakiti hatimu." Kata lelaki itu.

"APA?! KAMU BOHONGKAN? KAMU BOHONGKAN SOAL INI?!" Kata gadis itu yang terkejut.

"Tidak, aku serius." Kata lelaki itu.

"BOHONG! KAMU BOHONG!...." Kata gadis itu sambil terus mengoceh.

"Gak cape?" Kata lelaki itu memotong perkataan gadis itu.

Sang gadis terdiam. Tak lama kemudian, air mata mulai mengalir.

Akhirnya lelaki itu meninggalkan gadis itu dengan keadaan yang sedih.

Apa itu yang namanya berakhir dengan baik? Kamu selalu bilang jika kita mengawalinya dengan baik, maka mengakhiri dengan baik. Tapi perkataan itu omong kosong belaka. Batin gadis itu.

Gadis itupun hanya bisa menangis merelakan lelaki itu pergi.

- 5 Juni 2016 -
- RL -

You're My ReasonWhere stories live. Discover now