Chapter 2

9K 451 1
                                    

© Park Jaehee's POV ©

Hanya butuh waktu beberapa menit, bus yang aku tumpangi berhenti di depan sekolah. Ketika hendak keluar dari bus, tiba-tiba ada seorang pria berkulit putih susu menabrak ku yang membuat ku terjatuh.

"Apa kau baik-baik saja? Maaf, aku sedang terburu-terburu." ucapnya dengan santai.

"Apakah kau tidak lihat bagaimana keadaan ku saat ini? Apakah aku terlihat baik-baik saja dimatamu. Hah?" ucap ku dengan sangat emosi.

Bagaimana bisa tidak emosi? Orang yang menabrak ku itu tanya bagaimana keadaan ku. Jelas, aku sakit. Kaki ku saja sampai terluka akibat perbuatannya yang ceroboh itu. Apakah dia tidak peka?

"Aku tau, kau sedang tidak baik-baik saja. Maksudku, apakah kau bisa jalan?" ucapnya yang membuat ku muak dengan sikapnya.

"Coba kau lihat sendiri. Apakah dengan keadaan ku yang seperti ini, bisa jalan? Taukah kau kaki ku terluka akibat perbuatan mu yang ceroboh itu." kata ku

"Ceroboh katamu? Aku tidak ceroboh, hanya kau saja yang...."

"Yang apa? Sudahlah, bantu aku bawa ke UKS. Aku butuh pertolongan pertama dari dokter."

"Tapi.... . Baiklah, tapi bagaimana caranya?" tanyanya

"Gendong aku." jawab ku enteng. Dia diam membisu. Aku tidak tau apa yang sedang dipikirkannya. Memang salah jika aku meminta dia menggendong? Ini juga karena ulahnya. Tidak apa-apa, jika nanti aku harus menanggung malu di depan murid-murid dan guru- guru yang akan bertatapan dengan kami.

"Gendong?"

"Ya, gendong. Cepat, sebentar lagi bel sudah berbunyi. Apakah kau ingin telat?"

"Baiklah"

© Oh Sehun's POV ©

Setelah bus berhenti tepat di depan sekolah -Hannyoung High School- , aku buru-buru untuk masuk ke kelas. Karena jam pertama ku ini akan diisi oleh guru matematika yang menurut ke sangat killer.
Taukah kalian apa yang baru saja terjadi dengan ku saat ini? Aku baru saja menabrak seorang yeoja. Sepertinya, yeoja itu satu sekolah denganku. Karena jika dilihat dari seragam yang ia pakai saat ini, sama dengan ku.

"Apa kau baik-baik saja? Maaf, aku sedang terburu-terburu." ucap ku dengan santai.

"Apakah kau tidak lihat bagaimana keadaan ku saat ini? Apakah aku terlihat baik-baik saja dimatamu. Hah?"
Ucap nya dengan nada penuh emosi.

Apakah dia tidak bisa berbicara dengan nada yang santai? Padahal, aku tanya dengan lemah lembut. Kenapa semua sama saja, selalu marah-marah?

"Aku tau, kau sedang tidak baik-baik saja. Maksudku, apakah kau bisa jalan?" ucapku.

"Coba kau lihat sendiri. Apakah dengan keadaan ku yang seperti ini, bisa jalan? Taukah kau kaki ku terluka akibat perbuatan mu yang ceroboh itu."

Aku sendiri tau jika kaki nya terluka akibat perbuatanku yang ceroboh. Ceroboh? Apakah aku se ceroboh itu, sampai membuat kaki orang terluka?

Menurut ku tidak? Aku pikir dia terluka, bukan karena ku mungkin karena kesalahan nya sendiri.

"Ceroboh katamu? Aku tidak ceroboh, hanya kau saja yang...." ucapku yang langsung diputus dengan nya.

"Yang apa? Sudahlah, bantu aku bawa ke UKS. Aku butuh pertolongan pertama dari dokter." kata nya.

Kenapa harus aku, apakah tidak ada yang lain yang bisa membantunya? Ah iya, aku baru ingat. Teman sekolah nya cuma aku.

"Tapi.... . Baiklah, tapi bagaimana caranya?" tanya ku.

Karena aku tidak tau cara membantu nya. Apakah perlu diseret? Aku pikir, itu merupakan tindakan yang paling kejam.

"Gendong aku." ucap nya dengan santai. Aku diam sambil berpikir yang dia ucapkan barusan.

Sebentar, gendong?? Apakah aku tidak salah dengar? Apakah dia baru saja mengatakan 'gendong aku'?

Sepertinya aku tidak salah dengar. Dia benar berkata seperti itu. Aku pun bergulat dengan pikiran ku.

"Gendong?" tanya ku sekali lagi. Untuk memastikan apakah yang dikatakannya benar atau salah.

"Ya, gendong. Cepat, sebentar lagi bel sudah berbunyi. Apakah kau ingin telat?" suruh nya.

"Tentu tidak. Ayo, kamu naiklah ke punggung ku. Aku akan menggendongmu"

"Kau mengantarku harus sampai di kelas. Jangan inkar" ucap nya.

Apa? Sampai kelas? Baiklah, aku akan menuruti nya. Ini juga sebagai bentuk pertanggung jawaban ku pada nya karena telah menabraknya tadi.

*skip kelas Park Jaehee*

"Terima kasih" ucapnya dengan disertai senyuman nya yang aku yakin langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Ah tidak mungkin itu terjadi.

"Sama-sama" balas ku.

*skip ke kelas Oh Sehun*

Akhirnya, guru killer itu selesai juga. Setelah 3 jam di kelas ku. Aku merasa, apa yang diterangkan nya mulai dari kelas 2, tidak masuk sama sekali. Masuk dari telinga kanan, keluar dari telinga kiri. Seperti itulah yang aku rasakan selama ini.

"Ayo. Kita makan" ucap salah satu sahabat ku --Byun Baekhyun-- dengan semangat.

Aku memang mempunyai banyak sahabat --7-- (7 ini artinya jumlah sahabat nya ya). Sahabat yang selalu mendukungku setiap kali aku sedang down maupun sedang gembira.

Mereka adalah Chanyeol, Kai, Suho, Baekhyun. Sedangkan yang 3 --D.O, Chen, dan Xiumin-- sedang tidak bersekolah yang sama dengan Oh Sehun.

"Ayo" ucapku dengan penuh semangat.

*skip kantin*

"Sehun, kau ingin makan apa? Perlu aku pesankan atau kau ingin pesan sendiri?" tanya Suho.

"Pesankan kau saja, hyung. Aku ingin makan kimbap." balasku dengan malas.

"Baiklah, ahjumma tolong kimbap nya 4" kata Suho hyung kepada ahjumma yang berjualan di kantin.

"Ini silahkan" ucap ahjumma sambil membawa 4 piring kimbap sekaligus.

"Ya, terima kasih." kata Chanyeol hyung.

Ketika kami sedang asyik dengan makanan kami, tiba-tiba ada seorang yeoja yang menyenggol ku sehingga makanan yang aku bawa jatuh.

"Kau?" ucap ku dengan terkejut.

"Maaf. Aku benar-benar tidak sengaja" ucap nya sambil mencoba membersihkan makanan ku yang terjatuh tadi.

---------------

Hai.. Hai.. Hai...

Gimana nih sama ceritaku. Bagus atau jelek?
Comment ya jika kalian punya pendapat tentang cerita ku ini.

Thanks...
Gomawo...

by: salmawap_94

Marriage With Oh Sehun?? (Oh Sehun Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang