Syihab's Pov

40.1K 1.2K 10
                                    

Entah mengapa berberapa hari ini masalah begitu banyak menimpa hubungan kami. Dari Aisyah yang mulai posesif, dan berimbas pada percecokan antara kami. Aisyah selalu mempermasalahkan kepulanganku setelah bekerja. Padahal sudah ku jelaskan aku telat karna proyek yang ku menangkan beberapa waktu lalu. Semua berawal dari malam itu, kami cekcok sampai-sampai kami mengacuhkan umiku yang berada disana.

Flashback

"Assalamualaikum. Aku pulang" teriakku membuka pintu utama.

"Waalaikumsalam" jawab Aisyah, umi.

"Inget rumah juga ternyata" ujar Aisyah ketus.

"Maaf sayang mas gak ngabarin kamu dulu kalau mas pulang telat" ucapku.

"Kenapa?"

"Kenapa apanya yang?"

"Hp kamu kenapa gak aktif, telephone kantor kamu juga gak diangkat. Kamu gak tau aku khawatir sama kamu, kamu malah pulang seenak jidat kamu tanpa merasa bersalah gak ngabarin istri dirumah. Apa kamu lupa kalo punya istri dirumah"

"Aisyah" bentakku.

"Kenapa mas bentak aku? Sadar mas disini kamu yang salah bukan aku, enak aja bentak-bentak aku" ucapnya memeluk umi sambil terisak.

"Kamu.. arghh..."

"Turunin emosi kamu hab" ucap umi.

"Oke. Aku emang salah gak ngabarin kamu, hp aku gak aktif karna lagi meeting dan aku gak mau diganggu karna meeting ini penting buat kemajuan perusahaan dan telephone kantor gak ada yang ngangkat karna semua karyawan ikut serta dalam meeting itu. Tolong maafin mas, mas ngaku salah" ucapku seraya merengkuh tubuh Aisyah yang bergetar dipelukan umi.

"Hiks..hiks.. kamu jahat mas.. hiks.. hiks.." ucap Aisyah terisak.

"Sepertinya umi harus pulang. Selesaikan masalah kalian dengan kepala dingin yah. Emosi tidak akan menyelesaikan masalah. Assalamualaikum" ucap umi.

"Waalaikumsalam" ucapku dan Aisyah.

"Ayo kita duduk" ucapku menuntun Aisyah ke sofa.

"Please, berhenti menangis Ais. Mas sedih kalo liat kamu nangis, mas ngaku mas salah. Mas minta maaf"

"Mas kan bisa setidaknya ngabarin Ais dulu jadi Ais kan gak khawatir kaya gini, hiks.. hiks.."

"Maaf mas salah, harusnya mas tadi ngabarin kamu dulu. Sekali lagi mas minta maaf Ais, mas janji gak akan ngulang lagi. Mas bakalan ngabarin kamu kalo mas pulang telat. Udah yah nangisnya"

"Janji mas"

"Iya mas janji. Mas juga minta maaf mas tadi udah bentak kamu, mas terlalu emosi tadi" ucapku mencium kening Aisyah.

"Iya mas. Maafin Aisyah juga udah berkata kasar sama mas. Ais seharusnya tadi gak kaya gitu, Ais juga emosi tadi. Maaf mas"

"Udah yah. Kamu gak salah mas yang salah kok, kamu wajar kaya gitu kan kamu khawatir sama keadaan mas. Mas bisa ngerti kok, yaudah ayo kekamar udah malem" ucapku menuntun Aisyah menuju kamar.

***

Masalah sih udah kelar. Tapi sifat posesif, manja serta sensitifnya Aisyah semakin menjadi-jadi. Seperti halnya ini.

Assalamualaikum

"Waalaikumsalam. kenapa Ais?"

Kok dijawab kenapa sih. Jadi gak boleh telephone gitu

Takdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now