SATU

21.5K 547 15
                                    

Pukul 12 tepat. Matahari mulai menunjukkan keperkasaan-nya dengan bersinar terik banget, membuat suhu di sekitar panas. Aku mengelap keringat didahiku dengan handuk kecil yang sedari tadi ku bawa, nafasku ngos-ngosan karna habis bermain basket.

"Culun amat sih lo! Baru maen bentar, nafas lo udah habis gitu" Seorang cowok menjatuhkan pantatnya disebelahku sambil meneguk minumannya. Aku meliriknya kesal sambil bersungut-sungut.

"Gue kan cewek!" Jawabku sebal sambil memberengut ke arahnya, tapi dia malah tertawa ngakak. Aku menatapnya heran, emangnya ada yang lucu?

"Elo? Cewek?! Huahahahaha" Dia langsung terbahak-bahak lagi, sial! Kusodok rusuknya dengan keras, tapi itu malah membuatnya tertawa makin geli. Oke, mungkin kata-kataku tidak akan terdengar lucu kalau kalian tidak mengenalku. Aku Shashani Alifia. Cewek yang nggak pernah pake rok kalau bukan disekolah, nggak pernah pake make up, nggak pernah punya rambut panjang lebih dari sebahu, dan nggak pernah berpenampilan kayak cewek. Tapi kan tetep aja, aku ini cewek!

"Gue kan emang cewek, lan!" Kataku sebal, sambil cemberut berat. Dengan susah payah, Alan berusaha menghentikan tawanya. Cukup susah, karna sepertinya dia masih geli banget. Aku menatap cowok yang sedang tertawa didepanku ini, Alansyah putra. Sahabatku sejak dibangku SMP, dan sekaligus cowok yang aku cinta semenjak SMP. 

Ya, aku mencintai Alan. Walaupun dia tidak tau, dan tidak akan pernah tau. "Sory Al, habisnya itu kata-kata paling lucu yang pernah gue denger! Huahahahaha" Bukannya berhenti, dia malah tertawa lebih kencang. Aku memberengut padanya, menutupi perasaan hatiku yang senang. Aku memang selalu merasa senang ketika melihatnya tertawa, walaupun yang dijadikan bahan tertawaan adalah aku.

" Rese lo ah!" Aku bangkit dari posisi dudukku, dan mulai mengumpulkan barang-barangku. Alan mengikuti dibelakangku, masih sambil tertawa geli.

------- >>>>>>>>> <<<<<<<<< -------

Udara pagi ini terasa sangat menusuk dikulit, sayangnya aku lupa membawa jaket tadi. Jadilah aku duduk di halte bis sambil kedinginan, memeluk diri sendiri sebisa mungkin. Kalau saja tadi pagi dia tidak kesiangan, mungkin sekarang dia masih bisa berlari pulang lalu mengambil jaket dulu. Tapi sayang, nasib sedang tidak bersahabat.

"Woy!" Aku menoleh ke sumber suara, ternyata Alan. Dia sedang berjalan ke arahku sambil tersenyum, dimasukkannya tangannya ke saku jaket hitamnya. " Cewek, lagi ngapain? " Dia menggodaku dengan nada geli, rupanya dia masih ingat kejadian kemarin. Huh!

"Nggak usah rese deh, gue lagi gak pengen bercanda!" Jawabku ketus sambil membuang muka. Bis-nya mana sih? Kok lama banget, mana dingin banget lagi. Dia mengambil posisi di sebelahku.

"Duileh, galak amat sih? Kenapa lo?" Aku menoleh ke arahnya, dia sedang memperhatikanku dari atas sampai bawah. "Lo nggak bawa jaket?" Tanyanya heran, aku mendengus kesal. Jawabannya udah didepan mata kan?

"Semalem gue begadang nonton bola, jadinya kesiangan. Jadilah gue berangkat buru-buru terus... " Kata-kataku langsung hilang begitu dia menyelubungiku dengan jaket yang tadi dia pakai, aku menatapnya kaget. Dia balas menatapku sambil tersenyum. Sesaat rasanya jantungku seperti berhenti berdetak, kemudian mulai berdetak lagi dengan kecepatan tak wajar. Mulutku terbuka, tapi aku tidak bisa mengatakan apa-apa.

Dia menatap ke depan, tidak menggubris kekagetanku. Tidak perduli denganku yang mematung disebelahnya! Oke Alifia tarik nafas, buang, tarik nafas, buang. Tak berapa lama, bus yang kami tunggu tiba. Kami langsung berjalan ke pintu bus, tempat kondektur bus bergelantungan. Aku mencoba mengeuasai diriku kembali dengan mengingatkan bahwa apa yang Alan lakukan, tidak lebih dari sekedar perhatian ke sahabat.

-,-,-,-,-,

Aku menatap pintu masuk lapangan dengan bete, Alan kemana sih? Katanya mau maen basket jam 3an, sekarang udah hampir jam 4 dan dia nggak muncul-muncul! Aku menghela nafas pasrah, mungkin Alan lupa atau ketiduran. Yaudah deh, udah sore juga. Aku mengantungkan ranselku dengan asal, dan berjalan ke pintu keluar.

"Al! Al!" Aku mendongak, dan tatapanku bertemu dengan tatapan riang Alan yang sedang berlari ke arahku! Bibirnya mengembangkan senyum lebar penuh arti, aku menatapnya curiga. Ada apa nih? "Al, tebak! Gue habis ketemu siapa?"

"Siapa?" Tanyaku malas sambil berjalan, dia mengikuti disampingku. Wajahnya tampak bersemangat sekali, nafas-nya ngos-ngosan karna habis berlari-lari.

"Gue ketemu sama Dian!! Anak kelas 12 IPA 1, Al!!" Dia menjawab sambil tersenyum lebar, aku menatapnya curiga. Oh oh, tolong! Jangan bilang kalau dia.. "Kayaknya gue jatuh cinta deh sama dia! Asli tuh cewek cakep banget!" Dan untuk kesekian kalinya, aku merasakan sesuatu yang asing.

Perasaan apa ini? Kenapa rasanya sakit banget? Kenapa aku berharap saat itu, aku kembali ke masalalu dan berusaha untuk tidak mengenal Alan? Kenapa rasanya airmataku berontak untuk keluar? Ada apa denganku?

Sahabat, aku cinta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang