Delapan : Jangan Merangkai Kebohongan

374K 19K 521
                                    

Alka memasuki sebuah PetShop yang berada di daerah Juanda.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" seorang petugas toko bertanya dengan sangat ramah.

"Saya mencari kucing."

"Mari di sebelah sini pak," si petugas mulai menyebutkan macam-macam jenis kucing yang di jual di toko tersebut.

"Saya ingin kucing paling jinak."

"Ini semua jinak pak," terang si petugas.

Alka mulai memilih kucing yang hendak ia beli. Pilihannya jatuh kepada kucing berwarna coklat muda jenis exotic, jenis kucing tersebut merupakan peranakan dari Persian yang memiliki karakteristik sifat sangat tenang dan tidak begitu aktif tetapi sangat senang dielus oleh pemiliknya.

Alka membawa kucing itu kedalam gendongannya, "kira-kira nama apa yang cocok untukmu?" Alka bertanya pada kucing yang kini ia gendong, "nanti sajalah, biar Aliandra yang nanti memberi nama untukmu. Awas saja kalau kau berani mencakarnya atau menggigitnya. Aku tidak akan segan-segan menyakitimu," ancam Alka kepada si kucing yang kini mengeong.

※※※

Aliandra menyentuh permukaan dadanya yang berdetak diluar batas normal. Ada rasa takut yang menyelimuti hatinya. Ia takut kalau Alka akan kembali berkata kasar padanya.

Apa yang harus ia lakukan kalau Alka kembali berkata kasar padanya?

Perlahan Aliandra mulai memasuki rumah, matanya mencari keberadaan Alka. Bukannya tadi Karina bilang kalau Alka sudah menunggunya di rumah? Tapi kenapa sekarang tidak ada?

"Baguslah kalau dia tidak ada," gumam Aliandra, ia mulai memasuki kamar untuk menaruh belanjaannya. Dahinya mengkerut bingung saat ada keranjang dari anyaman yang tergeletak di atas tempat tidur. Aliandra bukan main terkejutnya saat melihat apa yang ada di dalam keranjang itu. Seekor kucing berwarna coklat muda, bulunya terasa sangat halus saat di sentuh.

"Siapa yang membawamu kemari?" Aliandra bertanya pada si kucing dan tentu si kucing tidak bisa menjawab, "apa Alka yang membawamu kesini?"

Aliandra membawa kucing itu keluar kamar, ia akan mencari keberadaan Alka, ia yakin kalau yang membawa kucing ini pasti Alka. Kalau bukan Alka siapa lagi?

Mata Aliandra tertuju kearah ruang kerja Alka yang sedikit terbuka pintunya. Ia pun melongokkan kepalanya kedalam ruangan tersebut, namun ternyata ruangannya kosong. Aliandra pun kembali ke kamarnya, saat ia hendak menurunkan keranjang dari atas tempat tidur ia menemukan sepucuk kartu ucapan yang terselip di keranjang tersebut.

Maaf...

A.N.H

Hanya kata 'Maaf' yang tertulis di kartu ucapan tersebut, tidak lebih tidak kurang, namun itu sudah lebih dari cukup untuk Aliandra.

"Dia mengatakan kata Maaf, pus," Aliandra berseru senang. Saking senangnya ia tak sadar kalau kini Alka tengah berdiri di ambang pintu.

"Aliandra," panggil Alka.

Tubuh Aliandra seketika membeku, ia langsung menundukkan kepalanya menyembunyikan semburat merah yang kini menghiasi kedua pipinya.

Aliandra | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang