Chapter 14

1.4K 104 0
                                    

[Budayakan Vote sebelum baca!!! Makasih]



Jacky semakin memperlembut elusannya pada pipi Angel. Ia menatap manik mata gadis itu dengan penuh arti. Hidung dan kening mereka sudah bersatu. Ia merasa semakin mencintai Angel saat melihat wajahnya yang merona seperti ini. Ia tersenyum tulus kepada Angel yang berada tepat didepannya.

Pelan-pelan ia mendekatkan bibirnya. Jantung Angel semakin tak keruan. Entah kenapa ia menutup matanya rapat-rapat. Jacky tertawa dalam hati. Ia semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Angel. Hingga jarak antara keduanya tinggal 3 cm. Keringat dingin membasahi pelipis Angel. Jacky semakin mempersempit jarak antara mereka. Saat tinggal 1 cm, Jacky menahannya sedikit lama, perlahan cowok itu menutup matanya. Dengan menahan tawa Jacky menarik kembali bibirnya dan langsung memeluk Angel dengan sayang. "Ada yang berharap aku cium, nih! Hahahahaha!" tawanya.

Angel yang menyadari bahwa tadi Jacky hanya bercanda dan tidak berencana untuk menciumnya menjadi malu. Ia bahkan menutup matanya tadi. Seakan berharap pangerannya menciumnya seperti dalam cerita dongeng. Mendadak ia mendapatkan seluruh kekuatannya kembali.

Ia melepas pelukan Jacky dan berlari ke atas tempat tidur. Ia duduk membelakangi Jacky untuk membuka sepatunya. Setelah itu ia langsung tidur dan menutupi dirinya dengan selimut.

Jacky terkekeh geli melihat tingkah pacarnya. Ia mengganggu Angel yang diyakininya belum tertidur. "Mandi dulu, dong, maca mau tidur ama abang gak mandi dulu?"

Ia duduk di samping Angel. "Neng, mandi dulu, atuh!" kata Jacky sok Sunda.

Tanpa diduga Angel bangun lalu tertawa terbahak-bahak. Ia menonjok wajah Jacky dan berlari ke kamar mandi sambil menenteng handuk.

"Aw! Cakit bingiiiits!!!" jerit Jacky sok kesakitan sambil memegangi pipinya. Padahal tonjokan Angel tadi sama sekali tidak terasa sakitnya diwajahnya.

Beberapa menit kemudian Angel keluar dari kamar mandinya. Sudah berpakaian lengkap dan seperti biasa, menenteng handuk dan pakaian yang dipakainya sebelumnya ditangannya.

Tiba-tiba iPhone Jacky berbunyi, tanda sms masuk. Ia meraih iPhonenya dari sakunya dan mengecek pesan masuk tersebut.

Ia lalu menatap Angel.

***

Didalam apartemennya Eryl sedang menangisi kepergian Mrs. Wilder. Ia tidak menangis alay, ia tidak menangis dengan berkoar-koar seakan seluruh dunia perlu mendengar tangisannya, ia tidak menangis cantik, ia tidak menangis sampai menghabiskan tisu sejibun. Ia hanya menangis dalam diam. Tanpa suara. Hanya keheningan yang mencekam disekelilingnya. Seakan-akan suaranya ditelan kegelapan. Seakan-akan suaranya hanyut dalam angin.

Saat sedang menangis, tiba-tiba bulu kuduknya meremang dan jantungnya berdegup kencang.

"Untuk apa kau berdiri disana mengawasiku? Semuanya sudah selesai! Kau bahkan mencuri revolver-ku! Untuk apa juga kau mengirimiku bunga!?" seru Eryl dengan kesal.

***

Tak lama pintu apartemen Eryl diketuk. "Eryl!" panggil Angel dari luar. Gadis itu mendengus kesal karena diganggu. "Aku sedang sibuk!" serunya dari dalam.

"Ini lebih penting dari kesibukanmu!!" seru Angel balik.

Eryl menatap pintu apartemennya. Dengan langkah gontai ia berjalan ke pintu apartemennya lalu membukanya.

"Ada apa?" tanya Eryl malas.

"Kamu perlu ke suatu tempat," kata Angel sambil tersenyum.

"Dimana?"

Who Are You? (Completed)Where stories live. Discover now