Untitled

18 5 0
                                    

Salii's POV

I just can't say any word for this day, this day is so awkward, weird, and bad at the same time.

What the hell jack doing to me?, apa yang ada difikirannya!

Ahhhh

"salii? Is I disturb you?" lei come to my room and sitting beside me.

"no, you not, I just so tired today, sorry for ignoring you"

"I am fine about that, salii, wanna share story? I see you have a hard day?"

"hmmm you know what, I just so confuse about something, can you keep this for a secret?" akupun mendekatkan wajahku padanya.

"yaaaa I like secret" diapun membalasnya dengan senyuman gembira, oh sungguh gadis yang lucu, memang dia lebih muda dariku 2 tahun tapi sungguh tingkahnya bagaikan gadis kecil yang sering bermain dengan teddy bearnya.

"okay, aku mulai dari kejadian pagi ini, kau tahu aku kesal sekali dengan kakak mu itu!"

"hah? Apa yang dia lakukan padamu hingga kau kesal padanya? Oh ayolah salii jangan kesal padanya, aku selalu merasa bahwa kakakku itu menyukaimu, kau belum punya pacar kan?"

"astaga lei, kami hanya berteman, sudahlah lupakan"

"ohya aku memasak sesuatu tadi, mau mencicipi? Tapi jangan di hina ya,"

"okay okay baby girl" akupun mengacak ngacak rambutnya gemas, aku bagai memiliki kembali sosok adikku yang telah lama ingin aku kubur dalam dalam.

Lei pun dengan sangat bersemangat menarik lenganku menuju dapur, namun aku berhenti ketika ponselku berdering.

Ku lihat caller id nya unknown number huh aku tak tahu ini siapa namun apa salahnya jika aku menjawabnya.

"ya hallo?"

"hahaha kau mengangkatnya huh?, masih ingat dengan suaraku? My lovely sister?"

Damn!! Bagaikan dihujam ribuan pisau tak kasat mata aku membeku bahkan mematung, suara ini suara yang tak pernah aku ingin ingat seumur hidupku.

"hey sister? Whats going on?, kau tak pernah bisa lari dariku sudah kukatakan itu bukan?, kaulah yang bisa menolongku keluar dari semua permasalahanku, ayolah buat ini lebih muda salii aku tau keberadaanmu"

Akupun menisyaratkan pada lei untuk meninggalkanku sendiri.

"what the fuck! Kau sebut aku saudaramu? Apa tak cukup kau telah menghabisi keluargamu sendiri? Dad? Mom? Selene? Masih tak cukup? Harus juga kau menghancurkanku?"

"oh c'mon Salii kau tahu klien ku yang satu ini bahkan telah mengincarmu sejak dulu sejak kau masih di junior high school"

Ya inilah saudara gilaku Sam, dia terlibat dalam usaha perdagangan manusia sejenis bisnis prostitusi, Selene, kakak tertuaku bahkan sudah menjadi salah satu korban kebiadaban adiknya sendiri bahkan dia tewas karena over dosis, dia terlalu sering disuntikan obat obatan dan terlalu sering dipakai oleh orang yang berbeda setiap harinya.

"sam please jangan ganggu aku, aku lelah terus berlarian dari mu, kau saudaraku seharusnya kau dapat melindungiku bukan justru membutku mati perlahan lahan"

"aku tak bisa sal, tak akan pernah bisa, semua ini juga karena Dad! Jangan lupakan fakta bahwa dia yang tak pernah bisa mencukupi keuangan keluarga kita dan akhirnya aku harus membantu keluarga kita bangun lagi dari keterpurukannya, dan hanya ini yang aku bisa lakukan"

"shit aku lebih baik hidup dalam kemiskinan dan kesusahan disbanding harus hidup berkecukupan tapi dari hasil perdagangan manusia"

"sudahlah aku tak ingin berdebat denganmu! Kau ikut aku dan hidup enak dengan kemewahan atau tetap berlari dariku?"

"kau takkan pernah bisa menemukanku sam, Bye asshole"

Akupun menutup ponsel dan melemparkannya ke kasurku.

Aku memeluk diriku sendiri yang kini kembali terluka dengan luka yang sama, dan rasanya masih tetap terasa sama, sakit dan membuatku hancur tak bersisa.

Flashback on

Mom ku tewas di malam ketika sam memaksa Selene ikut dengannya dalam usaha gilanya itu. Yang lebih mengejutkan lagi sam lah pembunuhnya, namun apa daya kami tak sanggup melaporkannya pada polisi atau apapun itu, dan dan? Sebulan setelah mom meninggal dad bagaikan mayat hidup, dia tak mau makan, minum atau apapun, dan pada akhirnya aku yang saat itu masih duduk di junior high school menemukan Dad ku tewas dengan sebuah pisau ditangannya. Dan jangan tanyakan tentang Sam tentu dia tetap menjalankan pekerjaan hinanya itu dan bahkan dia menjadikan rumah kami salah satu Basecam nya, dan aku hanya bisa diam tak berkutik, hingga pada suatu malam aku hamper dilecehkan oleh salah seorang temannya yang saat itu kutaksir berumur sekitar 20 tahunan, lelaki itu masuk kedalam kamarku ketika aku belajar dan memaksaku untuk menuruti semua kemauannya, namun dimalam itu aku beruntung ada seorang wanita yang bernama Maddi yang ternyata adalah kekasih dari pria tersebut datang dan menolongku keluar dari rumah biadab itu. Dia memberiku tumpangan untuk pergi tanpa Sam ketahui, dan membawaku ke Flatnya.

Akupun tinggal diflatnya skitar 6 bulan dan pada akhirnya memutuskan untuk pergi dan meneruskan hidupku.

Flashback off

Tok tok tok

"salii? Are you okay? Aku mendengar isakan dari kamarmu"

"uh ya aku baik baik saja, biarkan aku istirahat sebentar aku sangat lelah"

"tapi tadi kau bilang kau mau mencicipi masakanku kan?"

"iya letakkan saja di dapur nanti akan kupanaskan dengan microwave"

Akupun kembali memeluk kepingan demi kepingan diriku yang telah hancur dan kurasa terlalu sulit untuk dikembalikan lagi.

Berlari, menangis, berpindah tempat dari satu ke tempat lain, itulah yang selalu aku lakukan dalam beberapa tahun belakangan ini. Aku selalu ditolak ketika melamar pekerjaan karena mereka selalu bilang aku terlalu muda untuk bekerja, dan banyak juga yang mengira aku pengemis atau anak gelandangan yang diusir oleh orang tuaku. Banyak masa masa sulit yang telah kulalui, dan hingga sekarang itu belum berakhir.

Tetap bergelut dengan fikiran dan kenangan pahitku tanpa sadar sang mimpi menghampiriku dan memelukku kedalam dekapannya, memberikanku kebahagiaan walau hanya sesaat di dalam hangatnya mimpi indahku.

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Feb 09, 2017 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

Hard LifeOnde as histórias ganham vida. Descobre agora