29.

5.2K 122 0
                                    

Masih adakah yg menunggu cerita ini? -,- maafkan saya sang pembuat cerita absurd yg jarang update huhuuh.. maaf maaf yaa.. silahkan membaca cerita ini

Petang pun datang dan Matahari mulai tenggelam dan langit berubah menjadi gelap, Fabrizo sudah berpakaian dengan lengkap dan juga rapih saat ini. Ia lalu segera mengendarai mobilnya kearah Rumah Sakit tempat dimana Maeva dirawat, Fabrizo sampai setelah kurang lebih 20 menit ia mengendarai mobilnya dengan kecepataan hampir 80km/jam. Setelah sampai di basement Rumah Sakit, Fabrizo segera berjalan kearah lift dan menuju ke lantai dimana kamar Maeva berada. Saat sudah sampai didepan pintu kamar inap Maeva, Fabrizo segera membuka pintu kamar Maeva dan ia segera melangkahkan kakinya mendekat kearah Maeva yang tengah tertidur diranjang dengan lelap.

" Kau selalu membuat jantungku berdetak kencang saat dekat denganmu" ucap Fabrizo lalu membelai kepala Maeva dan ia mengecup kening Maeva dengan sayang

" Dengarlah Mae, jantung ini berdetak lebih cepat lagi dari sebelumnya saat aku mencium keningmu. Ini memalukan, aku tak pernah merasakannya sebelumnya" ucap Fabrizo lalu duduk dikursi yang tersedia disebelah ranjang Maeva.

" Sepertinya aku harus kedokter untuk memeriksa apa aku baik-baik saja atau tidak" ucap Fabrizo kembali yang membuat Maeva terusik dari tidurnya dan ia segera membuka mtanya

" Ah maaf aku membangunkanmu" ucap Fabrizo tersenyum bersalah membuat Maeva memutar bola matnaya

" Mau apa kau kemari?" Tanya Maeva menatap malas kearah Fabrizo

" Mangunjungimu, Alexis bilang kalau kau kemarin jatuh" ucap Fabrizo " Apa kau baik-baik saja?" Tanya Fabrizo kembali membuat Maeva rishi karena tatapan Fabrizo.

Maeva lalu menampar pelan kepala Fabrizo yang membuat Fabrizo mengerutkan dahinya

" Kenapa?" Tanya Fabrizo heran

" Tatapanmu membuatku risih" ucap Maeva berakhir dengan dengusan. Fabrizo mendengus geli lalu mencubit hidung Maeva, membuat Maeva memekik kesal dan mengakibatkan Fabrizo terkekeh

" Berhentilah tertawa seperti itu, Zio" desis Maeva tajam membuat Fabrizo langsung menghentikan tawanya itu

Mereka berdua lalu dalam keheningan membuat Fabrizo berdeham " Err, ingin jalan-jalan?" Tanya Fabrizo memecahkan keheningan itu

Maeva berfikir sejenak lalu mengangguk setuju, Fabrizo lalu mengambil kursi roda yang terletak didekat sofa. Lalu ia segera membawanya kedekat Maeva dan setelah itu, ia membopong tubuh Maeva untuk duduk dikursi roda itu. Fabrizo segera mendorong kursi roda Maeva dan mengajak Maeva untuk berkeliling rumah sakit

" Ingin ketaman atau rooftop?" Tanya Fabrizo saat mereka berada didalam lift

" Rooftop" ucap Maeva, Fabrizo lalu menekan tombol paling teratas.

Mereka sampai di rooftop, dan Maeva segera menghirup udara dengan sangat semangat. Maeva memeluk tubuhnya sendiri, karena udara malam saat ini benar-benar sangat dingin membuat Fabrizo menepuk keningnya

" Maaf aku lupa membawa jaket untukmu" ucap Fabrizo lalu ia segera memeluk tubuh Maeva dari belakang. Maeva mendengus geli lalu mendorong tubuh Fabrizo untuk menjauh

" Tak apa, aku baik-baik saja tanpa jaket" ucap Maeva. Maeva menatap lurus kedepan dan matanya berbinar saatt melihat keindahan kota dari atas gedung Rumah Sakit tersebut

" Indah" gumam Maeva ynag masih bisa didengar oleh Fabrizo

Fabrizo terkekeh, Maeva lalu menoleh kearah Fabrizo yang tengah menatapnya membuat pandangan mereka bertemu dan langsung diputuskan oleh Maeva

" Bagaimana keadaan kakakmu?" Tanya Fabrizo memulai percakapan diantara mereka berdua. Malam ini, lantai teratas Rumah Sakit tersebut sngat lah sepi hanya ada 2 orang pasien yang ditemani oleh suster dan juga mungkin keluarganya. Maeva tersenyum

" Dia mulai membaik" ucap Maeva lalu menyenderkan kepalanya dan menatap keatas langit malam yang gelap

" Ibumu sudah berkunjung kembali?" Tanya Fabrizo kembali. Maeva tersenyum miris lalu menggelengkan kepalanya

" Dia terlalu sibuk dengan urusan kantornya" ucap Maeva " Kau tak menanyakan kabar Maesa?" ucap Maeva sambil terkekeh membuat Fabrizo berdeham dan menatap lurus kedepan

" Ah ya, kau sudah tahu terlebih dahulu keadaanya dengan baik" ucap Maeva masih terkekh membut Fabrizo menepuk kepala Maeva. Maeva meringis lalu menatap Fabrizo kesal

" Bagaimana keadaan Maesa? Dua hari ini iya tak berkunjung kemari" ucap Maeva membuat Fabrizo memutar bola matanya

" Aku tidk tahu kabarnya" desisi Fabrizo yang membuat satu alis Maeva terangkat

" Ah begitu ya" ucap Maeva dengan senyum meledeknya. Fabrizo mendengus lalu ia berdiri didepan tubuh Maeva dan sekarang Fabrizo bejongkok untuk menyamai tingginya.

" Eh, apa yang kau lakukan?" Tanya Maeva heran. Fabrizo lalu menggenggam kedua tangan Maeva

" Maafkan aku" ucap Fabrizo yang membuat Maeva terkekeh

" Kenapa kau terkekeh?" Tanya Fabrizo heran. Maeva menggelengkan kepalanya lalu memijat pangkal hidungnya

" Kau selalu meminta maaf, aku saja tak tahu apa kesalahanmu" ucap Maeva yang membuat Fabrizo mendengus " Dan aku juga sudah memaafkanmu" ucap Maeva yang membuat Fabrizo tersenyum lalu mencium punggung tangan Maeva

" Kau menggelikan, Zio" ucap Maeva lalu menarik tangannya

My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang