Math ( Rapmonster & Babysou)

76 15 3
                                    


"Kudengar, hari ini Guru Yoon tidak akan masuk." Myungeun berucap sambil menaruh tasnya di atas meja. Tepat disamping meja Soojung

Soojung mendesah malas. Hal yang paling menyebalkan memang untuknya ketika Guru Yoon tidak masuk. Hal yang justru berbalik dengan teman satu kelas lainnya. Teman sekelasnya pasti senang jika guru gendut berkaca mata tebal yang notabenenya adalah guru pengajar pelajaran matematika itu tidak masuk. Itu artinya mereka tidak perlu bersusah payah untuk mengerjakan soal soal ber angka dan mendengarkan ceramahan guru Yoon sebelum pelajaran dimulai.

Ia malas jika harus menggantikan Guru Yoon mengajar di depan kelas. Membuang suaranya untuk berbicara menjelaskan tentang materi yang guru Yoon berikan. Dan akhirnya selalu sama, teman temannya sama sekali tidak mendengarkan penjelasan materi darinya.

Sudah menjadi ketua kelas, dipilih menjadi asisten guru pula. Sialan memang. Penderitaanya makin bertambah.

Soojung merasa sedikit menyesal -dan juga bersyukur- karena telah diilhami otak seksi yang pintar matematika oleh Tuhan.

"Memangnya Guru Yoon kemana ?"

Myungeun mengeluarkan beberapa buku matematika yang Guru Yoon titipkan padanya. Menyerahkannya ke atas meja Soojung "Guru Shin bilang, dia harus menghadiri acara pernikahan keponakannya di Daejoon"

"--kau harus mengisi dua jam pelajaran ini. Menggantikan guru Yoon. Materinya tentang aljabar. Aku yakin Lee Soojung si ketua kelas yang berotak seksi ini bisa menjelaskannya."

Soojung menghela nafas berat "Aku tahu itu, bodoh. Sudahlah, aku akan menjelaskannya dulu."

Soojung melangkah keluar dari bangkunya. Mengambil tumpukan buku yang Myungeun berikan padanya. Lalu menaruhnya di atas meja guru. Mengambil tongkat panjang yang sering guru Yoon pada saat mengajar.

DUGH! DUGH! DUGH!

Soojung memukul tongkat panjang itu sebanyak tiga kali ke arah blackboard. Sehingga membuat keadaan kelas yang tadinya ricuh menjadi hening seketika.

"Semuanya, tolong dengarkan aku"

"-- hari ini guru Yoon tidak akan masuk. Ia harus menghadiri pernikahan keponakannya di Daejoon. Jadi hari ini aku yang menggantikannya"

"YEAAAAHHHH!!"

DUGH!

"Jangan bersorak! Diam dan dengarkan penjelasanku!"

Soojung menaruh tongkat panjang itu di samping meja guru. "Jangan ada yang mengobrol, dengarkan dan cermati penjelasanku, oke? Akan kupastikan jika ada yang mengobrol ataupun tidak mencatat, ku tuliskan nama kalian di buku kasus yang terjadi di kelas !"

"Baiklah ketua kelas Lee yang galak." Sungjae menyahut. Soojung memberikan death glare andalannya.

Soojung menghampiri meja guru. Membuka lembaran demi lembaran buku matematika yang di penuhi angka dan rumus.

"Baiklah, Materinya tentang aljabar, kalian pasti sudah menguasainya. Karena materi ini ada pada materi di sekolah menengah pertama. Hanya saja ada sedikit tambahan. Jadi, kalian perlu memerhatikan penjelasannya dengan teliti."

Soojung mulai menuliskan beberapa angka di papan tulis. Menjelaskan beberapa bagian yang cukup rumit kepada teman sekelasnya. Bagus, ancaman Soojung cukup efektif juga ternyata. Dengan mengancam bahwa nama mereka akan tertulis di buku kasus di kelas saja bisa membuat mereka terdiam seperti ini.

Soojung menaruh kapur dan penghapus papan tulis di meja guru. Menyeka keringat dengan menggunakan punggung tangannya.

Ha, bahkan saat Soojung selesai menjelaskan materinya teman sekelasnya ini masih memasang raut wajah tegang. Takut takut kalau nama mereka akan tertulis di buku kelas jika saja mereka berbicara sepatah kata pun.

Lucu sekali.

Soojung menghela nafas pendek "Baiklah, siapa yang ingin bertanya. Barangkali penjelasanku tidak jelas."

Hening.

Hanya terlihat Yoon Bomi -teman sebangku Sungjae- menggelengkan kepalanya.

Hei, apakah Bomi saja yang mengerti dengan penjelasannya?

Ia mendesah. Kembali mengumpat kasar karena memiliki teman satu kelas yang memiliki kepintaran kalkulasi di bawah rata rata. Nafasnya cukup sesak bahwasanya ia menjelaskan dengan suara yang cukup lantang yang menguras tenaganya.

Apa perlu buku matematika milik mereka Soojung bakar lalu dicampur dengan minuman mereka agar semua materi dan rumus itu menempel di otak mereka?

Haha, khayalan yang terlalu tinggi.

Si ketua kelas kembali menghela nafas pendek. Mencoba untuk menjelaskan rumusnya kembali.

"Baiklah, aku akan menjelaskannya kem--"

"-- cara mu menjelaskan itu terlalu cepat, ketua kelas Lee yang bodoh. Mana mungkin kita bisa mengerti dengan apa yang kau terangkan."

Ia mendelik sebal tatkala indra penglihatannya menangkap seorang lelaki berperawakan jangkung dengan kacamata tebal yang memegang pergelangan tangannya sehingga aktivitas menulis di blackboard jadi terbatalkan.

Soojung mengumpat "Hei, siapakah asisten guru Yoon disini? Kau apa aku, Tuan Kim Namjoon?!"

Lelaki itu tersenyum miring "Lalu, bolehkah aku bertanya padamu, Nyonya Lee Soojung? Siapakah yang mendapat peringkat pertama di kelas ini?"

"--kau hanya mendapat peringkat dua, yang selalu teringat di otak orang adalah peraih peringkat satu. Bodoh. Oh ya, ada yang kurang. Ketua Kelas Lee yang bodoh dan juga

-pendek." sarkas Namjoon.

Soojung menyingkir. Melempar penghapus blackboard akibat terlalu kesal. Dia menggerutu lantas dia menghentakkan kakinya kesal "Kerjakan saja sendiri!"

Oknum yang bernama lengkap Kim Namjoon itu dengan sikap sok pedenya maju ke depan kelas. Mengambil kapur dan menuliskan angka angka jawaban dari soal yang diajukan tadi.

9x-7i > 3 (3x-7u)
9x-7i>9x - 21u
-7i> -21u
7i<21u

i <3 u

"Ooh. Aku tahu kenapa dengan tumbennya Namjoon tiba tiba mau mengerjakan soal matematika ke depan" suara milik Hoseok menyapa gendang telinga Soojung. Orang yang petakilan itu tiba tiba datang ke depan. Mengambil alih kapur yang berada dalam genggaman Namjoon. Menggaris bawahi jawaban akhir dari soalnya

I <3 u

"Astaga.. Soojung kau tidak menyadari ini? Dia sudah merencanakannya sejak dulu!" Hoseok bertepuk tangan ricuh. Sedangkan populasi yang berada di kelas hanya bisa memasang tampang melongonya.

Apa? Ada apa?

"Ternyata seperti ini rencanamu untuk menembak soojung ya? Lucu sekali, Orang jenius memang selalu berbeda. Menyatakan perasaan pada seorang gadis pun pakai rumus matematika."

Oh, jadi, Namjoon sedang menyatakan perasaannya lewat rumus matematika?

Wajah soojung mendadak merah padam. Ternyata orang yang selama ini selalu cari gara gara dengannya menyukainya dengan diam diam?

Namjoon meraih tangan Soojung. Menggenggamnya dengan hangat "Sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak dulu. Tapi kau galak. Aduh, rasanya susah sekali mendekatimu. Makanya aku sering menjahilimu.

-Jadi bagaimana? Tidak kau lihat jawaban akhirnya 'i love you?'. Apa jawabanmu?"

Semua orang berteriak ricuh. Ini memang terdengar sedikit legend mengingat musuh bebuyutan dalam hal peringkat kelas saling menyukai. Bahkan Hoseok dengan hebohnya sedang memvideo Soojung dan namjoon

Rasanya, bercampur. Lucu juga, baru kali ini Soojung ditembak dengan  cara yang lucu.

-pakai rumus matematika.




Hai. Aku balik. Vommentnya?

(ONESHOT COLLECTION) BTS & Lovelyz Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang