"Pak izin ke WC."

Nata berdiri dari duduknya ketika sudah dipersilahkan oleh guru, dia berjalan meninggalkan kelas dan mencari keberadaan Lena. Dia tidak ke WC, ya melainkan mencari gadisnya itu.

Setelah berbelok dari koridor kelas, dia menemukan Lena sedang duduk diam di depan ruang seni, dengan lari kecil Nata menghampirinya.

"Eh? Kok ada disini?" Tanya Lena, Nata mengulum senyum dan duduk disamping gadis itu.

"Nemenin kamu." Jawab Nata.

Lena tersenyum kemudian pandangannya kembali menunduk.

"Kenapa tadi nggak jawab?" Tanya Nata memecah keheningan.

Gadis itu tersenyum miris, "aku nggak pandai Kimia."

Nata mengangguk-angguk mendengar jawaban dari Lena, dia menawarkan untuk mengajari gadisnya itu dan Lenapun setuju. Mereka kembali saling berbicara, ditempat itu hanya ada mereka berdua karena memang ruang seni adalah ruang yang jarang digunakan dan koridornya pun jarang dilewati karena bukan koridor yang menghubungkan kelas melainkan koridor yang menghubungkan dengan gudang sekolah.

"Nggak masuk kelas?" Tanya Lena heran.

Nata merangkul Lena dan tersenyum. "Mau nemenin Lena aja."

"Sok sok nemenin! Aku udah biasa kok dikeluarin dari kelas Pak Komar kalo lagi ada kuis."

Nata menautkan alisnya, "beneran?"

Lena mengangguk mantap. "Iya, dulu kan kita nggak deket jadi mungkin kamu nggak merhatiin aku."

Nata menarik hidung Lena gemas, membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.

••

"Brother!! Gila lo bolos di pelajaran Pak Komar!"

Dino dan Vero berjalan mendekati meja Nata setelah pria itu kembali ke kelas

"Pak Komar nanyain gue?"

Mereka mengangguk. Bilangnya ke wc tapi nggak balik-balik ke kelas.

"Gue mah baik Nat, nggak bilang kalo lo bolos," jawab Farhan polos. Yaiyalah kalo ngasih tahu sama aja bunuh sahabat sendiri.

Nata menyipitkan matanya, tidak percaya.

"Gue bilang kalo lo ijin ke UKS sakit perut." Alibi Farhan, sekali-kali bohong ke guru nggak apa-apa kali ya.

Dino dan Vero menahan tawanya, Nata mengangguk-angguk walaupun alasan Farhan sedikit menjijikan.

"Tapi, Thanks deh." Ucap Nata.

Vero dan Dino kembali membuat kegaduhan berkeliling di kelas sesekali tangannya usil pada Mirna, di tambah Grefi yang nyanyi-nyanyi dengan suara merdu a.k.a merusak dunia. Mulutnya masih mengunyah permen karet. Kadang, permen karetnya itu hampir tertelan karena dia yang tidak pandai mengambil napas saat bernyanyi.

"Nata."

Nata menoleh kearah suara yang memanggilnya.

"Ini brownies buat kamu. Dimakan ya."

Lena menyerahkan tupperware berwarna biru muda, pria itu menyambutnya dengan baik.

"Thanks." Ucap Nata tersenyum.

Dia mengangguk dan berlalu pergi, baru saja Nata meletakkannya dimeja, Tupperware itu sudah diserbu oleh sahabat sahabatnya yang berlarian menghampiri meja Nata.

"Setdah, Itu milik gue," Nata berusaha merebut kembali tempat makan itu.

"Bagi bagi sama sahabat sendiri napa."

Ucapan Vero mendapat anggukan dari yang lainnya, akhirnya Nata menyerah dan menyomot satu brownies dari kotak makan itu. Mereka memakan browniesnya dengan berebut, sempat terjadi sedikit adu mulut antara kelimanya.

"Nih!"

Grefi menyerahkan tupperware yang sudah kosong itu pada Nata, dengan acuh Nata mengambilnya dan berjalan pergi berniat untuk mengembalikannya pada Lena.

"Menurut lo lo pada, apa bener Nata suka sama Lena?" Selidik Dino saat Nata sudah keluar dari kelas. Biasa ngomongin orang di belakang. Toh ngomongin di depannya juga sama aja, sama-sama nggak pernah dipeduliin. Sakit hati adek bang.

Farhan mengedikkan bahu, begitu juga dengan Grefi.

"Taruhan yuk!" Seru Vero. Dia menaik turunkan alisnya. Lalu berbisik pada tiga sahabat yang lainnya.

"Deal?" Tanya Vero.

"Deal!" Ucap Dino, Farhan, dan Grefi berbarengan.

Sementara orang yang sedang di gunjingkan oleh Vero dkk berjalan kearah kantin, gadisnya itu pasti sedang berada di kantin. Dan ya, benar saja Lena sedang duduk di kursi kantin bersama dua orang gadis yang sama sekali tak dikenali Nata.

"Len, ini kotaknya. Browniesnya enak."

Lena tersenyum dan mengambil alih kotaknya itu. sedangkan kedua sahabat Lena berbisik bisik dan saling tertawa kecil .

"Ini kamu yang habisin semuanya?" Tanya Lena, karena dia memberikan ini baru sepuluh menit yang lalu dan brownies satu tempat itu langsung habis tak bersisa.

Nata menggaruk kepalanya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal.

"Sama curut-curut juga sih makannya," ucap Nata tak enak hati. Curut yang dimaksud ini adalah sahabat-sahabatnya.

Lena mengangguk mengerti, kemudian tersadar akan satu hal.

"Oh ya, Ini Nata. Pacar gue." Lena memperkenalkan Nata pada sahabat-sahabatnya, dengan memelankan ucapan pacar gue.

"Hai Nata, Gue Vania." Ucap yang berambut blonde

"Gue Friska," ucap satunya lagi.

Nata mengulum senyum pada mereka, membuat lesung pipinya itu nampak jelas terlihat.

"Nata. Pacarnya Lena," ucap Nata memperkenalkan dirinya sebagai pacar Lena.

°°



24 April 2016

Awareness: Is (not) The EndingDonde viven las historias. Descúbrelo ahora