1. Because Of You

2K 442 198
                                    

<Author POV>

Matahari bersinar terik. Enggan untuk meredupkan cahayanya, bulir-bulir keringat sebesar biji jagung turun dari dahi mereka. Nafas mulai tersenggal-senggal. Janu melajukan tangan kanannya kearah pipi kiri Rangga. Tak terima, Rangga membalas tak kalah ganas. Tendangan yang mendarat di perut Janu membuat ia tersungkur ke tanah. seragam putih abu-abu yang semula putih bersih, kini berpasir dan kotor .

Janu meringkuk kesakitan, kesempatan tak datang dua kali. Dengan cepat, Rangga memukul dengan membabi buta, tanpa pandang bulu. Rangga berada diatas, dan Janu di bawah.

Sontak, siswa siswi lain sudah berkerumun mengelilingi mereka, melihat pemandangan yang menyiksa mata dan batin. Sebagian hanya diam terpaku, sebagian lainnya menyoraki. Merasa lebih tertantang, Rangga terus memukuli Janu. Muka keduanya sudah tak manusiawi lagi.

Amarah meletup-letup terpancar dari sorot mata mereka. Lebam berwarna biru dimana-mana. Disalah satu sudut bibir Rangga terdapat bercak darah akibat tinjuan Janu.

"Ada apa ini?!" Zulmakir dengan tergesa-gesa berlari dari Ruang BK ke lapangan volly sambil membawa sapu. Membelah satu-persatu kerumunan. Siswa siswi seperti sudah tahu apa yang harus dilakukan, langsung memberikan jalan. Sapu diangkatnya tinggi-tinggi dan diterbangkan kepantat Rangga.

"Siapa yang berani mukul pantat Gue?" ucap Rangga tanpa mengetahui keadaan. Muka Janu kini tak berbentuk lagi. Darah segar mengalir dari hidungnya bak air mancur. Sekali lagi, Pak Zulmakir mendaratkan sapunya kearah pantat Rangga tanpa ampun, dengan sekuat tenaga yang ia punya.

"Siapa yang mukul pantat gue ta-" kepala di palingkan kearah orang yang memukulnya. Ucapan Rangga terpotong. Seperti tersenggat ditengorokan. Pita suara seperti putus digerogoti tikus.

"RANGGA KRISTANOVA!?" Teriakan Zulmakir menggetarkan satu sekolah. Siswa-siswi menutup kedua telinga mereka demi keselamatan telinga masing-masing. Janu yang hampir pingsan pun tersadar kembali akibat teriakan Zulmakir.

"Lagi-lagi kamu yang bikin ulah." Tangan Zulmakir kini menggelirya di telinga kanan Rangga. "Aduh.. duhh.. duhh," Rintihan Rangga terdengar. Badannya mengikuti arah tangan Zulmakir membawa telinganya. "Sakit Pak.. Aduhh duhh." Semakin ia mengaduh, semakin tangan Zulmakir memelintir daun telinganya.

Sapu ditangan kiri Zulkmakir dengan sengaja dipukulkan kepantat Janu yang terbaring lemah akibat pukulan bertubi-tubi yang diluncurkan Rangga. Refleks, Janu langsung berdiri tegap menghilangkan segala rasa sakit dan nyeri yang menyerang tubuhnya. Hidung yang berdarah dibiarkanny mengalir. Akan lebih sakit lagi kalau Pak Zulmakir yang memukul, ucap Janu dalam batin.

Sapu dibiarkannya terjatuh dari tangan kirinya. Kini, giliran Janu yang mendapat jatah. Daun telinganya di pelintir dengan sesuka hati oleh Zulmakir. Guru BK yang paling 'tak kenal ampun'. Telinga serasa ingin putus dibuatnya. Lebih enak putus cinta dari pada harus berurusan dengan pak Zulmakir, 'si Tangan Setan'.

"Kalian berdua ikut saya!!" Ucapnya dengan penuh amarah. Kedua tangan Zulmakir menyeret telinga Rangga dan Janu. Suara teriakan siswa-siswi menyoraki mereka berdua. Hanya teriakan-teriakan yang bisa terdengar. "Bubar semua! Bubar!!" Teriakan Zulmakir kembali menggema. Detik itu juga, semua siswa yang melihat perkelahian antara Rangga dan Janu langsung membubarkan diri tanpa babibu lagi. Dari pada harus berurusan dengan pak Zulmakir, akan lebih runyem.

***

"Wi, buku PR MTK lo gue pinjam ya, please??" Ucap Zainal dengan tampang tak berdosa. "Lupa gue kalau ada PR."

"Bilang aja malas buat ngerjain." Dewi memutar bola matanya, kedua tangan ia lipat didepan dada, posisi menghakimi. "Ambil aja nohh." tangannya menunjuk kearah tas merah gelap di kursi paling pojok dekat jendela.

Missing Puzzle #Wattys2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang