III. Cinta

1.1K 22 12
                                    

Hari itu, hari dimana langit bersinar sangat cerah.

Hari dimana saat kamu mengungkapkan semua perasaanmu kepadaku.

Hal yang amat lamaku tunggu akhirnya kamu ungkapkan juga.

Menunggu itu sangat membosankan, namun jika yang ditunggu berhubungan dengan kamu, maka aku tidak akan bosan menunggunya.

Setelah akhirnya aku mengetahui perasaanmu, aku sungguh senang.

Jika aku mengingat kejadian itu, dapat membuat aku tertawa kecil.

Kamu akhirnya mengungkapkan perasaan kamu gara-gara aku dekat dengan adik kelas.

*****

Matahari bersinar sungguh terik. Ternyata hari sudah siang.

Saat itu, seluruh siswa telah pulang sekolah. Namun, Reyza serta Nico masih berada di sekolah.

Tak hanya mereka berdua. Masih ada Pramuka Inti yang sedang berkumpul di kantin.

Rey dan Nico masih berada di lantai 3, di depan kelas 11-2. Dari situ, terlihat anak PI yang sedang berkumpul.

"Nic, main basket yuk?" Ajak Rey tiba-tiba.

"Tuh ada bola nganggur." Sambung Rey. Rey seperti mengetahui pikiran Nico. Jadi dia langsung mengucapkannya saja.

"Ya udah ayo."

Akhirnya mereka turun membawa tas mereka.

"One on one?" Tantang Rey.

"Ayo, 5 bola." Kata Nico membalas tantangannya.

Mereka bermain dengan serius. Dan akhirnya Rey memenangkannya walau hanya berbeda 1.

"Sepertinya anak PI telah selesai, pasti sebentar lagi Siska menghampiri gue." Kata Nico dengan PD.

Rey diam saja. Dia terus mencari keberadaan Mirei.

"Rey, gue duluan ya." Kata Nico membuyarkan lamunannya.

"Ah iya." Kata Rey dengan tiba-tiba.

Nico segera meninggalkan Rey. Rey masih tetap mencari keberadaan Mirei.

Dengan hati-hati, Rey masih terus mencari-cari keberadaan Mirei.

Nah itu dia... Batin Rey. Segera Rey mengambil tasnya lalu bergegas menuju tempat Mirei berada.

Saat baru melangkah beberapa langkah, pemandangan tidak enak terlihat di depan mata Rey.

Mirei sedang dekat dengan adik kelas! Dan jika cewek, Rey tidak mempermasalahkannya. Namun ini cowok. Dan Mirei, saat itu tertawa lepas.

Selama ini, Rey belum melihat Mirei tertawa lepas.

Akhirnya Rey mempercepat langkah kakinya dengan penuh emosi.

"Mirei ayo pulang, rapat sudah selesaikan? Ayo pulang." Kata Rey sambil menarik tangan Mirei dengan kasar.

"Bentar dulu Rey, tas gue masih di sana." Kata Mirei sambil menahan Rey.

"Tunggu di sini, akan gue ambilin tas lu." Kata adik kelas itu.

Seketika, Rey melepaskan genggamannya lalu menarik bahu adik kelas itu.

"Mirei, lu diem di sini. Dan lu gak perlu lu ngambilin tas Mirei, biar gue yang ambil, lu ambil tas lu aja sono." Kata Rey dingin dengan nada emosi menyelimuti.

You're My ReasonWhere stories live. Discover now