1

250K 14.4K 212
                                    

"Just waiting for the story"

*****

Suasana bandara tampak sangat ramai, dapat terlihat dari banyaknya orang yang berlalu lalang. Entah itu dari kedatangan, atau akan pergi ke tempat tujuan masing masing. Kini itu juga dilakukan oleh Atha, dia sudah menyiapkan segala keperluanya untuk tinggal di Roma selama satu minggu. Jika bukan karena pernikahan sahabatnya, dia sangat ogah melakukannya. Karena baginya satu hari sangat berharga.

Dengan tas yang di selempangkan di sebelah kanan Atha berjalan ke tempat yang seharusnya. Menitipkan kopernya yang di jamin penuh dengan pakaian dan hal berharga. Dia tak mungkin lepas tanggung jawab dengan toko bunganya dan juga pekerjaanya sebagai seorang penulis.

Tak ada salahnya ke luar negri,sekalian mencari inspirasi bukan? Setelah masuk kedalam pesawat, Atha duduk di tempatnya. Melihat keluar jendela, dengan padangan yang sulit di jelaskan. Roma? Sepertinya ini bukan hanya sekedar acara pernikahan dan jalan jalan saja.

Tit tit! 

Bunyi ponsel milik Atha menyentaknya dari lamunan. Segera dia merogoh tas kecil yang berada di pangkuannya. Lalu mengambil ponsel itu, mengeset tombol berwarna hijau dan menempelkanya di telinga sebelah kanan.

"Iya, Hallo?" jawabnya lembut.

"...."

"Aku sudah di dalam pesawat. Perjalanan akan sangat panjang, ini semua demi dirimu. Awas jika nanti kau tidak memberiku hadiah yang pantas" ucap Atha sedikit menggoda. Sebenarnya dia tidak keberatan sama sekali pergi ke Roma. Sudah lama juga dia ingin kesana, mendapat tiket gratis dari teman baiknya tentu saja tidak di lewatkan begitu saja olehnya.

Terkesan matre? Tidak apalah sesekali.

" ... "

"Oh, tak apa. Aku bisa naik taksi, iya iya Felisia. Astaga kenapa kau cerewet sekali sekarang!" Dengus Atha karena mendengar sahabatnya di seberang telpon sana tengah mengomel dan berbicara tanpa jeda.

"... "

"Tentu, kau sangat tahu betapa aku sangat merindukanmu." Balasnya dengan senyum tulus.

"Permisi nona, pesawat akan segera lepas landas. Bisa minta tolong untuk tidak menggunakan alat komunikasi untuk sementara?" ucap seorang pramugari dengan senyuman lembutnya.

Sontak saja membuat Atha harus menghentikan percakapanya dengan sahabatnya itu. Dia mengangguk mengerti dan kembali bersuara pada Felicia. 

"Aku harus mematikan ponselku, nanti akan kuhubungi setelah sampai di bandara, bye"

Pip!

Atha langsung mematikan ponsel.Beralih sibuk mencari sesuatu di dalam tas biru tosca miliknya. Dan akhirnya ketemu, sebuah benda persegi panjang kecil yang mampu membuat hati Atha tenang. Ipod, pemberian kakaknya. Berisi begitu banyak lagu yang membuat dia sangat nyaman hanya untuk mendengarkan sebuah lagu.

Atha menempelkan setiap sisi earphone pada kedua telingannya, lalu dia bersandar di kursi. Dan mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela, melihat bagaimana pesawat yang di tumpanginya berangkat. Menembus awan, dan juga melayang di udara.

Memang bukan pertama kalinya Atha pergi ke luar negri, karena selama beberapa kali dia sudah sering menginjakan kakinya di benua Eropa maupun Amerika.

Tapi tidak seperti apa yang kalian fikirkan, dia bukan dari kalangan orang kaya yang bisa membuang uang mereka sesuka hati hanya untuk mengunjungi negara lain. Dia menggunakan uangnya sendiri, hasil toko bunga yang dimilikinya dan juga hasil karya karya novel terbitanya.

Tak akan ada yang sadar jika dia adalah seorang penulis, well itu karena dia selalu merahasiakan nama aslinya saat novelnya di cetak. Biasanya dia akan memberi inisial, " D-cy " . Artinya? Biarkan hanya Atha dan juga Tuhan yang tahu maksud dari inisial itu.

Matanya terpejam seiring dengan lagu yang masih terus berputar dari ipod biru miliknya. Kebiasaan buruk yang tak pernah berubah, dimanapun gadis bunga ini merasa nyaman. Maka disanalah tempatnya untuk tidur.

Pernah sekali dia tertidur di toilet hanya untuk menghindari ocehan penerbit yang terus menceramahinya karena telat mengirimkan naskah untuk novel selanjutnya. Karena muak akhirnya dia memilih ke toilet dan mendengarkan musik sampai tertidur. Sungguh aneh bukan?!

"Kapan kau akan kembali?"

"Secepatnya, namun aku tidak tahu kapan." ucap nya dengan senyum tulus di wajah tampanya.

"Tidak bisakah kau tinggal lebih lama?" mohon gadis berambut coklat menatap sang lelaki dengan tatapan penuh harap.

"Berdoalah, semoga Tuhan masih mengijinkan kita bertemu. Jika tidak,aku akan melakukan apapun untuk melihat mata hijau ini. Bidadariku. Kesayanganku." Bisiknya lirih tepat di telinga sang gadis.

Memberikan sebuah kesedihan yang mulai menggerogoti tubuh sang gadis,jika bisa dia tak ingin bertemu lelaki itu. Namun, jika bisa bukan?.

Atha tersenyum kecut dalam pejaman matanya. Kilasan itu kembali lagi, ketika lelaki yang dicintainya memutuskan untuk pergi keluar negri untuk melanjutkan studinya. Atha sebenarnya ingin ikut juga, namun pria itu menolak. Lalu hubungan mereka berakhir begitu saja.

Tanpa ada kata putus yang terucap, pria itu menghilang bagai di telan bumi. Atha sudah mencoba menghubungi orang-orang terdekat yang berhubungan dengan kekasihnya. Namun hasil yang dia dapat nihil, kekasihnya tidak bisa di hubungi.

Mungkin itulah alasan kenapa kekasihnya sulit di hubungi, beberapa bulan sebelum dia menghilang sudah ada keanehan. Namun Atha terus saja berfikiran positif bahwa kesibukan di kampusnya lah yang membuat sang kekasih tidak menghubunginya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, sekarang Atha sudah tidak perduli lagi padannya.

Cinta untuk pria itu sudah mati. Semenjak dia hilang tanpa kabar.

"Jika ingin pergi dari hidupku, langsung to the point saja. Kenapa kau harus menggunakan alasan klasik" decih Atha lirih.

Mengenyahkan bayangan itu dari dalam fikirannya. Sudah cukup dia menjadi gadis lemah dan juga cengeng. Dia tidak akan lemah lagi dalam soal percintaan, untuk selanjutnya dia pasti bisa mendapatkan cinta yang tulus tanpa harus mengemis seperti sebelumnnya.

Semoga saja Atha.

Semoga saja.

.
.
.
.

Tbc

Part satu dalam mode revisi.  😁😁😁
Apakah masih amburadul?  😂😂
Semoga tidak ya.

Love love 💞💞

See you in next part.

THE TARGETWhere stories live. Discover now