XIV. Dua Bintang

317 7 2
                                    

- Chapter khusus -

"It's time for the star to shine." Katanya kepada diriku.

Bintang memang tidak selalu bersinar dengan terang. Tapi bintang selalu bersinar.

Namun, akan ada saatnya suatu bintang bersinar sungguh terang.

"Aku ingin kita berdua bersinar dengan sangat terang secara bersama-sama." Sambungnya.

"Kenapa ingin bersama? Tapi pemeran utamanya adalah kamu dan temanmu." Kataku kepadanya.

Aku sungguh heran kepadamu, kenapa sangat ingin sekali bersama-sama denganku?

"Karena..." Katanya dengan digantungkan dan membuatku penasaran.

Kenapa setiap aku bertanya sebuah alasan, kamu selalu menggantungkan kalimatmu?

Apa kamu sengaja?

"Aku ingin kita selalu bersama. Aku tidak mau bersinar terang sendiri, sedangkan sinarmu tertutupi oleh sinarku yang terlalu terang." Katanya.

Alasan macam apa itu? Tapi, bagaimanapun... aku senang mendengarkan alasan itu.

Aku tidak kecewa, tapi aku senang mendengar alasan itu.

"Aku tak ingin bersinar sendirian. Karena kamu selalu ada untukku, dan aku tak mau kehilangan dirimu." Sambungnya

Kamu mementingkan diriku dan kamu ingin kita bersinar bersama.

Kamu tidak ingin kehilangan diriku, aku senang mendengarnya, senang sekali.

"Ayo kita bersinar bersama?" Katanya sambil mengulurkan tangan kanannya.

Gadis itu hanya mengangguk lalu tersenyum dan menaruh tangannya di uluran tangan lelaki itu.

Tiba-tiba, tangan kiri lelaki itu memegang dagu gadis itu.

Gadia itu terdiam. Dia terheran-heran apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu.

Tiba-tiba, lelaki itu mencium gadis itu. Lelaki itu mencium gadis itu cukup lama.

Akhirnya lelaki itu melepas ciumannya dan tersenyum.

"Maaf membuatmu kaget." Kata lelaki itu dengan senyum lalu menarik gadis itu untuk pergi.

Lalu mereka berjalan bersama menuju tempat yang telah di rencanakan.

- 24 April 2016 -
- RL -

You're My ReasonWhere stories live. Discover now