Chapter 2

3.5K 291 54
                                    

Sorry for the long time gone. Happy reading! xoxo

Catherine

Ia mengucak mata seraya terus mengepel seluruh sudut ruangan.

"Hanya karena kau tidak dibayar, bukan berarti kau bisa bermalas-malasan, Catherine." Katanya ketus. Perempuan berwajah latin itu kemudian kembali menghisap rokoknya. Biasanya, orang lain yang mengenal Jenna Anderson akan selalu teringat dengan wajah latin dan bibirnya yang merah merona. Juga tidak melupakan bahwa ia adalah pemilik kelab Voler et Haute.

Namun bagi Catherine, ia tidak lain seorang nenek sihir yang hanya mempedulikan uang seumur hidupnya.

Cath memilih diam dan terus membersihkan lantai ruangan itu kendati ia merasakan tekanan darahnya mengalir ke kepala.

"Kau tahu, ," Lanjut Jenna, "Aku bisa saja menjadikanmu sebagai pelacur."

"Sayangnya, kau tidak bisa." Balas Cath singkat, tak berhenti mengepel lantai.

"Oh ya manis, aku bisa." Jenna menyilangkan kakinya. Ia kemudian mengetuk rokoknya ke lantai yang masih basah.

Jemari Cath mulai mengencangkan pegangannya. "Hanya di khayalanmu, Jenna. Aku tidak akan pernah menyerahkan diriku untuk hal itu."

Jenna tertawa sarkastik. "Oh betapa naifnya dirimu. Tidak kah kau lihat? Alonso selalu melirikmu dengan tatapan itu. Dia menginginkanmu, dan kau tahu ia tentu mau membayar setengah dari hutangmu untuk tidur denganmu."

"Tidak terima kasih Jenna. Aku bisa melunasi hutangku sendiri."

Jenna memutar bola matanya. "Terserah padamu, anak kecil. Aku menginginkan uangku, dan kau tahu pelunasan hutangmu tinggal beberapa bulan lagi. Bahkan harga rumah dan kekayaan orang tuamu pun tidak bisa melunasi setengah dari hutang-hutang kakakmu yang kriminal itu."

Kesabaran Cath mencapai puncaknya. "Dengar Jenna, aku akan melunasi hutang kakakku dengan caraku sendiri, bukan dengan caramu, dan kau tidak berhak mengatur itu."

"Oh ya teruslah bermimpi, jalang kecil. Cepat atau lambat, rumah dan warisan orang tuamu akan menjadi milikku." Jenna melengos seraya abu rokok miliknya menyentuh lantai basah. "Oh, dan tak lupa, kau akan jadi gelandangan dengan hutang yang masih menumpuk, kasihan sekali." Ia tertawa sarkastik

Cath menatap sinis dibalik sosok Jenna yang menuruni lantai. Ia diam-diam mengaliri sedikit air dari pel yang ia pegang pada tangga yang Jenna lewati. Perlahan air itu mengalir dan sampai hingga ujung heels Jenna.

Ia terjatuh, dan hal itu merupakan hiburan tersendiri untuk Cath.

Kendati demikian, ia tidak bisa memungkiri pertanyaan yang kembali muncul dalam benaknya. Seth pergi menghilang tepat disaat satu tahun kematian orang tua mereka. Saat itu Cath baru saja pulang dari makam ayah dan ibunya ketika ia melihat Jenna dan Terrel mendatangi rumahnya.

Cath tidak habis pikir. Bagaimana bisa seorang Seth Adams, kakak yang selama ini menjadi panutan, kepercayaan, satu-satunya keluarga yang ia miliki, dan juga sebagai seorang sahabat baiknya, menghilang dalam kasus narkoba, dan meninggalkan setumpuk hutang padanya?

Cath memejamkan mata, tidak ingin menangis untuk hal ini kesekian kalinya.

"Astaga, apakah kau selalu melamun seperti ini Catherine?"

Cath mengedip beberapa kali hingga ia sadar dari kejadian—lamunan panjangnya. Ia mendapati dua mata hijau emerald yang berjarak beberapa inci dari dirinya menatap begitu serius.

"Harry!" Cath refleks mendorong wajahnya.

"Maaf maaf, tapi aku bersyukur kau sadar." Balas Harry, mengangkat kedua telapak tangannya.

Attached,  // z.mWhere stories live. Discover now