2.Second Meet

28 4 1
                                    

Masa orientasi siswa sudah berakhir. Hari ini adalah hari pertama sekolah yang sesungguhnya. Kelas saat masa orientasi diacak kembali untuk kelas selama satu tahun. Keven terlihat sibuk melewati kerumunan untuk melihat namanya ada di kelas mana. Di belakangnya,Aiden mengikuti Keven yang membuka jalan sendiri.

"Eh minggir-minggir." Keven menarik kerah belakang dari satu persatu murid yang menghalangi jalannya. Tidak ada yang berani protes. Para perempuan mungkin menghindar karena mereka seperti melihat dua malaikat berparas sempurna di depan mata mereka,mereka memandangnya dengan kagum.

Sedangkan yang laki-laki,mungkin karena aura mengintimidasi dari kedua orang yang lewat ini sangat kuat,dan tinggi mereka pun diatas rata-rata. Yang satu terlihat sangar namun kuat,sedangkan yang satu terlihat dingin namun membunuh.

Merasakan ada yang mengikuti di belakangnya,Keven menoleh.

"Kalo mau liat,usaha sendiri lah jangan ngumpet dibelakang gua."

Aiden yang merasa diajak berbicara hanya diam. Dia tidak perduli dan dia malas untuk berdebat,itu bukan gayanya.

"Hmm,gua di kelas 10-4" setelah selesai melihat namanya,Keven langsung meninggalkan tempat. Terdengar bisik-bisik dari para cewek disana.

"Wah,dia kelas 10-4 semoga gue sekelas."

"Kalo sampe gue bukan 10-4,gue bakal tetep pindah kelas."

"Eh tapi masih ada satu lagi tuh,dia di kelas berapa ya?"

Aiden menghiraukan bisik-bisik para cewek tersebut dan maju untuk melihat namanya juga. Tak seperti Keven,setelah menemukan namanya,dia tidak menyebutkan kelas berapa ia ditempatkan.

Aiden berjalan menuju kelasnya,kelas 10-3 yang berarti berada di sebelah kelas Keven. Di kelas belum terlihat banyak murid yang datang karena mereka masih di depan mading tadi melihat nama-nama mereka. Ingat kan kalau Aiden dan Keven tadi mengambil jalan pintas?

Aiden memilih untuk duduk di pojok belakang kelas mengingat ia tidak suka keramaian dan hanya ingin sendiri. Sambil menunggu yang lain,ia memasang earphone di telinganya untuk mendengarkan musik sambil memejamkan matanya.

Tak berlangsung lama,kelas pun mulai terisi penuh,namun hanya bangku di sebelah Aiden yang masih kosong. Banyak siswi yang ingin mencoba duduk disebelahnya. Seperti sekarang.

"Hai,nama kamu siapa? Boleh duduk disini gak?" Aiden mendengar,namun tidak berniat untuk menjawab sedikitpun. Membuka matanya saja tidak.

Siswi-siswi tersebut mencoba bergantian sampai mendapat respon Aiden,namun tak ada satupun yang berhasil.

"Ehm,permisi kamu yang waktu itu tali sepatunya lepas kan? Aku duduk di sini ya? Soalnya bangku lain udah penuh." Aiden refleks membuka matanya mendengar suara tersebut. Ya,itu Naya.

Para siswi di kelas mereka menatap Naya iri. Ya jelas,siapa yang tidak iri? Mereka susah payah merayu Aiden namun tidak ditanggapi,tapi cewek ini bahkan membuat Aiden membuka matanya.

"Aku lupa,nama kamu siapa?" Naya bertanya kepada Aiden yang sekarang bahkan sudah membuka earphonenya.

"Aiden." Setidaknya Aiden menjawab,walaupun tetap datar.

"Oohh iya,kebetulan banget ya kita sekelas." Naya tersenyum manis.

Guru pelajaran pertama pun memasuki kelas. Hari ini belum belajar efektif,mereka masih melakukan perkenalan diri mengingat ini adalah kelas baru dan juga berkenalan dengan guru-guru yang mengajar. Tak ada yang berubah,Aiden masih tetap dengan kesunyiannya.

Bel tanda istirahat pun berbunyi,siswa siswi di kelas 10-3 berbondong-bondong keluar kelas,kecuali segerombolan siswi yang sedang menghampiri meja Aiden.

Addicted To YouWhere stories live. Discover now