#3

3K 215 15
                                    

"untuk saat ini aku akan menyimpannya," kata-kata yang diucapkan raizel membuat tanda tanya besar di benak frankenstein.

"bukankah didalam kotak itu terdapat pesan?"

"benar tapi aku tidak akan membukanya sekarang, "

"ba-baik tuan," frankenstein sedikit gugup oleh perkataan raizel, dia hanya mengiyakan keinginan tuannya walaupun sebenarnya dia memiliki banyak pertanyaan yang ingin disampaikan.

"frankenstein,"

"iya tuan, " sahut pria berambut pirang dan bermata biru.

"sejak aku kembali ke dunia ini, ada beberapa pertanyaan dalam benakku, " dia meraih secangkir tea hangat yang disediakan frankenstein juga beberapa camilan.

Mata frankenstein terbelalak lebar, dia menatap sang tuannya penuh tanya, "Apa yang ingin ditanyakan tuan?" benaknya bergumam.

"aku ingin tahu apa itu kimchi dan apa itu acar lobak, yang pas sekali rasanya jika makan dengan ramyeon, " tambahnya sambil meminum kembali tea ditangannya.

Mendengar pertanyaan itu Frankenstein hanya diam matanya menyipit dan alisnya menggernyit. "bagaimana menjelaskannya," pikirannya kacau karena perkataan itu.

"Ahh tuan, mau aku buatkan. " frankenstein menawari raizel untuk mengalihkan pertanyaan yang membuat kepalanya terasa berputar putar.

"Apa kau bisa," raizel menyakinkan ucapan frankenstein.

"Ya tuan,"

"benarkah! " ungkap raizel dengan sumringah penuh semangat.

Sementara Frankenstein diam melihat tingkah tuannya yang sedang jatuh cinta dengan ramyeon.

Raizel telah menunggu hidangan di meja makan berwarna putih berlapis marmer. "maaf membuat tuan menunggu, " Frankenstein kemudian meletakkan ramyeon di temani oleh kimchi serta acar lobak, yang sedari tadi menjadi pertanyaan berputar putar dikepalanya.

Sementara itu Frankenstein terdiam disampingnya, melihat tingkah raizel yang hanya menatap ramyeon, kimchi dan acar lobak bergantian. "mungkinkah tuan bingung untuk memakannya!" hatinya bertanya tanya.

Beberapa saat berlalu, raizel hanya menatap ramyeon itu tanpa menyentuhnya sedikit pun. Hal itu membuat Frankenstein memberanikan diri untuk bertanya. "tuan kenapa anda tidak memakannya? " tanyanya lembut, melihat raizel serta hidangan secara bergantian.

"umm, frankenstein aku harap mendapat dua porsi ramyeon, " jawabnya meragu. Mendapati jawaban itu Frankenstein menjadi diam, matanya menggernyit menyesal. "seharusnya aku buat dua porsi tadi," fikirnya.

*****

Malam semakin larut, raizel berdiri didepan balkon memandangi cahaya bulan dan taburan bintang yang menghias langit.

Dia memegang kotak hitam, beberapa waktu lalu yang diberikan frankenstein. Sesekali dia melirik benda di tangannya kemudian memalingkan wajahnya kearah gelap malam.

"semoga kau tak salah paham dengan ini," gumamnya. Wajahnya begitu datar tanpa ekspresi. Entah itu sedih atau bahagia. Dia selalu menjaga dirinya, untuk tidak terlalu senang atau berkecamuk dengan kesedihan. Dia membiarkan dirinya terdiam.

Frankenstein memperhatikan gerak geriknya dari tadi. Dia juga berfikir keras, dan bertanya dalam dirinya akan apa yang dipikirkan raizel.

"frankenstein, " panggil raizel yang menyadari keberadaannya. Hal itu langsung membuat pria iris biru terhenti berfikir, mendadak tubuhnya bermandikan keringat.
"i iya tuan," jawabnya canggung, melangkah perlahan mendekati raizel yang berdiri memunggungi frankenstein.

Ia mendongakkan kepala sedikit, yang dari tadi tertunduk malu karena diam diam mengintip.

"kenapa kau berdiri disana, " Lanjutnya.

"i itu.. Umm... " jawabnya gugup.

"saat kau bersikap seperti itu, aku yakin kau sedang memikirkan aku," sergah raizel.

"....." frankenstein terdiam dapat pernyataan yang nyata akan kebenarannya.

"kau takkan seperti itu, bila aku mengatakannya." raizel berkata dengan memandang langit gelap berhias hiasan malam yang indah.

Manik mata biru itu menatap sendu pria dihadapannya. Dia sepenuhnya mengetahui keadaan tuannya yang tidak seperti dulu. Ada begitu banyak pertanyaan berputar dikepala dan hatinya.

"tuan, apa yang sebenarnya terjadi dulu hingga tuan pergi tidur selama itu?" Frankenstein mecoba membuka pembicaraan di tengah suasana hening.

"ada banyak yang terjadi dahulu, aku tak bisa menceritakan semuanya," balasnya.

"Frankesntein dunia telah banyak berubah. saat aku kembali semuanya tentu takkan sama seperti dulu lagi bukan!"

"iya tuan, peradaban dunia manusia akan terus berkembang maju hingga dunia ini tehenti untuk mereka,"

"begitu pula dengan para bangsawan. meski mereka memilki kehidupan yang panjang, namun perubahan ada didalamnya." raizel menatap dalam kotak hitam itu dengan penuh arti. hal itu tak luput dari perhatian frankenstein dan memberanikan diri untuk mengungkapkan dulu yang sempat terjadi.

"Tuan sebelum sang puteri memberikan kotak itu padaku, dia selalu datang ke mansion." ungkapnya.

"......" raizel tak bergeming sedikitpun. sorot matanya penuh dengan tanda tanya.

melihat itu membuat frankenstein khawatir.

"ada banyak sekali yang tak bisa kuceritakan padamu, yang terjadi antara aku dan dia." raizel angkat bicara setelah beberapa saat terdiam. mendengar apa yang dikatakan raizel membuat frankenstein shock berat, matanya terbuka dan menatap tajam kearah malam yang sunyi.

"Tuan memiliki hubungan dengan sang putri." fikirnya menerka-nerka.


NoblesseWhere stories live. Discover now