17. bestfriEND, again?

Mulai dari awal
                                    

Ghina menggeleng, ia memegang bahu sahabatnya itu.

"Nggak perlu, mau pake seribu cara apapun lo ngekang dia kalo nggak jodoh, maka Tuhan punya seribu satu cara untuk misahin kalian berdua. Begitu sebaliknya, seribu cara lo nyoba buat ngelepas dia sekalipun itu sangat jauh Tuhan punya jalan untuk kalian tetap bersatu dan dipertemukan." Tutur Ghina panjang lebar, entah setan melankolis darimana yang merasuki gadis itu.

Stevi menyunggingkan senyum dan bertepuk tangan

"Yes, I trust. Rencana Tuhan pasti indah," balasnya.

"Oke. Jadi biarin aja si Elta berbuat semaunya dia. Kalau emang Seza sukanya sama Lo. Elta bisa apa?" Ucap Ghina meyakinkan.

Stevi mengangguk, dia menyetujui. Kalau Seza benar-benar mencintainya dia tidak akan melirik siapapun ataupun berpaling darinya.

Mereka berpelukan sejenak dan tertawa bersama.

••

Seza menghampiri Stevi di kelasnya,

"Maaf ya aku harus ketemu kepsek dulu. Kamu ada klub kan?"

Stevi mengangguk, di dalam pikirannya jika ia menatap pacarnya itu selalu teringat Elta Elta dan Elta.

"Kalo gitu tunggu aja di mobil ya, Nih kunci mobilnya." Ucap Seza sembari menyerahkan kunci mobilnya pada Stevi.

Setelah menerima kunci mobil, ia menyimpannya di saku seragam.

"Aku pergi dulu."

Stevi dan Seza berpisah, gadis itu berjalan menuju ruang klub sedangkan Seza menuju ruang osis untuk mengajukan proposalnya pada kepala sekolah.

Jam yang melingkar indah di tangan kiri Stevi sudah menunjukkan pukul setengah empat, klub sudah keluar dari lima belas menit yang lalu. Sekarang ia sudah duduk manis di kursi penumpang mobil Seza, tadi Pak Komar membahas mengenai Olimpiade Kimia yang akan dilaksanakan satu bulan lagi, lusa nanti akan ada pemilihan siswa untuk menjadi perwakilan sekolah di Olimpiade ini hal yang ditunggu oleh Stevi dan Nata.

Dia baru teringat satu hal sekarang, tadi Nata tidak terlihat saat klub. Kemana perginya dia?

"Maaf bikin kamu nunggu." Ucap Seza, ia menyembul dari pintu pengemudi.

"Tidak masalah," balas Stevi.

Setelah sempurna duduk ditempatnya,  "bagaimana?" tanya Stevi, ia mengembalikan kunci mobil pada Seza.

"Ah ya, proposal kami diterima. Satu bulan lagi akan ada PORAK, tiap kelas minimal harus ikut salah satu cabang olahraga."

"Bakal sibuk lagi?" Tanya Stevi, omong-omong dia menjadi orang yang banyak tanya sekarang ini.

"Nggak terlalu sibuk kok, Aku dengar lusa ada tes untuk perwakilan olimpiade kimia?" Seza bertanya balik pada Stevi.

"Hmm.” Stevi mengangguk

“Aku mau tanya satu hal boleh?" Lanjutnya.

Seza mengusap pipi Stevi dengan gemas, "daritadi juga kamu udah nanya."

Awareness: Is (not) The EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang