Part IV

2.3K 221 7
                                    

WARNING! MATURE CONTENT!!!
ADEGAN DEWASA TERLIBAT!!

"Selamat datang di dunia, Kuroko"
Katanya.

Aku hanya bisa tersenyum melihat mata merahnya yang berkilau akibat gelapnya malam. Saat itu, bagiku waktu serasa berhenti. Aku berada di tempat yang luar biasa indah ini bersama dengan Kagami dan merasakan alam di sekitar kita menyambut kita dengan caranya masing-masing.

Beberapa detik setelah kita hanya berdiam diri dan memandangi langit diatas kita, Kagami berjalan kedepan menuju ke ujung bukit, sebelum senyumannya bertambah lebar.

"Kuroko! Kesinilah!"
Katanya.

Aku mengikuti permintaannya dan berlari ke arah Kagami. Saat aku sampai di sisinya, ia mengarahkan jarinya ke bawah bukit sebagai tanda untuk melihatnya.

Aku menengok kebawah dan aku pun sangat tercengang. Di bawah sana, ada kota besar yang dipenuhi oleh rumah-rumah kecil dan di ujung kota itu terletak sebuah istana yang megah. Istana itu memancarkan sinar yang sangat indah, mungkin disebabkan oleh lampu dari dalam istana tersebut, disertai dengan kelipan lampu kecil dari masing-masing rumah. Pemandangan yang sangat luar biasa. Aku terhanyut oleh kagumku sebelum Kagami mengembalikanku kepada kenyataan dengan suaranya.

"Itu adalah istanaku, dan inilah adalah kotaku.."
Katanya dengan muka yang dihiasi dengan senyuman yang terlihat sangat lembut.

"Ini kota yang sangat indah.. Aku yakin kau akan menjadi pemimpin yang baik untuk kota ini.."
Jawabku.

"Terima kasih. Saat itu benar-benar datang.."

"Hm?"

"Aku ingin kita tetap jadi teman.."

"Jadi sekarang untuk tetap jadi teman butuh izin?"
Kataku dengan nada yang sedikit meledek.

"Kau!"
Katanya sambil memalingkan kepalanya, aku tidak yakin tapi aku melihat pipinya memerah untuk seketika.

Kami tidak berkata apapun setelah itu, kami hanya duduk di atas bukit ini dan menikmati pemandangan yang ada di sekitar kita. Menikmati hawa sejuk yang menyelimuti tubuh kami.

"Kuroko, apa kau mau jalan-jalan untuk sebentar?"
Kata Kagami.

"Jalan-jalan?"

"Aku akan membawa berkeliling kota.."

"Kenapa tidak? Kita sudah sampai sejauh ini, sekalian saja..."
Jawabku.

~Time Skip~

Sesampainya kami di kota, hal yang pertama kami lihat adalah banyak rumah sederhana yang berbaris. Cahaya yang terpancar dari rumah-rumah tersebut, membuat jalanan di sekitarnya terlihat jelas. Kagami hanya menuntunku sepanjang jalan dan berbincang-bincang seperti biasanya. Tapi, tentu saja aku sangat menikmati situasi seperti ini.

Tapi tiba-tiba, 5 laki-laki bertubuh besar menghadang jalan kami dan 2 orang lagi muncul di belakang kami. Mereka terlihat seperti orang yang mabuk, sebenarnya mereka memang mabuk. Kagami langsung menarikku ke belakang tubuhnya dan mengambil postur untuk melindungiku.

"Hei, Hei Kenapa sang Pangeran berjalan-jalan di tempat yabmng sepi ini pas malam hari??"
Kata salah seorang dari lima orang yang beridiri di depan kami.

"Hei, lihat dia juga membawa seorang pemuda di belakangnya~"

"Dia terlihat lumayan.."

"Pangeran itu juga terlihat seperti sekantung uang~~"

"Iya, jika kita bisa memakai dia untuk memerintah orang kerajaan~"

"Oh, Kalian dari tadi kenapa bicara seakan kami tidak ada disini? JANGAN MEREMEHKANKU!!!"
Teriak Kagami.

Hal selanjutnya yang aku lihat adalah dua orang di depanku jatuh dengan punggung mereka di tanah dan Kagami sudah berada jauh di depanku. Salah seorang yang lain mencoba untuk menyerang Kagami yang hanya menghasilkan tendangan di perutnya. Aku hanya bisa tercengang dan diam di tempat sebelum seorang yang terlihat seperti pemimpin mereka berteriak

"Tangkap pemuda yang satu lagi!!"

Setelah kata-kata itu terdengar, aku menjadi susah bernafas dan tidak bisa menggerakan tanganku, rasa sakit tiba-tiba juga menyerang leherku.

'Kagami-kun!'

Kagami's P.O.V

'Orang-orang ini sangat lemah!'
Pikirku selagi menendang salah satu pemabuk itu. Kemudian, aku mendengar teriakan

"Tangkap pemuda yang satu lagi!!!"

'Oh shit!'
Pikirku sambil berlari ke arah Kuroko.

Saat itu Kuroko sudah ditahan oleh salah seorang yang lain. Tangannya ditahan di belakang tubuhnya, mulutnya disekap dengan tangan, dan di lehernya terdapat pisau yang sudah melukai dirinya. Darah merah mulai menetes dari lukanya, Aku bisa melihatnya karena terangnya jalan saat itu. Sebelum aku bisa bergerak sedikitpun, pemimpin grup ini sudah menonjokku di pipi dan aku jatuh ke arah samping. Tidak puas dengan itu, ia menendangku di perut.

Aku mencoba untuk melirik ke arah Kuroko dengan sekuat tenaga dan Kuroko sedang berusaha untuk melepaakan dirinya dari genggaman orang itu. Tapi, ia tidak mempunyai kekuatan yang cukup dan hanya menyebabkan lukanya bertambah parah. Lukanya mungkin tidak terlalu perlu di khawatirkan karena akan segera sembuh dengan sendirinya.

'OH TIDAK! INI AKAN BERAKIBAT SANGAT BURUK!!'
Setelah aku menyadari hal ini, aku langsung mencoba untuk berdiri tapi hanya tendangan sekali lagi yang ku dapat. Tapi, aku tidak mempedulikan rasa sakitnya. Yang ada di pikiranku saat itu adalah apa yang akan terjadi jika orang-orang ini melihat luka Kuroko yang hilang dengan sendirinya. Tapi anehnya, lukanya belum sembuh sampai sekarang. Apa yang terjadi?

Semua pikiran itu buyar dalam sekejap saat dua orang mengangkat tubuhku dari lantai dan mereka menyeretku dan Kuroko ke sebuah gang yang ada di dekat situ. Saat kami sudah sampai ke dalam gang, dua orang yang tadi sudah ku kalahkan mengambil tali dan mulai mengikat tanganku. Aku tidak bisa melawan karena mereka akan menyakiti Kuroko jika aku melawan.

Setelah menahan rasa ingin menghajar mereka secepat mungkin, aku membiarkan mereka melakukan apapun yang mereka mau untuk sementara. Sehabis menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengikatku, sang pemimpin menghampiri Kuroko dan menyuruh anak buahnya yang menahan Kuroko untuk melepaskannya. Kemudian ia menekan badan Kuroko melawan dinding dengan tangan Kuroko berada diatas kepalanya. Dia mulai menyeringai, dan secepat kedipan mata ia mulai untuk mengambil tindakan pada Kuroko. Ia mulai dengan bermain dengan lehernya. Hal itu sudah membuat kepalaku panas dengan amarah dan aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

"Ah!!"

"APA YANG KAU LAKUKAN, BRENGSEK!!"
Teriakku.

Ia hanya mengabaikanku dan kali ini ia membuka 2 kancing yang ada di baju Kuroko dan mulai untuk melanjutkan pekerjaannya.

"AH!!"

Akupun melepaskan diriku dari dua orang yang masih menahanki dengan paksa dan maju untuk menghajar bajingan itu. Dua bawahannya menghadangku dan aku sudah tidak bisa berpikir jernih lagi saat itu. Aku menedang keduanya tanpa aku sadari dan ketika aku sudah berada dekat dengan orang itu aku menendangnya supaya ia jauh dari Kuroko.

"KALAU KALIAN MASIH INGIN HIDUP PERGILAH DARI HADAPANKU!!"
Teriakku sekali lagi.

Orang-orang tersebut mulai untuk melarikan diri dan aku langsung berlutut untuk memerikasa keadaan Kuroko.

"KUROKO! Apa kau baik-baik saja?!"
Panggilku.

Saat itu, aku melihat hal yang paling tidak ingin aku lihat. Badan Kuroko gemetar akibat rasa takut dan Ia memeluk kakinya sambil menybunyikan wajahnya. Tangis kecil melewatinya mulutnya sebelum ia berkata kepadaku

"Aku ingin pulang!"

Bloody Fangs {AkaKuro Fanfic} [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now