Chapter 1: My Wish

917 79 16
                                    

'LEPASKANN DIAA!!!' seseorang berteriak memberi perintah sekaligus permohonan sambil menodongkan pistol pada seorang lagi yang tengah mengacungkan pistol pada seseorang yang diikat pada sebuah kursi dan mulutnya di plester dengan lakban berwarna hitam.

'Kau pikir aku sebodoh itu melepaskannya? Heh!' jawab orang itu dengan nada meremehkan.

'LEPASKAN DIA!! JIKA TIDAK-'

'Jika tidak apa hah! Kau ingin membunuhku sekarang?! Maka, kau tidak akan pernah melihat orang yang ada di depanmu ini lagi...' ucap orang yang mengacungkan pistol pada seseorang yang diikat pada kursi tadi - sandera dari si psikopat - sambil tertawa dan memotong ucapan sekaligus ancaman dari seseorang yang menodongkan pistol pada si psikopat - salah satu FBI bernama Park Jimin yang ingin menyelamatkan sandera sekaligus teman, sahabat, dan orang yang ia cintai - .

Setetes air mata jatuh membasahi pipi milik sandera bernama Min Yoongi. Ia sangat ketakutan, ia ingin segera berlari menjauh dari tempat itu tapi mau bagaimana lagi? Apa yang bisa ia lakukan dengan kondisi terikat dan nyawa terancam seperti ini? Ia hanya bisa pasrah pada takdir yang akan dialaminya.

Yoongi menangis juga karna ia sedih dan dadanya terasa sesak melihat orang yang ia cintai diam-diam berteriak dengan putus asa dan memohon pada si psikopat.

'Kau hanya mempunyai dua pilihan. Pertama, aku akan menembaknya atau kedua, letakkan pistolmu dan dia akan selamat.." oh.. ternyata psikopat yang satu ini ingin memberi Jimin jebakan!

"Oke, oke...aku pilih yang kedua" tentu ia tidak sebodoh itu memilih pilihan kedua, ia memilihnya karna ia telah mempunyai rencana.

Perlahan ia menurunkan pistol yang ditodongkannya itu ke lantai, tapi sebelum meletakkannya, Jimin mengarahkan pistolnya itu pada salah satu kaki si psikopat dan dalam hitungan detik, ia berhasil menembakkan peluru dari pistol itu tepat mengenai kaki si psikopat.

'ARRRGGG!!!' teriak psikopat itu kesakitan akan peluru yang menembus kulit daging kaki kirinya.

Tak mau kalah si psikopat itu mengarahkan pistol yang ia acungkan itu asal dan sukses mengenai lengan kanan Jimin. Karna terlalu terkejut akan tembakan itu, pistol yang ia pegang di tangan kanan terlepas begitu saja dari genggaman tangannya.

Di sisi lain, Yoongi yang melihat kejadian tembak menembak itu hanya bisa berteriak samar-samar karna saat itu mulutnya di plester dan hanya bisa menagis dalam diam melihat orang yang ia cintai itu tertembak. Hatinya serasa teriris-iris man...

Tak ingin membuang kesempatan cemerlang, si psikopat itu dengan erangan kesakitan mengacungkan pistol itu tepat ia arahkan pada dada Yoongi dan tak lama kemudian...

DOORRRR!!!

Peluru yang berasal dari pistol si psikopat itu melesat dengan cepat menembus dada Yoongi dan saat itu juga Yoongi berucap dengan sangat pelan.

'Park Jimin... Saranghae..'

Jimin yang masih bisa mendengarkan suara Yoongi yang hampir seperti bisikan itu pun merasa hatinya yang rapuh itu hancur berkeping-keping. Ia menangis, terdengar sangat pilu. Sedangkan Yoongi, perlahan kedua matanya tertutup dan setetes air mata menetes bersamaan dengan tertutupnya kedua mata milik Yoongi.

"YOOONNGGIIII!! AANNDDWWEEEE!"

Teriak seorang pemuda bernama Park Jimin dan saat ini, ia berada di atas ranjangnya yang empuk dan hangat.

"Hahh.. Mimpi lagi"

Satu helaan nafas keluar dari mulut seorang Park Jimin. Ia sudah lelah dengan semua ini. Bayangkan, hampir setiap malam ia terus mengulang mimpi yang sama. Kejadian yang membuatnya trauma. Kejadian yang sangat ingin ia hapus permanen dari dalam otaknya.

Repeat The Past-과거를 반복 (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang