Keluarga Besar

47.5K 1.5K 12
                                    

Maaf ya baru bisa updatenya, lagi fokus ke UN juga. Ohh ya minta doanya juga yak semoga UN tanggal 4 April 2016 nanti lancar sama dapat nilai yang memuaskan ☺

Makasih juga buat kalian yang udah vote sama mau baca ceritaku ini, maaf banyak typo berserakan. Padahal masih amtiran nulisnya, tapi gak nyangka ada beberapa yang minta dilanjutin cerita Syihab-Aisyahnya☺

Pokoknya makasih banget buat kalian yang udah mau baca sama vote. Salam dari aku pake cium 😘😘😚😚😚😚

____

Syihab akhirnya memutuskan untuk menginap dirumah Abinya karna kondisi Aisyah yang belum membaik.

"Sudah beli resep yang dikasih dokter hab?" Tanya Uminya.

"Sudah Mi, ini mau menyuruhnya makan obatnya. Dia sudah makan malam mi?" Tanya Syihab.

"Sudah tadi. Hanya kamu yang belum makan. Makanlah dulu. Nanti Umi yang akan meminta Aisyah untuk makan obatnya" ucap Umi mengambil alih obat yang ada ditangan Syihab langsung naik kekamar atas Aisyah berada.

Cekrek..

"Ais sudah tidurkah kamu?" Tanya umi setelah membuka pintu kamar.

"Ahh Umi. Ada apa mi?" Tanya Aisyah.

"Ohh ini. Makanlah obatnya biar cepet sembuh sayang" ujar Umi memberikan obat kepada Aisyah.

Sedangkan keadaan diruang keluarga ada Abi dan Syihab yang sedang berbincang-bincang seru. Tak lama suara bel pintu depan menggema kedalam ruangan keluarga. Syihab dengan cekatan menghampiri dan membukakan pintu utama rumah Abi-Uminya. Alangkah terkejut ketika melihat siapa yang datang. Syihab dengan cepat mengambil kedua tangan mertuanya dan mencium punggung tangannya secara bergantian.

"Silahkan masuk Ayah-Bunda" ujar Syihab sopan.

"Kau disini nak sudah lama nak?" Tanya Ayah.

"Sebelumnya maaf yah, Syihab tak langsung memberi tahu Ayah-Bunda. Rencananya Syihab akan memberi tahunya besok agar Ayah-Bunda tidak resah" ujar Syihab.

"Tentang apa nak?" Tanya Bunda.

"Kondisi Aisyah Bund. Ayo kita ngobrol diruang keluarga saya yah-bund" ajak Syihab.

Mereka pun berjalan menuju ruangan keluarga dirumah Abi-Uminya Syihab.

"Siapa yang bertamu hab?" Tanya Abi.

"Bunda sama Ayah bi" jawab Syihab.

Abi pun langsung bangkit dari duduknya dan meyalami besannya.

"Keadaan Aisyah gimana hab?" Tanya Bunda khawatir.

"Sudah membaik Bund. Nanti Syihab panggilkan Aisyah untuk kesini" ucap Syihab.

"Jika kondisinya tidak memungkinkan tidak usah hab. Biar Ayah sama Bunda yang ke Aisyah saja" ujar Ayah.

"Tidak apa yah. Kurasa Aisyah juga bosen seharian didalam kamar. Syihab panggilkan dulu yah" ucap Syihab berlalu ketangga menuju kamar atas.

Ketika Syihab membuka kamar terlihatlah dua sosok wanita yang sangat cantik sedang mengobrol dengan akrabnya.

"Ada apa hab?" Tanya Umi.

"Emm, Bunda-Ayah ada dibawah Um. Mereka pengin ketemu sama Aisyah" ucap Syihab.

"Ais apakah kamu kuat untuk turun kebawah sayang?" Tanya Umi dengan nada lemah lembut.

"Kuat ko Um, lagian Ais juga kangen sama mereka" jawab Aisyah.

"Yasudah nanti kamu bantu Ais turun ya hab, Umi kedapur dulu buat minuman buat besan" sahut Umi meninggalkan kamar.

"Ayo biar kubantu turun yang" ucap Syihab meraih tangan Aisyah dan menggandeng serta merangkul pinggangnya menuruni anak tangga menuju ruang keluarga.

"Makasih mas. Bunda-Ayah, Aisyah kangen banget sama kalian" ucap Aisyah menuruni anak yang terakhir dan sedikit berlari.

"Jangan lari yang, kamu kan masih sakit" ucap Syihab mengomentari aksi istrinya persis kaya anak kecil.

Belum sempat Aisyah mengucapkan sepatah untuk pembelaan dirinya. Aisyah sudah terjatuh karna tersandung oleh bajunya sendiri. Aisyah meringis kesakitan dan dengan sigap Syihab langsung berlari serta membantu Aisyah bangun.

"Apa aku bilang. Belum juga sembuh main lari-larian" oceh Syihab.

"Iya kamu nak, untung aja jatuhnya di sofa coba aja kalo tandi jatohnya dilantai" ucap Ayah.

"Yak paling benjol yah" jawab Aisyah sebagai pembelaan diri.

"Aisyah, gak sopan" tegur Syihab.

"Iyah mas. Maaf Yah" ucap Aisyah menyesal.

"Giliran suaminya yang ngomong aja didenggerin. Dulu aja sering banget nyeplos kalo dibilangin" sahut Bundanya Aisyah. Semua tertawa terkecuali Syihab-Aisyah.

"Bunda mah sukanya buka aib anaknya didepan mertua kan malu Bund" ucap Aisyah merajuk.

"Kayanya ko seru banget sih obrolannya" sahut Umi dari arah dapur sambil membawa minuman dan sedikit makanan ditanggannya. Melihat kesusahan Uminya Syihab langsung mengambil penampan minuman yang Uminya bawa dan meletakan di meja.

Sedangkan Aisyah sedang bermanja-manja layaknya anak kecil yang baru ketemu dengan kedua orang tuanya.

"Ohh ya. Aisyah sakit apa hab?" Ucap Ayahnya membuka percakapan.

"Itu Yah, Aisyah tadi mual-mual ditengah perjalanan diwaktu kerumah Abi. Trus kata dokternya Aisyah itu mengalami gejala kehamilan tetapi tadi diperiksa gak ada tanda-tanda kehidupan diperutnya. Dokternya nyaranin 2 bulan lagi harus chek up, untuk mengetahui Aisyah hamil atau tidak" jelas Syihab.

"Iya Yah. Bunda tau tadi dokternya ganteng banget loh Bund. Iya kan Um?" Sambung Aisyah memandang Uminya dan dijawab dengan anggukan sambil tersenyum lucu.

"Ahh masa sayang? Umi jadi pengin liat dokternya, kali aja cucu Bunda bisa mirip dokternya" jawab Bundanya seakan mengerti rencana anaknya untuk membuat Syihab cemburu.

"Ehh apa-apaan Bunda masa cucunya mirip dokternya sih? Kan yang produksi aku" timpal Syihab sekenanya. Semua tertawa lepas orang kecuali Syihab mendengar timpalannya.

"Anak Abi kayanya cemburu nih" timpal Abinya.

"Gimana gak cemburu coba, masa mertuanya sendiri bilang pengin cucunya mirip dokter" ucapnya datar dengan melipat kedua tangannya didada.

"Ahh lucunya suamiku sedang merajuk" ucap Aisyah berjalan kearah Syihab dan bergelayut ditangannya serta mengecup pipi kirinya.

"Astaga Aisyah sejak kapan kamu hobi nyosor duluan kek gini. Sangat agresif kamu nak" ucap Bundanya shock sedangkan yang lain hanya menggeleng melihat anak dan menantunya itu.

"Ahh Bunda merusak suasana, lagian kan udah sah ini gapapa dong. Iya kan mas?" Jawab Aisyah yang dianggukan dan menggeleng oleh Syihab.

"Aihh anak Umi sama menantu Umi ko kaya pelawak sih sekarang" ucap Umi cengengesan diikuti yang lain. Sedangkan Aisyah dan Syihab hanya senyum geli.

"Ahh Umi bisa aja. Ohh ya Ayah-Bunda nginep aja disini lagian udah malem gini ko, boleh kan Mi,Bi?" Saran Aisyah.

"Iya jeng, mending kalian nginep disini aja. Sekali-kali kumpul bareng antara mantu, besan" jawab Umi sambil tertawa geli.

"Saya sih ikut Ayahnya aja. Gimana Yah?" Ucap Bunda.

"Ayah nginep yah, aku kan kangen kalian. Nginep ya Yah, please demi aku Yah" ucap Aisyah memasang puppy eyesnya.

"Yaudah Ayah-Bunda nginep disini" ucapnya Ayah.

"Asssiikkkk" ucap Aisyah jingkrakan.

____

Tbc

Jangan lupa vote dan komen yah. Makasih☺

Takdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now