Chapter 6 - Avoid

270 34 8
                                    

Without you I can't breath
I'm nothing without you
Don't talk, don't leave, just quietly hold me girl ~

[Hold Me Tight - BTS]
[잡아줘 - 방탄소년단]

.
.
.

Kejadian 'itu' masih bergelayut dipikiran Minyoung. Berkali kali ia menyentuh bibirnya lalu menggelengkan kepala dengan keras.

Begitupun Jungkook, di kelas, ia berkali kali melihat ke arah Minyoung yang duduk di pojok belakang. Gadis itu selalu menghindar kontak mata dengannya.

Jika Jungkook mencoba mendekat ke Minyoung untuk meminta maaf, maka Minyoung sudah selangkah lebih dulu menjauh dari Jungkook untuk menghindar.

Hal ini membuat seisi kelas bingung. Jungkook biasanya selalu mengganggu dan mengikuti Minyoung kemana pun gadis itu pergi. Tetapi sekarang mereka berdua seperti tidak saling mengenal.

.
.
.

Selama berhari hari pula mereka tidak berkomunikasi.

Kondisi keduanya sama sama berantakkan. Minyoung selalu berangkat ke sekolah dengan mata yang bengkak karena hampir setiap malam ia menangisi 'Jungkook'.

Jungkook pun sama hancurnya dengan Minyoung. Perasaan bersalah itu terus menghantuinya. Ia ingin segera memperbaiki hubungannya dengan Minyoung, ia tidak suka berjauhan dengan Minyoung seperti ini. Tetapi ia tidak bisa, karena ketika ia mencoba meminta maaf, Minyoung selalu menghindar darinya. Hal itu membuat Jungkook frustasi dan tidak tidur semalaman. Sehingga setiap pagi selalu ada kantung hitam yang menghiasi matanya. Jungkook merindukan gadis itu.

.
.
.
.

Ucapan Jimin tadi siang masih terngiang di telinga Minyoung sampai malam harinya.

Tadi siang, sepulang sekolah Jimin tiba tiba masuk ke kamar gadis itu.

'Ckck, kau sangat mengerikan.' komentarnya melihat kondisi Minyoung.

'Berbaikanlah dengan Jungkook. Ia sangat mengerikan sekarang , sama sepertimu. Dia menjadi sangat sangar. Uhh bahkan tadi ia memarahiku,' lanjut Jimin menghentakkan kakinya kesal lalu keluar dari kamar Minyoung.

Minyoung kembali memikirkan kata kata Jimin. 'Apakah ia baik baik saja sekarang?'

'Aku ingin bertemu dengannya.'

Sekarang Jungkook sudah tidak menganggu Minyoung lagi. Jungkook sudah tidak ada di dekatnya lagi. Bukankah ini yang ia inginkan?Bukannya seharusnya gadis itu senang hidup tenangnya kembali? Tapi mengapa ia seperti orang bodoh sekarang yang menangisi dan mengkhawatirkan Jungkook setiap malamnya?

Jujur saja Minyoung juga tidak betah berdiam diaman dengan Jungkook seperti ini. Apakah ia mulai terbiasa dengan Jungkook yang selalu berada di dekatnya? Ia tidak ingin Jungkook jauh darinya. Tangannya terasa sangat gatal untuk segera menghubungi Jungkook setiap harinya.

Minyoung merindukan namja itu.

Berkali kali Minyoung mencoba menyangkal pikirannya. Tapi setelah berhari hari merenung, sekarang ia tidak bisa menyangkalnya lagi.

Ia menyukai Jungkook.

•••

'Oh Minyoung, jangan menghindari dariku lagi.'

Yaa begitulah kira kira isi pesan yang dikirimkan oleh Jungkook kepada Minyoung.

Minyoung berfikir sejenak sambil menatap layar ponselnya. Lalu, ia kembali memasukkan ponselnya ke saku almamater. Gadis itu sedang dalam perjalanan dari atap sekolah menuju kelas karena waktu istirahat telah habis.

Look At Me, Please! [날 봐,제발!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang