There is a secret

142 3 0
                                    

Aku kembali ke ruangan ICU, menunggu di luar ruangan ICU. Diam entah melihat apa, pikiran ku kacau setelah kejadian ini. Ayah ku yang baru saja mengalami kecelakaan dia pergi begitu saja, meninggalkan ibu yang berada di ICU.

Aku pikir aku bisa menghubunginya "Dimana ponsel ku?" Aku mengaduk-aduk isi tas ku. "Jangan-jangan tejatuh di sana. Oh tidak!" Ponsel ku hilang, mungkin terjatuh di tempat aku kecelakaan.

Aku kembali turun dan pergi ke ruangan informasi. Aku ingin mencoba menghubungi ayah, entah mengapa aku memilih pergi ke sana.

"Permisi suster, apa aku boleh meminjam telponnya?" Muka ku yang terlihat kacau balau di pandang suster itu sangat heran.

"Untuk apa?" Suster itu mengerutkan dahinya.

"Aku, aku ingin menghubungi ayah ku." Air mata ku tak sengaja jatuh.

"Maaf ya dik, telpon ini hanya bisa menghubungi nomor yang ada di wilayah rumah sakit, tidak bisa di pakai untuk telpon luar." Suster itu menolak, wajahnya terlihat ikut sedih saat melihat ku menangis.

Aku menghembuskan napas panjang dan berjalan keluar rumah sakit. Aku berjalan keluar dari rumah sakit, aku tidak tau ingin kemana. Aku terus berjalan mengikuti sepanjang jalan raya, dengan kepala yang terus tertunduk.

Tin, tin, tin

"Awas!" Seseorang menarik ku dari belakang. "Lo mau mati?" Seseorang itu teriak kesal, aku pun berbalik badan.

Dia seseorang laki-laki dengan memakai baju kemeja dan celana jeans. "Lo pikir gua segila itu?" Kata ku kesal. "Lepas!" Aku menghentakan tanganku dari genggamannya.

"Terus tadi lo mau ngapain? Lo hampir ketabrak mobil." Dia berbicara tengil. "Lo abis kecelakaan? Lo mau nambah sakit lo itu?"

"Siapa bilang abis kecelakaan?" Aku membuang muka.

"Lo pikir gua bodoh, dengan perban sebanyak itu. Gua tau itu perban baru." Laki-laki itu tertawa kecil.

Aku terbungkam dengan perkataannya tadi. Dia masih saja berdiri di samping ku, entah apa yang dia mau.

"Lo ngapain masih di sini?" Aku mendesah kesal

"Lo mau kemana?" Laki-laki itu bertanya balik

Aku berbalik badan dan menghadap ke laki-laki itu "Lo gua tanya, malah tanya balik lagi. Lo ngapain masih di sini?" Suara ku mengencang sampai-sampai orang yang berlalu lalang menoleh ke arah ku

"Gua di sini nunggu lo sampai lo pergi, gua tau lo bingung kan mau kemana. Karena pikiran lo masih kacau balau." Laki-laki itu menenggak minuman yang ia pegang.

"Kenapa dia bisa tau?" Dalam hati ku bingung

"Gua mau ke rumah tante gua. Udah deh lo pergi sana!" Lagi-lagi aku membuang muka

"Gua gak akan pergi kalo lo udah gak ada di hadapan gua sekarang." Laki-laki itu menenggak minumannya lagi

Aku menghentakan kaki ku dan menyebrang jalan. Aku menoleh ke belakang, laki-laki itu masih berdiri di tempat yang sama. Lagi-lagi aku menoleh, laki-laki itu masih di sana. Ketiganya aku menoleh pandangan ku terhalang oleh mini bus, aku menghentikan jalan ku. Mini bus itu jalan kembali, dan laki-laki itu sudah tidak ada disana. Mungkin dia sudah menaiki mini bus tadi.

Aku berhenti sebentar, duduk di bangku depan taman kecil. Di taman sangat ramai sekali, aku pikir aku bisa menenangkan diri di taman kecil itu. Aku berjalan melewati ramainya anak kecil yang sedang bermain di sana. Aku tersenyum kecil saat melihat kelucuan tingkah laku anak-anak yang sedang bermain. Aku terus memandangi orang yang berlalu lalang di taman. Sampai aku melihat ayah yang sedang duduk di bangku taman dengan wanita yang sepertinya ku kenal. Aku berlari menghampiri ayah dan perempuan yang ada di sampingnya. Belum sampai aku menghampirinya, mereka sudah pergi entah kemana. Pandangan ku hilang tertutup orang-orang yang berlalu lalang.

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang