"Buku tentang apa?"
Tanyaku.

Aku bisa merasakan kalau aku sedang tersenyum dengan lebarnya. Buku merupakan salah satu hal yang aku sukai sejak aku lahir. Membaca dapat memberitauku banyak hal yang belum aku ketahui tentang dunia ini.

"Buku tentang sejarah 9 Keajaiban dan buku tentang tradisi yang ada di dunia luar"
Jawab ayahku.

"Hanya 2 buku?"

"Tetsuya, kedua buku itu sangat berat dan tebal. Walaupun itu kau yang membacanya, aku yakin kau perlu waktu yang tidak sedikit untuk menyelesaikan kedia buku itu"
Kata ayahku sambil mulai mengusap kepalaku.

"Kalau sudah seleasai mengobrolnya, Tetsuya kau boleh kembali ke kamarmu dan kau Sayang harus bersiap-siap untuk pergi"
Kata ibuku yang mulai memanggil para pelayan untuk membereskan peralatan makan yang habis digunakan untuk sarapan.

Setelah itu, aku langsung pergi ke kamarku. Dan benar, di atas meja yang ada di dekat jendela, ada dua buku baru yang disusun disebalah secangkir teh dan makanan ringan. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil buku yang berjudul "The History of The Nine Miracles" dan membawanya ke tempat tidurku.

Bagian awal buku itu tidak terlalu menarik, karena sebagian penjelasan di dalam buku itu sudah pernah diajarkan oleh kedua orang tuaku.

Seperti, 9 Keajaiban terdiri atas Kagami, Kuroko, Akashi, Aomine, Kise, Midorima, Murasakibara, Golden, dan Silver family.

Bagian selanjutnya mengenakan apa yang dilakukan oleh masing-masing keluarga special itu. Ditulis disini, "Keluarga Kuroko menyembunyikan dirinya untuk menjaga garis darah mereka yang sangat berharga. Dan untuk menjaga rahasia mereka, hanya kepala keluarga saja yang diajarkan sejarah sebenarnya dari leluhur keluarga tersebut. Untuk menjadi kepala keluarga, setidaknya orang tersebut harus berusia 25 tahun, baik perempuan maupun laki-laki."

'Jadi, aku akan diangkat menjadi kepala keluarga dalam 5 tahun lagi'
Pikirku. Bukan berarti aku bisa menolaknya.

Disini juga ditulis: "Keluarga Kagami hidup sangat berbeda dari keluarga Kuroko, mereka hidup terang-terangan di dunia luar sebagai pengatur ekonomi. Tentu saja, tidak ada manusia normal yang tau kalau mereka mempunyai kemampuan sihir. Dikatakan juga bahwa keluarga Kagami memiliki hubungan yang erat dengan keluarga Kuroko. Sisa dari 9 keajaiban membagi diri mereka menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yang memanggil diri mereka GoM, terdiri atas keluarga Akashi, Aomine, Kise, Murasakibara, dan Midorima. Kelompok lainnya bernama Jaberwock terdiri atas keluarga Gold dan Silver."

'Hmm... Jadi, bahkan di buku ini tidak dijelaskan sejarah yang benar-benar sangat detil. Kekuatan mereka juga tidak pernah dibahas..'
Pikirku.

Aku melihat ke arah jam dindingku dan baru sadar bahwa aku sudah membaca hampir selama 2 jam. Aku melihat halaman yang sedang aku baca lagi, dan sadar kalau aku baru sampai kurang lebih perempat dari seluruh buku. Berpikir bahwa aku sudah cukup membaca, aku menutup bukuku dan menaruhnya di meja. Aku memutuskan untuk membantu para pelayan nengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa.

Aku keluar dari kamarku dan mulai menuruni tangga sebelum suara seorang wanita yang sangat familiar denganku membuatku terkejut.

"TETSU-KUNNN!!!"
Panggilnya.

Sebelum aku sempat menengok kebelakang, kakiku melewati satu anak tangga tanpa menginjaknya dan hal itu membuatku terguling jatuh ke lantai bawah.

Seluruh badanku merasakan sakit yang sangat hebat. Kecelakaan itu diakhiri dengan kepalaku yang membentur lantai dengan kerasnya.

"OH MY GOSH! TETSU-KUNN!!"
Teriaknya panik.

Sambil mengusap kepalaku, aku mencoba untuk mengambil posisi duduk dan mulai membuka mataku dengan perlahan. Gambaran yang dapat aku liha t waktu itu adalah, gadis berambut merah muda berlari menghampiriku.

"Tetsu-kun! Apa kau tidak apa-apa? Oh my gosh! Maafkan aku, Tetsu-kun! Orang tuamu pasti akan memecatku kali ini! Aku benar-benar minta maaf, Tetsu-kun!"
Katanya sambil panik.

Ia adalah Momoi-san, kepala pelayan di rumah ini. Ia adalah salah satu teman yang aku punya selama aku hidup.

"Momoi-san, tolong jangan panik.. Aku tidak apa-apa. Aku juga tidak akan mengadukan hal ini kepada kedua orang tuaku"
Kataku sambul tersenyum.

"Apa yang kau katakan, Tetsu-kun? Aku membuatmu kehilangan darahmu lagi!"
katanya sambil mengambil sebuah sapu tangan dan mulai mengelap darah yang ada dikepalaku.

"Momoi-san, tenanglah. Lagipula luka seperti ini akan segera hilang"
Jawabku.

Benar, luka itu hilang sepenuhnya hanya dalam waktu 5 detik. Rasa sakitnya juga hilang seketika dan aku bisa melihat Momoi-san sangat terpukau dengan hal ini.

"Aku tidak akan pernah merasa terbiasa melihat sebuah keajaiban"
Katanya dengan mata yang berkilau

"Ini bukan keajaiban, Momoi-san. Hanya sebuah.. kemampuanku?"
Jawabku dengan muka serius seperti biasanya.

"Momoi-san, karena kau tadi memanggilku, apa kau perlu sesuatu?"
Tanyaku.

"Oh iya, Tetsu-kun kau dilarang bantu-bantu untuk hari ini?"

"Kenapa?"
Jawabku sambil menaikan alis mataku. Seharusnya orang di rumah ini semua sudah menyerah untuk mencegahku melakukan pekerjaan para pelayan.

"Kami para pelayan akan nempersiapkan acara untuk para tamu yang akan datang"
Jawabnya singkat.

"Oh.. Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Kata ibumu, hari ini kau diminta untuk hanya diam di kamarmu dan memanggil pelayan kalau kau butuh sesuatu"

'Hah'
Aku menghela nafasku dan bangkit berdiri.

"Kalau begitu, aku akan kembali kekamarku sekarang.."

Aku mulai menaiki tangga lagi dan membuka pintu menuju ke kamarku. Aku menutup pintu kamar dan menghela nafasku karena sedikit kecewa.

'Sekarang aku kembali tidak punya pekerjaan'
Pikirku.

Kemudian aku memutuskan untuk melanjutkan membaca buku yang belum selesai aku baca. Kali ini, aku memutuskan untuk membacanya di meja dekat jendela. Tapi sebelum itu, aku meminta tolobg seorang pelayan untuk membuatkan secangkir teh dan sepiring kue kering. Hanya dibutuhkan 10 menit, sebelum pesananku datang.

Setelah meminum sedikit tehku dan mencicipi kue kering yang disediakan, aku mulai tenggelam lagi kedalam buku yang aku baca.

Beberapa menit kemudian, aku merasa sedikit ngantuk. Karena berpikir bahwa tidur tidak ada salahnya, aku mulai menutup mataku. Saat aku baru mulai terlelap, aku mendengar suara ketukan di kaca jendelaku.

Aku membuka mataku dan melihat ada seorang yang berdiri di atas ranting pohon yang ada didepan jendelaku. Orang itu memakai baju layaknya seorang pangeran, dan badannya sangat tinggi dan juga besar, ia juga memiliki rambut berwarna merah tua dan alis berbentui aneh dikeningnya. Orang itu lalu mengetuk kaca jendelaku lagi dan memberi isyarat 'tolong biarkan aku masuk'.

Akupun membukakan jendela kamarku, dan setelah itu, pemuda tersebut melompat masuk kedalam kamarku. Ia mulai membersihkan dedaunan yang menempel di tubuhnya sebelum mulai berbicara denganku.

"Eto.. Maaf menganggumu.. Aku tersesat"
Katanya sambil mengusap leher bagian belakangnya.

"Siapa kamu?"

"Aku? Kagami.. Kagami Taiga"

Bloody Fangs {AkaKuro Fanfic} [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now