Chapter 8 - Comeback

243 24 2
                                    


"Jungkook-ah." Jungkook membalikkan badannya lalu tersenyum menghampiriku.

"Morning babe." Ia mencium pipiku cepat lalu mengedipkan sebelah matanya.

Aku terdiam.

Ahh, Jeon Jungkook benar benar. Aku yakin pipiku sudah semerah tomat sekarang. Jantungku terus berdentum dengan cepat.

Sedangkan ia-Jeon Jungkook- sedang berada beberapa langkah di depanku sambil tertawa dengan bahagia dan berlari meninggalkanku.

"Ya!" Aku berlari mengejarnya.

Jungkook sudah berada jauh di depanku, karena memang ia berlari lebih cepat dariku.

Aku terus mengejarnya, tapi karena tidak berhati hati aku terjatuh.

"Aw." Aku meringis pelan.

Jungkook berbalik dan langsung menghampiriku.

"Gwaenchana? Paboya." Ia membantuku berdiri lalu tertawa.

Setelah aku benar benar berdiri, aku memukul kepala belakang Jungkook, membuatnya meringis, dan aku tertawa senang.

Kami berjalan bersama menyusuri koridor sekolah bersama.

__

"Kau akan terus memperhatikanku, Jungkook?"

Sudah lebih dari lima belas menit Jungkook terus menatapku yang sedang menyalin catatan yang ada di papan tulis. Ia tidak menulis catatannya sama sekali. Dia bahkan terus tersenyum seperti orang bodoh sambil menatapku. Sekarang pun begitu. Ini adalah keputusan yang salah membiarkannya duduk sebangku denganku.

"Neo jinjja yeppeo."

Blush. Mengapa ia terus menggodaku? Pipiku terasa panas dan kupu kupu mulai berterbangan di perutku.

"Perhatikan ke depan Jungkook." aku mendesis pelan

"Sirheo, kau jauh lebih menarik dari pada rumus-rumus yang ada dipapan tulis itu," ucapnya masih terus memeperhatikan setiap inci wajahku.

Aku yakin dan dapat ku pastikan aku sudah semerah kepiting rebus kini.

"Kau menggemaskan." Jungkook mencubit pipiku dan terus memamerkan deretan gigi putih bersih miliknya. Entah ia terlalu gemas atau terlalu bersemangat, pipi ku terasa sedikit sakit dan Jungkook tak kunjung menyingkirkan tangannya.

"Appa." aku memberikan deathglare ku kepada namja yang entah bagaimana bisa aku cintai itu.

"Ah, mianhae uri Minyoung." Jungkook mengusap pipiku yang sedikit memerah. Sentuhannya tidak membuatku merasa lebih baikan, malahan wajah ku menjadi terasa sangat panas dan aku tak mampu menahan senyuman yang mengembang diwajahku.

"Ck! Kalian membuatku tidak bisa berkonsentrasi," sungut seseorang dari arah belakang, yang aku sangat hafal itu adalah suara Taehyung. Ne,kau benar, Taehyung,namja yang sudah mengkhianatiku,meninggalkanku demi yeoja lain.
Sudahlah, aku tak ingin membahasnya lagi.

"Katakan saja kau juga menginginkannya. Dasar namja kesepian," ledek Jungkook dan aku sangat bangga dengan Jungkook karena ia bisa menjerumuskan Taehyung hanya dengan satu kalimat.

"Jalhaesseo Jungkook-ah," Ucapku pelan dan mengacungkan ibu jariku tepat di depan wajah Jungkook.
.
.
.

Aku kesal. Aku sangat kesal. Sangat sangat kesal. Oh tuhan,bagaimana bisa makhluk seperti Park Jimin hidup dimuka bumi ini.

Look At Me, Please! [날 봐,제발!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang