BAB 5

3.2K 348 0
                                    

"Dia cuma butuh waktu, bukannya gak percaya."

-BAB 5-

GARIN mengatupkan rahangnya kaku. Matanya menatap lurus, seorang cowok yang sedang berjalan kearahnya.

Tiga cowok lain yang juga duduk bersama Garin, mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa lo, Gar?" tanya Dimas bingung.

"Ngelatin apaan si?" Bara ikut penasaran, lalu ikut memandang sosok cowok yang sedang berjalan kearah mereka.

Walaupun ketiganya sibuk bertanya tanpa mendapatkan jawaban, Garin bersusah payah menelan salivanya.

Melihat rahang cowok itu, Alex, yang terkatup marah. Jelas-jelas dia terlihat marah. Mengingat Alex yang selama ini berpura-pura tidak pernah mengenal Garin, sedangkan saat ini cowok itu berjalan kearahnya dengan langkah lebar. Hal itu cukup membuat Garin ketar-ketir.

Alex selalu terlihat mengacuhkannya, bahkan memandangnya pun tidak pernah lagi. Alex, musuhnya. Atau lebih tepatnya hanya Alex yang menganggapnya musuh.

Hanya satu hal yang dapat membuat Alex seperti ini. Sepertinya cowok itu lagi-lagi mengetahui rahasia yang disembunyikan Garin, dan adiknya.

***

Bara, Dimas dan Arkhan menatap Garin dengan rasa penasaran. Walaupun mereka berempat memang sudah kenal dekat, bahkan sudah 4 tahun mereka bersama. Tapi tetap saja, Garin yang paling tertutup diantara mereka berempat.

Terkadang ketiga cowok itu hanya bisa menghela nafas kesal, saat Garin hanya mengucapkan semuanya baik-baik saja. Sedangkan mereka sadar, ada rahasia besar yang sedang Garin sembunyikan dari mereka.

"Terkadang gue ngerasa gak dianggap sama anak itu." geram Arkhan, menatap kearah Garin yang bermain basket.

Bara mendengus kesal. "Lo masih untung, bro. Gue kembarannya aja gak tau apa-apa. Gue suka kesel sendiri, bangke."

Dimas yang pembawaannya paling santai diantara mereka berempat, tertawa. "Dia cuma butuh waktu, bukannya gak percaya."

Walaupun Bara dan Arkhan membenarkan ucapan Dimas, tetap saja kedua cowok itu lagi-lagi mengoceh. Pasalnya, setelah mereka pergi meninggalkan Garin dan Alex yang terlihat marah untuk berbicara berdua, tiba-tiba saja Garin terlihat dingin dan kaku.

Sehingga setelah bel masukan berbunyi, Alex langsung meninggalkan kantin, sedangkan Garin mengajak ketiga cowok itu untuk membolos kelas dan bermain basket dilapangan belakang.

"Gue bersumpah bakalan mukulin anak itu kalau ternyata masalahnya besar banget." ujar Bara.

Arkhan mengangguk, "Kita udah bungkam berapa lama sih, setahun ya? Atau udah setahun setengah?"

Dimas berdecih, mengingat hal itu. Walaupun dia terlihat santai, tetap saja sebenarnya cowok itu sama kesalnya dengan Bara dan Arkhan.

"Satu setengah tahun, Khan." sahut Dimas.

Lagi-lagi mereka menatap Garin. Kini cowok itu berjongkok dibawah ring basket, menunduk dan menjambak rambutnya sendiri.

"Dia keliatan kacau banget." celetuk Arkhan.

"Dan gak pengen berbagi ke kita." sahut Dimas, membuat kedua temannya mendengus kesal, membenarkan.

Kenyataan yang mereka tahu hanya tentang Alexa dan Garin yang tidak pernah lagi bertegur sapa seperti sebelumnya.

**

/22 April 2016/

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Couple [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang